Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Ibu yang Keras, Aku Belajar Menjadi Calon Ibu yang Lembut

6 Desember 2020   23:01 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:38 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kita tidak bisa memilih dilahirkan oleh seorang ibu yang seperti apa, namun kita bisa memilih hendak menjadi seorang ibu yang bagaimana”

Bagi seorang anak, tak ada kisah yang lebih sempurna dikenang selain kisah bersama dengan ibu berkarakter lembut dengan masakan-masakannya yang lezat. Itu merupakan masa-masa yang mampu membuat tiap orang bersyukur atas anugerah memiliki hidup. Bernostalgia dengan senyum.

Seorang ibu merupakan sosok paling penting bagi perkembangan fisik dan mental anak. Ibu yang hebat akan melahirkan generasi yang hebat. Ibu yang tak mudah menyerah akan menghasilkan generasi yang tak menyerah pula.

Wajar rasanya jika banyak orang menyebut ibu sebagai “Madrasah” bagi anak. Sebab, beliau merupakan tempat pertama bagi anak bersekolah dan mengampu pahit manisnya kehidupan.

Apabila dilihat lebih mendalam, peranan ibu begitu besar bagi anak. Beliau bukan hanya berkontribusi dari sisi edukasi saja, tetapi juga kesehatan mental dan fisik. Pernah mengenal istilah 1000 Hari Pertama Kehidupan? Dalam masa 1000 hari pertama, seorang ibu akan berjuang mati-matian melindungi si buah hati.

Gambaran 1000 HPK yang selalu menjadi perhatian para ibu (Sumber : Kemenkes)
Gambaran 1000 HPK yang selalu menjadi perhatian para ibu (Sumber : Kemenkes)

Tentu, itulah mengapa masa-masa 1000 hari pertama disebut sebagai waktu emas bagi tiap anak, sebab pada waktu tersebut, mereka tengah tumbuh dengan sebaik-baiknya. Para ibu tidak akan pernah membiarkan bayi yang dikandungnya mengalami stunting atau kekurangan gizi.

Setiap ibu akan berusaha mengonsumsi makanan bernutrisi, merawat janin dengan penuh cinta serta akan menanti buah hati lahir ke dunia. Mereka enggan peduli lagi soal penampilan fisik, sakit selama mengandung serta rasa lelah tatkala merawat bayi selepas melahirkan. Hal utama terbesit pada benak ibu pastilah kebaikan-kebaikan bagi anaknya.

Tak heran, para ibu akan rela bolak balik ke posyandu, memantau tiap detail perkembangan bayi tanpa lelah. Setiap hari, demi mencukupi nutrisi si jabang bayi, ibu akan membeli makanan-makanan terbaik. Semua itu dilakukan agar anak yang dikandung mampu tumbuh menjadi manusia sehat dan kuat.

Bersyukurlah jika sejak kecil kamu dikaruniai seorang ibu yang lembut dan rela memberikan kebahagiaan untukmu, karakter ideal yang diinginkan setiap anak. Beliau merupakan sosok yang layak untuk disyukuri dan dicintai oleh kita sampai kapan pun. 

Berbicara mengenai ibu, ternyata tidak semua anak memiliki sosok ideal seperti yang diharapkan. Ada berbagai macam pola pengasuhan yang para ibu lakukan kepada anak-anak mereka. Ada yang lembut, ada yang tegas, ada yang keras bahkan cenderung toxic. Pada akhirnya, pola pengasuhan itulah yang menentukan bagaimana karakter anak terbentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun