Mohon tunggu...
Mutiara Margaretha Yaletha
Mutiara Margaretha Yaletha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

be myself and here i am •.• kawasan bebas polusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dirimu adalah Jiwamu

5 Juli 2024   10:51 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:41 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak beranggapan bahwa manusia hanya terdiri dari badan jasmani. Mereka tidak mengetahui bahwa esensi manusia adalah jiwanya. Jiwa manusia dapat dikembangkan dengan pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang didapat, semakin berkembang pula jiwa manusia. Sehingga ada pepatah menyebutkan "dewasa tidak pandang umur".

Jiwa tidak menyatu dengan badan, ia adalah substansi yang berbeda dengan badan. Jiwa memanfaatkan badan untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Manusia dianugerahkan badan untuk membantu jiwa mencapai kesempurnaan. Jiwa manusia hanya ada satu, tidak beragam, dan sangat sederhana. Jiwa dan badan saling mempengaruhi satu sama lain. Jiwa yang sedang terganggu akan menyebabkan badan manusia mudah jatuh sakit.

Dirimu seseorang adalah cerminan dari keadaan jiwanya

Pembentukan karakter manusia dapat dimulai dari mizaaj. apa itu mizaaj? Mizaaj dapat disebut juga sebagai temperamen. Mizaaj dipengaruhi banyak faktor seperti iklim, tempat, makanan, dan sebagainya.
Mizaaj terdiri dari 4 unsur, yaitu air, api, udara, dan tanah. Setiap manusia harus menyeimbangkan keempat unsur ini, karena mizaaj sangat berpengaruh pada potensi manusia. Manusia yang unsur tanahnya lebih banyak, maka ia akan cenderung memiliki sifat pemalas. Jika unsur api lebih dominan, ia akan berpotensi memiliki sifat amarah dalam dirinya.

Segala hal yang dipersepsi manusia akan membekas dalam diri. Umat muslim diperintahkan untuk melaksanakan salat 5 waktu agar melatih tingkat kedisiplinan. Sifat tawaduk juga dipelajari dalam gerakan rukuk dan sujud. Gerakan sujud menandakan manusia tidak punya apa-apa, meletakkan kepala atau anggota badan yang paling tinggi juga dianggap sebagai kehormatan manusia ke tempat yang setara dengan kaki.

Jika sebuah perbuatan diulang terus-menerus, jiwa kita akan akrab dan lama-lama terikat sampai sulit dilepaskan. Dari perbuatan biasa sampai menjadi sebuah kebiasaan dan finalnya akan menjadi akhlak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun