Hal yang perlu kita pahami, perubahan iklim terjadi akibat terendapnya gas-gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (H CFCs) perfluorokarbon (PFCs) dan sulfur heksafluorida (SF6) secara berlebihan yang kemudian menimbulkan peningkatan suhu secara signifikan.
Meningkatnya suhu di bumi berdampak pada ketidakstabilan ekosistem. Salah satunya menyebabkan es yang ada di wilayah kutub mencair. Bila es terus mencair maka volume air laut juga bertambah. Hal ini mempertinggi risiko terjadinya bencana alam seperti banjir bandang, gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, angin puting beliung dan rob di wilayah pesisir.
Masih ada cara yang bisa kita usahakan agar bumi kembali stabil yakni dengan mendukung Net Zero Emissions melalui aktivitas harian kita. Semuanya bisa dimulai dari rumah, dari komunitas terkecil bernama keluarga.
Mari Dukung Net Zero Emissions mulai dari Rumah!
Pertama kali mendengar istilah Net-Zero Emissions (NZE), aku kira itu sebentuk upaya secara ekstrem untuk me-nolkan jumlah emisi karbon yang ada di atmosfer. Tapi ternyata bukan demikian.
Net Zero Emissions lebih pada tindakan untuk menetralkan Co2 agar terserap secara seimbang melalui teknologi maupun aktivitas-aktivitas yang lebih ramah lingkungan. Kabar baiknya, setiap individu bisa berpartisipasi mendukung NZE bahkan orang awam sekalipun.Â
Berikut aktivitas yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan emisi karbon. Semuanya bisa dimulai dari keluarga, lho!
Bijak Penggunaan Bahan Bakar fosil
Emisi gas rumah kaca sebesar 70 % disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil melalui sektor listrik, industri, transportasi dan rumah tangga. Dengan demikian, bijak menggunakan bahan bakar fosil bisa meminimalisir terlepasnya emisi karbon di udara. Bijak menggunakan bahan bakar fosil bisa dilakukan dengan cara,
- Menggunakan transportasi publik sehingga jumlah penggunaan kendaraan pribadi terkurangi.
- Menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda, bila perlu menerapkan kebiasaan jalan kaki layaknya orang Jepang atau Belanda.
- Hemat penggunaan gas dengan memasak seperlunya.
- Memanfaatkan energi terbarukan seperti penggunaan solarcell, biofuel hingga biogas dari kotoran sapi.
Dari poin-poin di atas, keluargaku sudah menerapkan poin pertama hingga ketiga karena poin ke-4 memang belum banyak di kembangkan di Pekalongan, tapi sudah diusahakan di beberapa wilayah lain.