Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Neko Menghilang tanpa Berpamitan

19 Januari 2022   11:22 Diperbarui: 19 Januari 2022   12:52 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neko (dokumentasi Pribadi) 

Pertemuan itu bermula ketika Bapak dan Ibu pergi ke acara nikahan saudara di Jogja. Seekor kucing coklat gemuk terlihat menjilat-jilat sisa makanan di tempat sampah. Kucing coklat itu tak bertuan dan terlihat kelayapan sembarangan. 

Melihat tingkah dan wujudnya yang menggemaskan, ibu berinisiatif membawa kucing coklat itu ke Pekalongan. Beliau berkeinginan menjadikan ia teman bagi kucingku yang lain. Si Cubit.

Menurut bibi, kucing coklat itu campuran antara kucing Anggora dan domestik. Bisa dilihat dari bentuk tubuh yang gempal dengan tulang kaki yang besar. Ia sebenarnya lahir sebagai dua bersaudara. Tapi, satu saudaranya hilang entah kemana.

Neko (coklat) dan Cubit (Abu) serupa tapi bukan bapak anak (dok.pri) 
Neko (coklat) dan Cubit (Abu) serupa tapi bukan bapak anak (dok.pri) 

Well, si kucing coklat cukup beruntung. Andai ia tak dibawa oleh ibuku hari itu, mungkin ia sudah menjadi penghuni jalanan karena dibuang oleh paman yang tak suka kucing. Yeah, he is so lucky!

Ketika sampai di rumah, si kucing coklat terlihat ketakutan. Ia hanya diam di pojok ruang dan sesekali mengeong saat kelaparan. Tapi setelah beberapa minggu mengenal lingkungan barunya, barulah ia mau didekati dan diajak bermain.

Adikku menamai si coklat dengan panggilan "Neko" yang dalam Bahasa Jepang juga berarti kucing. Neko sangat antusias. Ia cekatan. Tiap kali digendong karena gemas, ia akan mengeong.

Di rumah, Neko selalu mendapatkan makanan yang lebih dari cukup, sama seperti si Cubit. Dengan demikian, ia terlatih menjadi kucing baik yang tak pernah usil mencuri atau suka naik ke meja untuk mengendus makanan.

Siapa lagi kalau bukan ibuku yang memanjakannya. Tiap waktu, ibuku bahkan rutin memandikan Neko dan tak membiarkan ia keluyuran ke luar rumah. Takut hilang diambil orang karena letak rumah kami yang berada di dekat jalan.

Suatu malam, karena kondisi Neko yang tak betah di dalam rumah, akhirnya bapak inisiatif membiarkan ia keluar untuk bermain. Kebetulan, di depan rumah juga banyak kucing milik tetangga sehingga ia akan memiliki teman bermain.

Neko sedang bermain di halaman rumah (Dok.Pri) 
Neko sedang bermain di halaman rumah (Dok.Pri) 

Setiap keluar dari rumah, Neko selalu tertidur di bawah kursi yang sudah tak terpakai di samping rumah. Itu sudah berjalan sekitar 3 bulanan. Namun pada suatu pagi, ia tak terlihat. Di cari dimana pun, wujud gemasnya tetap tidak ditemukan.

Tiga hari sebelumnya Neko memang terlihat tak sehat. Ia tak mau makan dan selalu lemas. Bapak berniat untuk membawanya ke klinik hewan pagi itu. Tapi ia menghilang.

Ibuku panik bukan main. Sembari berteriak memanggil namanya, tetap saja tak ditemukan ada tanda-tanda keberadaannya. Bapak juga waktu itu mencari kemana-mana. Tiap rumah tetangga ditanyai, siapa tahu melihat Neko. Namun hasilnya tetap nihil. 

Sampai sekarang, 19 Januari 2022, Neko belum ditemukan juga. Menurut Bapak, kalau enggak diambil orang, mungkin Neko bersembunyi karena ia tahu tak bisa hidup lama lagi. Pernah dengar kan cerita kalau kucing bakal bersembunyi menjelang ajalnya tiba.

Berdasarkan informasi dari kompas.com, kucing yang sedang sakit atau menua akan cenderung mencari tempat yang sejuk dan tertutup untuk beristirahat. Mereka akan menjauh dari keriuhan dan menghindar dari manusia. Tak heran, kita jarang menemukan bangkai kucing yang mati karena sakit kecuali ia memang dikurung.

Ah, rasanya nyesek tiap kali mengingat momen gemas Neko selama ini. Apalagi dia termasuk kucing baik. Tidak pup sembarangan, tidak pernah mencakar dan membuat keributan di rumah. 

Berkenaan dengan hewan peliharaan, beberapa orang pernah mengatakan padaku bahwa kehilangan hewan bisa kapan pun terjadi, terlebih untuk kucing yang terbiasa hidup di alam liar.

Ya, namanya juga makhluk hidup, ada masanya mereka akan sakit dan tua. Dengan demikian, mempersiapkan mental saat mereka pergi adalah keharusan.

Well Neko, sampai hari ini kamu memang belum ditemukan. Namun, dimanapun kamu, entah dipelihara oleh orang lain atau pulang ke tangan-Nya, aku dan keluarga berharap kamu bahagia.

Yup. Berpamitan atau tidak, kami memang harus bersiap untuk merelakanmu pergi. Terima kasih sudah menjadi anabul yang baik selama beberapa waktu.  For all, Good bye, Neko, My Lovely Cat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun