Mohon tunggu...
MUTIARA NURPADILAH
MUTIARA NURPADILAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia yg ceria

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bj. Habibie, salah satu tokoh sains dan teknologi dari Indonesia.

19 Januari 2025   17:43 Diperbarui: 19 Januari 2025   18:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bj. Habibie, salah satu tokoh sains dan teknologi dari Indonesia.

Nama Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih akrab dikenal sebagai BJ Habibie, adalah sosok yang melekat di hati masyarakat Indonesia sebagai seorang ilmuwan, teknokrat, dan presiden ke-3 Indonesia. Lebih dari sekadar seorang pemimpin negara, Habibie adalah simbol kejayaan anak bangsa dalam ranah sains dan teknologi. Dalam artikel ini, kita akan menggali perjalanan hidup Habibie, kontribusinya di dunia teknologi, serta warisannya yang menginspirasi generasi muda.

Awal Kehidupan dan Pendidikan

BJ Habibie lahir pada 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan. Ia merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Ayahnya, Alwi Abdul Jalil Habibie, adalah seorang ahli pertanian, sementara ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardojo, adalah seorang perempuan yang sangat mendukung pendidikan anak-anaknya.

Kecintaan Habibie pada ilmu pengetahuan sudah terlihat sejak kecil. Ia gemar membaca buku dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika ayahnya meninggal pada tahun 1950, ibunya memutuskan untuk pindah ke Bandung dan mendukung pendidikan Habibie serta saudara-saudaranya.

Habibie menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Kristen Dago, Bandung. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum akhirnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Jerman di RWTH Aachen. Di sana, ia mengambil jurusan teknik penerbangan, sebuah bidang yang saat itu masih jarang diminati oleh anak-anak Indonesia

Perjalanan Karier di Jerman

Setelah menyelesaikan studi sarjana dan master, Habibie melanjutkan ke jenjang doktoral. Ia meraih gelar doktor teknik penerbangan dengan predikat summa cum laude. Selama masa studinya, Habibie menunjukkan dedikasi luar biasa, bahkan ia dikenal sebagai mahasiswa yang bekerja hingga 16 jam sehari.

Setelah lulus, ia bergabung dengan Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), sebuah perusahaan industri penerbangan terkemuka di Jerman. Di sana, ia terlibat dalam berbagai proyek pengembangan pesawat terbang. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah Habibie Factor atau Crack Progression Theory.

Penemuan ini berfokus pada bagaimana retakan kecil pada material pesawat dapat dikontrol sehingga tidak menyebabkan kerusakan fatal. Teknologi ini membuat pesawat menjadi lebih ringan, hemat bahan bakar, tetapi tetap aman. Penemuan ini menjadi dasar desain modern banyak pesawat terbang hingga kini.

Kembali ke Indonesia

Pada tahun 1974, BJ Habibie memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah diminta oleh Presiden Soeharto. Habibie diberi tanggung jawab untuk memimpin pengembangan teknologi nasional sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Salah satu pencapaian besarnya adalah mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang sekarang dikenal sebagai PT Dirgantara Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, IPTN berhasil merancang dan memproduksi pesawat N-250 Gatotkaca, pesawat turboprop pertama yang sepenuhnya dibuat oleh bangsa Indonesia. Pesawat ini menjadi simbol kebanggaan nasional, meskipun proyek tersebut akhirnya terhenti akibat krisis ekonomi pada tahun 1997.

Kepemimpinan sebagai Presiden

Pada tahun 1998, BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai Presiden Indonesia di tengah situasi krisis ekonomi dan politik. Masa jabatannya yang singkat, hanya 17 bulan, justru diisi dengan reformasi besar-besaran.

Beberapa pencapaiannya sebagai presiden meliputi:

  • Demokratisasi: Habibie mendorong kebebasan pers dan memberikan ruang bagi berbagai partai politik untuk berkembang.
  • Pemulihan Ekonomi: Ia mengambil langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan memperbaiki kondisi perbankan.
  • Referendum Timor Timur: Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum, yang akhirnya memutuskan untuk merdeka

Warisan dalam Pendidikan dan Teknologi

Setelah tidak lagi aktif dalam politik, Habibie tetap berkontribusi dalam dunia pendidikan dan teknologi. Ia mendirikan The Habibie Center, sebuah lembaga pemikir (think tank) yang fokus pada pengembangan demokrasi, hak asasi manusia, dan teknologi.

Habibie juga aktif memberikan motivasi kepada generasi muda. Ia sering mengingatkan pentingnya pendidikan tinggi, riset, dan inovasi sebagai pilar kemajuan bangsa.

Inspirasi yang Abadi

BJ p adalah simbol bahwa anak bangsa mampu bersaing di kancah global. Ia tidak hanya menginspirasi melalui prestasinya, tetapi juga melalui sikap rendah hati dan cintanya pada ilmu pengetahuan.

Kecintaannya terhadap almarhum istrinya, Ainun Habibie, juga menjadi cerita yang sangat menyentuh hati banyak orang. Kisah cinta mereka diabadikan dalam film “Habibie & Ainun,” yang menggambarkan bagaimana Ainun selalu mendukung perjuangan Habibie.

Habibie percaya bahwa ilmu pengetahuan harus diiringi dengan keimanan dan akhlak yang baik. Salah satu kutipan terkenalnya adalah:

"Keberhasilan tidak diukur dari seberapa banyak uang yang kita miliki, tetapi dari seberapa besar manfaat yang kita berikan kepada orang lain."

Penutup

BJ Habibie adalah bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan cinta pada bangsa dapat menjadi pilar utama untuk mencapai kemajuan. Ia adalah seorang visioner yang mampu melihat jauh ke depan, memahami pentingnya teknologi dalam membangun kemandirian bangsa, dan mendorong Indonesia untuk berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya

Warisan Habibie tidak hanya terletak pada pesawat-pesawat yang dirancangnya atau kebijakan-kebijakan yang dilakukannya saat menjadi pemimpin negara. Warisan terbesarnya adalah inspirasi yang ia tinggalkan bagi generasi muda Indonesia. Ia mengajarkan bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar, selama ada usaha dan dedikasi yang menyertainya.

Lebih dari itu, Habibie menunjukkan pentingnya mengintegrasikan keilmuan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Baginya, ilmu pengetahuan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Kutipannya yang sering diingat, "Jadilah pribadi yang bermanfaat bagi orang lain," adalah pesan sederhana namun mendalam yang tetap relevan bagi siapa pun yang ingin membuat perubahan.

Lebih dari itu, Habibie menunjukkan pentingnya mengintegrasikan keilmuan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Baginya, ilmu pengetahuan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Kutipannya yang sering diingat, "Jadilah pribadi yang bermanfaat bagi orang lain," adalah pesan sederhana namun mendalam yang tetap relevan bagi siapa pun yang ingin membuat perubahan.

Dalam konteks Indonesia saat ini, semangat Habibie harus terus dihidupkan. Di era yang semakin didominasi oleh teknologi, bangsa ini membutuhkan lebih banyak anak muda yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga visi yang besar dan jiwa kepemimpinan. Habibie telah membuktikan bahwa meskipun berasal dari negara berkembang, kita bisa memberikan kontribusi besar di tingkat global.

Kisah hidupnya juga mengingatkan kita bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. Ia harus melewati berbagai tantangan, baik di dalam maupun luar negeri. Namun, dengan kerja keras, ketekunan, dan keberanian untuk bermimpi besar, ia berhasil mengukir namanya dalam sejarah.

BJ Habibie tidak hanya menjadi tokoh besar bagi Indonesia, tetapi juga menjadi teladan universal tentang apa artinya menjadi seorang pemimpin sejati. Ia adalah simbol bahwa teknologi dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan, saling melengkapi untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Kini, setelah kepergiannya pada 11 September 2019, Habibie tetap hidup di hati banyak orang. Karyanya akan terus dikenang, dan inspirasinya akan terus memotivasi generasi demi generasi untuk melangkah lebih jauh, bermimpi lebih besar, dan bekerja lebih keras demi Indonesia yang lebih maju.

Semoga semangat BJ Habibie terus menjadi pendorong bagi kita semua untuk menjadikan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk membangun bangsa, memajukan masyarakat, dan mewujudkan dunia yang lebih baik. Mari kita teruskan perjuangan dan visi beliau, sehingga kita dapat menciptakan lebih banyak “Habibie-Habibie baru” di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun