Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Pindang Tetel, Kuliner Pekalongan yang Nggak Ada Pindangnya

20 Mei 2021   15:34 Diperbarui: 20 Mei 2021   15:36 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah saya selisik lebih jauh, Pindang Tetel memang bukan makanan yang berbahan utama ikan pindang. Ia merupakan singkatan dari Paling Enak Daging Tetel yang berarti bakal cocok bila disajikan dengan isi tetelan daging. Lah, pantes gak ada bahan pindangnya. Lha wong rupanya itu singkatan! 

Menukil informasi dari Cintapekalongan.com, Pindang Tetel berasal dari Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan. Ide awal kuliner ini bermula ketika masyarakat mencari masakan yang cocok dengan bahan kluwak yang kala itu melimpah ruah.

Saking melimpahnya si kluwak dan bingung hendak dibuat apa, beberapa warga berinisiatif melakukan riset kuliner. Kluwak dicampur tempe ternyata kurang cocok. Kemudian dengan tahu goreng, tetap saja tak cocok.

Setelah beberapa kali coba-mencoba bahan (trial and eror gitulah), faktanya kluwak berjodoh bila disandingkan dengan daging, kulit atau tetelan sapi. Tentu, ini menjadi berita gembira bagi masyarakat daerah Ambokembang. Melalui trial and eror itu terciptalah kuliner khas yang turut direkomendasikan saat ada wisatawan datang ke Pekalongan.

Well, sesuai judul, karena memang tidak ada ikan pindangnya sama sekali, maka saya ingin sedikit mendedah isian dari kuliner lezat ini. Ya, paling tidak supaya pembaca bisa mengenalnya.  Kan ada tuh pepatah yang bilang kalau tak kenal maka tak sayang, kalau tak sayang, gimana mau memakannya coba?

Pindang Tetel memang mirip dengan Rawon. Bahkan beberapa ulasan menyebutnya sebagai Rawonnya Pekalongan. Tapi tetap kok, Pindang Tetel memiliki perbedaan dengan Rawon yakni dari segi kekentalan kuah dan isiannya. 

Sumber : Editan Pribadi
Sumber : Editan Pribadi

Isian yang pertama adalah Kerupuk Usek. Pernah mendengar mengenainya? Usek merupakan kerupuk khas Pekalongan yang digoreng tidak menggunakan minyak melainkan menggunakan pasir.

Di Pekalongan, usek cukup dikenal dan biasa disajikan ketika berkumpul bersama teman-teman. Semisal dimakan bersama sambal rujak buah dan makanan tradisional lainnya. Rasanya? Asin dan bertekstur kering karena digoreng dengan pasir. 

Katanya nih, Pindang Tetel tak bisa diberi kerupuk yang digoreng menggunakan minyak karena akan mengurangi rasa khasnya. Entahlah itu benar atau tidak. Yang pasti, Usek goreng pasir memang mantap bila dicampur dengan kuah Pindang Tetel. 

Baiklah, isi selanjutnya dari Pindang Tetel adalah taoge. Yap, sayuran ini memang umum bila dicampurkan dengan makanan berkuah seperti bakso atau soto. Bila taoge sudah dimasukkan ke kuah Pindang Tetel, ada aroma khusus yang menguar dan membuat ngiler. Yummy. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun