Filologi adalah cabang ilmu yang mempelajari bahasa melalui analisis teks tertulis. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani kuno philos yang berarti "cinta" dan logos yang berarti "kata" atau "bahasa". Jadi, filologi secara harfiah dapat diartikan sebagai "cinta terhadap kata-kata". Namun, lebih dari sekadar cinta, filologi adalah kajian ilmiah yang mendalam terhadap bahasa, sastra, sejarah, dan budaya.
Objek yang dikaji dalam filologi adalah alas naskah (kodikologi) dan isi naskah (tekstologi). Seringkali orang beranggapan kalau filologi adalah ilmu jadul, karena memang yang dikaji adalah manuskrip kuno.
Apa itu manuskrip?
Manuskrip adalah tulisan tangan berusia 50 tahun yang isi pembahasannya menyangkut ilmu pengetahuan.
Jadi, kalau ada makalah hasil ketikan ms.word itu tidak bisa disebut manuskrip karena tidak sesuai dengan definisi dari manuskrip itu sendiri. Bentuk copyan dari sebuah manuskrip juga tidak dianggap sebagai manuskrip, karena itu sudah bukan tulisan tangan.
Pada awalnya, filologi berkembang sebagai disiplin di dalam kampus-kampus klasik Yunani dan Romawi yang bertujuan untuk memahami, mengedit, dan menginterpretasikan karya-karya sastra klasik. Di zaman pertengahan, para cendekiawan Arab dan Eropa juga berkontribusi besar dalam pengembangan filologi dengan cara menerjemahkan teks-teks klasik dari bahasa-bahasa kuno ke bahasa mereka sendiri.
Pada abad ke-19, filologi berkembang menjadi disiplin ilmiah modern dengan munculnya metode-metode kritis baru dan penelitian lintas disiplin. Sastra, linguistik, sejarah, antropologi, dan sosiologi semuanya berperan penting dalam pengembangan filologi modern.
Filologi memiliki peran yang sangat penting dalam memahami warisan budaya manusia. Dengan menganalisis teks-teks kuno, filologi membantu merekonstruksi sejarah, budaya, dan pemikiran manusia dari masa lampau. Selain itu, filologi juga berperan dalam preservasi dan pelestarian warisan sastra dan budaya.
Filologi adalah disiplin ilmiah yang kaya dan multidimensional, yang memainkan peran kunci dalam memahami dan menganalisis warisan budaya manusia. Walaupun sekarang sudah zaman modern, tidak ada salahnya untuk mempelajari filologi yang katanya ilmu jadul. Dengan metode-metode analisis yang beragam, filologi membuka jendela yang luas bagi pemahaman kita tentang bahasa, sastra, sejarah, dan budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H