EFS Tesso Nilo merupakan tim yang bertugas untuk mengatasi konflik manusia-gajah di Taman Nasional Tesso Nilo. Di sana, gajah-gajah akan dilatih untuk lebih ramah terhadap manusia serta mampu menjadi komunikator bagi gajah lainnya sehingga membantu menghalau gajah-gajah liar yang masuk ke pemukiman.
Sebelumnya, saya sering mengikuti gajah Rahman melalui instagram BTN Tesso Nilo. Dalam slice video, mahout atau pelatihnya memperlihatkan perkembangan gajah Rahman yang sempat terluka akibat bertarung dengan gajah liar.
Rahman merupakan komunikator penting dalam konflik antara manusia dan gajah yang tiada habisnya. Tak heran, ketika mendengar Rahman mati diracun. Saya sangat menyayangkan tindakan tersebut. Harus ada tindakan tegas berikut sanksi berat bagi pembunuhnya.
Saat ini jumlah gajah latih di TN Tesso Nilo kian mengecil setelah Gajah Rahman mati akibat diracun. Dengan jumlah yang demikian sedikit, sudah saatnya berbagai pihak mulai peduli akan keberadaan mereka sebagai salah satu pahlawan bagi manusia dan lingkungan.
Sudah saatnya Pemerintah Peduli Kehidupan Para Gajah
Beberapa waktu yang akan datang, Indonesia akan mengadakan pemilihan umum dari level pemimpin negara hingga pemimpin daerah.Â
Sudah saatnya, para pemimpin pemimpinsaat ini hingga pasangan calon pemimpin, menjadikan lingkungan hidup sebagai aspek penting dalam pembangunan negara, salah satunya memperhatikan kesejahteraan flora dan fauna.Â
Gajah merupakan salah satu fauna penting bagi hutan. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) saat ini berada dalam status Kritis (Sangat Terancam Punah) dalam daftar merah spesies terancam punah yang dikeluarkan oleh Lembaga Konservasi Dunia --IUCN).
Padahal, Gajah Sumatera merupakan hewan dilindungi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Keberadaan gajah, bukan hanya bermanfaat untuk lingkungan yakni sebagai penebar benih pepohonan melalui kotoran maupun makanan. Tetapi juga bermanfaat menengahi perseteruan antara manusia dengan gajah liar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya