Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

La Noria: Animasi Short Horor Movie yang Menyentuh Hati

11 Juli 2021   16:16 Diperbarui: 11 Juli 2021   16:32 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Variety.com

"Film horor tapi menyentuh hati, emang ada?"

Ketika aku mengatakan kata "film horor", kira-kira apa yang pertama kali terbesit di benakmu? Mungkin saja kamu membayangkan adegan berisi jumpscare yang bakal menghardik jantung dan menghantui tidurmu tiap malam.

Bila kamu membersit demikian, Toss!! Itu berarti kita satu pemikiran. Awalnya aku juga punya bayangan semacam itu. Film horor akan selalu relate dengan muka seram serta jumpscare. Namun, ketika menemukan film berjudul La Noria melalui kanal youtube, pikiranku kemudian berubah.

La Noria, tatkala menonton film pendek tersebut hingga habis, aku merasakan bahwa animasi ini bukan cerita bergenre horor yang berkeinginan menciptakan mimpi buruk bagi para penontonnya, tetapi memberi amanat yang sangat dalam. Amanat mengenai depresi dan cara mengobatinya.

Kita tahu bahwa depresi bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan dengan mudah melalui obat puskesmas atau dokter. Penyakit mental ini hanya mampu diobati dengan penerimaan diri dan dukungan dari orang-orang terdekat. Tanpa ada keduanya, penderita cenderung sukar sembuh karena ia terus menyimpan kesedihan dalam kurun waktu lama.

Menukil informasi dari Health Kompas, gejala depresi karena kematian orang tercinta ini biasa disebut sebagai Prolonged Grief Disorder. Cukup asing ya di telinga. Biasanya, kesedihan yang dialami penderita panyakit mental ini tersimpan lama dalam hati dan dipikirkan secara berlatut-larut sehingga menciptakan luka mengangga yang tak terlihat.

Beberapa waktu ini, kita lebih sering mendengar berita kematian akibat Korona di media sosial. Dari banyaknya kematian yang hadir, tentu saja menyisakan rasa sakit bagi keluarga yang ditinggalkan. Bisa jadi, kondisi tersebut memunculkan lebih banyak orang terkena Prolonged Grief Disorders. Mereka kehilangan sosok tercinta yang menggoreskan luka batin.

La Noria bisa jadi mewakili tiap perasaan yang tengah berduka itu. Mereka yang belum menerima kepergian orang tercinta dan memilih menyimpan kesedihan dalam bentuk luka menganga. Ya, barangkali melalui ulasan ini, sedikit banyak mampu membuat kita aware bahwa mental illness itu nyata. Ia bisa menetap pada diri siapapun tanpa terkecuali.

Oke, now we back to the story. 

La Noria atau Kincir Ria merupakan sebuah film pendek yang disutradarai oleh Carlos Baena. Baena sendiri merupakan seorang animator profesional yang berasal dari Spanyol. Menurut  info dari Tirto.id, dia pernah ikut serta menggarap film Pixar seperti Finding Nemo, The Incredibles, Cars, Ratatouille, dan Toy Story 3.

Dengan demikian, film animasi pendek ini tak akan pernah mengecewakan penonton yang melihatnya, sebab kita tahu bahwa track record projek animasi yang Baena garap sudah diakui kualitasnya. Hal itu terbukti dari ide dan pengembangan cerita dalam short movie horor ini.

Ide cerita La Noria erat kaitannya dengan depresi dan sebuah penerimaan terhadap luka karena kehilangan seseorang. Film ini memiliki musik, visual efek, dan detail-detail yang menakjubkan. Aku bahkan rela mengulangnya berkali-kali, hanya untuk melihat ending epik dan "mengharukan" di dalamnya. 

Apakah kamu sudah pernah menontonnya juga? Jika belum, melalui ulasan kali ini aku akan menceritakannya dan sedikit menambahkan kesan pesanku sebagai penikmatnya.

Cerita dimulai pada scene seorang bocah laki-laki dengan mainan kincirnya yang belum sempurna. Wajah bocah itu menyiratkan rasa duka serta kesuraman. Entah apa alasannya, ia seperti mencoba merakit mainan kincirnya agar sempurna. Namun, karena emosi negatif yang ia miliki memuncak, justru membuat kincir ria miliknya hancur berantakan.

Ketika bocah itu meratapi perasaannya, tak sengaja salah satu komponen besi dari kincirnya menggelinding masuk ke dalam kolong tempat tidur. Ia mulai mendekati, berniat mengambil, namun yang ia dapati justru besi tersebut hilang. Dari sinilah semua kehororan itu dimulai.

Sumber gambar : Screenshoot Youtube La Noria
Sumber gambar : Screenshoot Youtube La Noria

Bocah itu mulai diikuti oleh kegelapan dalam bentuk monster-monster yang menakutkan. Monster-monster itu kemudian mulai mendekatinya. Dengan ketakutan luar biasa, bocah itu berlari sekenanya. Ia berusaha bersembunyi, menghindar menuju ruangan yang ia anggap aman.

Namun sayangnya, tiap ruang memiliki monster. Well, lalu bagaimana nasib si bocah selanjutnya? Aku gak akan spoiler. Coba deh lihat full filmnya di youtube dengan kata kunci "La Noria". Dijamin gak bakal menyesal.

***

Setiap kali bosan dengan pekerjaan, aku pasti selalu menyempatkan diri mencari hiburan yang mampu merefreshing kembali pikiran. Entah dengan jalan-jalan santai, mendengar musik, rebahan dan menonton film. Biasanya, aku menyukai film dengan genre horor, thriller atau detektif.

Nah, saking seringnya aku mencari trailer film-film animasi terbaru, youtube sampai merekomendasikan sebuah film animasi karya Carlos Baena ini. Pertama kali kulihat posternya, aku kira bakal menawarkan adegan jumpscare yang membuat kapok jantung dan mata. 

Ternyata, pemikiranku keliru. Aku justru terisak. Sampai harus bersembunyi di balik selimut supaya tak diketahui orang lain (malu soalnya kalau ketahuan lagi nangis hihi)

Bagiku, La Noria tak sekadar "cerita sekali duduk" yang ketika selesai ditonton tak bermakna apa-apa. Film pendek ini telah membuatku sadar bahwa setiap orang pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidup. Tak dipungkiri, depresi lekat dengan manusia. Ia akan terus mengganas jika tak diobati dengan penerimaan.

"Kita semua pasti memiliki momen dalam hidup ketika apa yang kita lakukan berjalan tidak semestinya. Semuanya akan terlihat seperti pecahan-pecahan masalah yang berserakan. Di sinilah keberanian Anda dibutuhkan. Kemampuan untuk mengubah sesuatu yang gelap menjadi sesuatu yang luar biasa indah. Itulah inti dari La Noria." (Carlos Baena)

Demikian kalimat yang diungkapkan oleh Baena untuk film La Noria ini. Dia mampu mengemas cerita horor yang berbeda. Bagi yang merasa ngeri dengan poster, tentu saja akan berubah menitikkan air mata saat melihat ending. Aku pun demikian. Apalagi ditambahi musik apik karya Johan Soderqvist, menambah suasana haru berkali-kali lipat.

Tentu, untuk membuat proyek animasi semacam ini, Baena dan animator yang lain tak bisa main-main. Ada kerja-kerja luar biasa sebagai tim. Meski hanya berdurasi 12 menitan dan tak ada dialog di dalamnya bukan berarti film ini sulit dipahami. Justru, dari sanalah keunikan menguar.

Kalau aku kata, film animasi ini memang sangat matang digarap. Bisa dilihat bagaimana ekspresi tokoh, kerapian story, keserasian antara musik dan tiap adegan serta grafis yang memanjakan mata. Semua itu membutuhkan waktu untuk merisetnya. Tak heran, La Noria berhasil menyabet berbagai penghargaan. 

Sumber gambar : Vimeo.com
Sumber gambar : Vimeo.com

Untuk La Noria, Selamat, animasi ini telah membuatku menangis tersedu-sedu saking haru dan bagusnya. Aku mengakui bahwa visual efek, musik, dan ide cerita di dalamnya layak dinikmati setiap orang dan mendapatkan banyak penghargaan. Kalau saja ia dihadirkan dalam pekan animasi sebagai film pendek favorit, aku adalah manusia pertama yang bakal mendukungnya naik. 

Well, Gaes! Untuk kamu yang menyukai film horor atau film penuh makna, silahkah menikmati sendiri La Noria. Tapi ingat, saat menontonnya, jangan lupa siapkan tisu ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun