Seekor kucing abu mengeong pelan dibawah rombong berwarna biru.Â
Wajahnya pucat pasi sembari menahan lapar yang telah memburu.Â
Dengan ratapan gelisah ia berupaya melakukan dialog dengan para manusia. Mengeong.
Sesekali tubuh kurusnya memutari kaki-kaki para pembeli berharap diberi kasih.Â
Seekor kucing hitam lalu ikut nimbrung. Tubuhnya yang dekil dan bulunya yang kasar ikut berharap diberi, bersaing dengan si abu.Â
Dua potong ikan bandeng diberikan oleh satu manusia baik. Ia mengelus kucing-kucing itu dengan manis.
Ikan itu dipungut kucing hitam, entah dibawa kemana. Mungkin akan dibagikan kepada anak-anaknya yang juga kelaparan menunggu kehadirannya.
Andai aku menjadi kucing, apakah aku akan lari atau berani meminta barang secuil tulang?Â
Andai aku menjadi kucing, mungkin rasanya aku akan mudah bersyukur atas kemurahan Tuhan yang memberi kehidupan
Bersyukur itu perlu. Tak perlu berandai jadi kucing. Cukup jadi diri sendiri dan beri kemurahan hati pada makhluk yang membutuhkan.Â