Meski semua alasan itu masuk akal, namun saya rasa makanan-makanan tersebut juga tidak dikonsumsi setiap hari. Sepengetahuan saya, bekal tersebut hanya dibuat saat ada kegiatan berenang atau aktivitas out door saja.Â
Biasanya, alasan kepraktisan menjadi hal utama yang ddipilih para ibu saat menyiapkan bekal nasi dan mie goreng. Bisa jadi pula, budget minimum menjadi alasan lainnya.Â
Daripada anak kelaparan, mending tetap dibawakan bekal meski itu mie goreng dan nasi. Yang penting mengenyangkan.
Dalam artikel ini, saya tidak menjustifikasi kedua belah pihak baik warganet pro maupun yang kontra terhadap pemilihan bekal nasi dan mie goreng. Tentu, semuanya disesuaikan dengan kondisi dan memiliki kelebihan hingga kekurangan.
Menurut saya, yang salah dari pertanyaan itu karena si warganet tersebut berkesan salty dan menjustifikasi sehingga membuat pembacanya menjadi terganggu dan berkeinginan untuk mengomentari balik.Â
Pesan saya sebagai pengguna media sosial, ketika hendak memberi pendapat, lakukan menggunakan kalimat-kalimat yang baik dan minim justifikasi sehingga tidak salah tafsir dan menimbulkan penolakan.
***
Well, dari gonjang-ganjing pendapat di media sosial, kita jadi bisa mengambil berbagai perspektif. Belajar memilih makanan mana yang bisa diberikan kepada anak saat mereka beraktivitas di luar rumah atau sekolah.Â
Semuanya dikembalikan pada kemampuan masing-masing, entah dari segi keuangan maupun waktu menyiapkan. Salam hangat dari Nurul Mutiara R.A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H