Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menangkap Senja dari Taman Nasional Danau Zamrud

17 April 2023   03:35 Diperbarui: 17 April 2023   05:22 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi jadesta.kemenparekraf.go.id

Berbeda dengan pemandangan dari Pekanbaru tadi yang berisi pepohonan sawit. Kali ini, kanan kiri merupakan pohon-pohon alam, pepohonan khas hutan gambut. Jika beruntung, kami bisa melihat satwa liar lewat di jalan tersebut karena itu memang habitat mereka. Namun, sayangnya saya belum beruntung.

Setelah kurang lebih memakan waktu 1 jam, akhirnya kami tiba di titik penjemputan. Di sana sudah ada dua kapal pompong milik BBKSDA Riau yang menunggu.

Dokumentasi Nurul Mutiara R.A
Dokumentasi Nurul Mutiara R.A

Dengan tergopoh-gopoh, saya mulai naik ke kapal disusul teman-teman yang lain. Ya, hari itu, kami melakukan trip media menyusuri beberapa tempat di Riau, termasuk Danau Zamrud, sebuah perairan alami yang Tuhan buat di Desa Dayun.

Danau Zamrud terdiri dari 2 danau yang berdekatan. Kedua danau tersebut bersisihan satu sama lain yaitu Danau Besar dengan luas 2.416 ha, dan Danau Bawah dengan luas 360 ha. Orang setempat biasa menyebut danau sebagai tasik. Jadi jangan bingung ketika ada yang mengatakan tasik besar atau tasik bawah.

Belum banyak orang tahu mengenai danau alam yang satu ini. Cobalah untuk bertanya mengenainya, saya jamin, tak ada yang tahu bahwa di bumi Lancang Kuning terdapat sebuah danau gambut terbesar 2 dunia.

What, Danau Gambut terbesar 2 dunia? Thats, right. Itu dia!

Sebelumnya, saya juga tak pernah tahu mengenai danau cantik ini. Tiap kali ditanyai mengenai danau, pasti yang terbesit di otak, kalau tidak nama Toba, ya, Sentarum. Mungkin, saya memang kurang jauh main.

Selepas naik pompong, kami bergerak melewati berbagai vegetasi khas rawa gambut. Bermacam jenis burung bersahutan, kicaunya berlomba dengan deru mesin kapal pompong yang membelah air berwarna merah kecoklatan.

Dokumentasi Nurul Mutiara R.A
Dokumentasi Nurul Mutiara R.A
Itu perjalanan pertama saya naik kapal pompong, menemukan keindahan khas hutan gambut yang masih tersisa dari banyaknya hutan yang telah bertransformasi menjadi lahan sawit.

Hari itu saya bahagia sekaligus khawatir. Saya bahagia karena menemukan sebuah permata tersembunyi yang masih bersih dan cantik. Namun pada sisi yang lain saya merasa khawatir dengan masa depan danau dan bentang alam yang menyelimutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun