Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Ibu yang Keras, Aku Belajar Menjadi Calon Ibu yang Lembut

6 Desember 2020   23:01 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:38 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran 1000 HPK yang selalu menjadi perhatian para ibu (Sumber : Kemenkes)

Nah, yang akan aku garisbawahi melalui artikel ini adalah tentang sosok ibu yang memiliki pola pengasuhan tak ideal. Dalam arti, aku ingin bercerita mengenai pengalamanku hidup bersama ibu yang cenderung keras dan egois. 

Meski karakter ibuku demikian, namun beliau adalah sekolah pertama bagiku. Ibu secara tak langsung mengajarkanku untuk mandiri, peduli dan bersikap lembut. Sebentuk sifat yang kontradiktif dengan beliau bukan?

Belajar dari Pursuit of Happyness tentang Menjadi Orangtua yang Baik

Menyoal pola pengasuhan ibu, aku jadi teringat film yang diperankan oleh Will Smith berjudul "Pursuit of Happyness". Konon katanya, film itu merupakan kisah nyata dari tokoh bernama Chris Gardner, seorang broker saham dan pengusaha sukses dari Amerika yang menginspirasi banyak orang.

Memang, Pursuit of Happyness tak berkisah mengenai seorang ibu. Namun melalui stori yang dibangun, film tersebut berkisah tentang seorang ayah yang mencintai putranya meski ia tumbuh melalui lingkungan keluarga yang keras.

Sedikit berkisah mengenai Chris Gardner dalam Pursuit Of Happyness. Ternyata, ia memiliki ayah pemabuk dan sangat temperamen. Jika emosi, ayah Chris tak segan melakukan kekerasan terhadap ia dan ibunya. Selama bertahun-tahun, Chris kecil hidup dalam balutan rasa takut.

Karakter ayah yang keras membuat Chris menyadari agar tak melakukan tindakan yang sama ketika ia memiliki anak. Dan itu semua terbukti. Meski awalnya keadaan Chris dan keluarga cukup berantakan karena masalah keuangan, tetapi ia tak pernah menyerah.

Sumber gambar : Weebly
Sumber gambar : Weebly

Chris pernah berjanji pada diri sendiri bahwa ia akan membahagiakan anaknya dengan cara apapun. Salah satunya bisa dilihat melalui kerja keras yang ia lakoni demi memenuhi kebutuhan buah hatinya. Ia selalu berlari, mengejar apapun yang mampu ia lakukan, agar menjadi ayah yang ideal bagi anaknya. Sungguh mengharukan!

Tumbuh dari lingkungan yang keras dan toxic tak lantas membuat Chris menjadi sosok seperti ayahnya. Ia justru menjadi ayah penyayang yang menjadikan anaknya--Christopher Gardner Jr--sebagai  sumber kekuatan dalam meraih kehidupan yang lebih baik.

Dalam kehidupan nyata, sosok orang tua bermasalah layaknya ayah Chris bukan hanya  ilusi semata. Di beberapa media sosial misalnya, aku bisa dengan mudah mendapati cerita pengalaman menghadapi ibu atau ayah yang bermasalah. Jumlahnya ternyata cukup banyak.

Meski demikian, banyak anak-anak yang lahir dari orang tua bermasalah memilih untuk memutus mata rantai perilaku orangtua mereka dengan belajar parenting sejak dini. Entah melalui kanal-kanal online, film, buku-buku, atau komunitas. Akupun demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun