Marhaban yaa Ramadan, selama bulan ini, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, menunjukkan kesabaran, pengendalian diri, dan refleksi spiritual. Â Bulan penuh berkah dan ampunan, sering kali dianggap sebagai waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan kualitas diri. Salah satu cara yang menyenangkan dan bermanfaat untuk mengisi waktu di bulan suci ini adalah dengan membaca buku-buku yang memperkaya spiritualitas dan pengetahuan.
Selama bernafas di bulan keberkahan ini, saya menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku bertemakan Filsafat. Selain untuk kepentingan presentasi di kelas, membaca buku filsafat juga terasa sangat menyenangkan untuk didalami maknanya.
Membaca buku filsafat selama Ramadan memberikan kesempatan untuk merenungkan makna hidup, tujuan eksistensial, dan hubungan dengan Sang Pencipta. Karya-karya filsafat dapat membantu memperdalam pemahaman akan agama dan spiritualitas, serta memberikan wawasan tentang nilai-nilai moral yang mendasari praktik keagamaan.
Filsafat berarti cinta kebijaksanaan, dan orang yang mempelajarinya disebut filsut atau pecinta kebijaksanaan. Membaca buku filsafat dapat menjadi sarana untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang eksistensi manusia, keadilan, cinta, dan makna hidup. Ini juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk memahami pemikiran para filsuf Islam dan kontribusi mereka terhadap pemikiran umat manusia.
Buku terakhir yang saya baca adalah Filsafat Islam karya Dr. Hasyimsyah Nasution MA. Bagian yang paling saya cermati ada pada Teori Emanasi Ibnu Sina, filsuf islam yang paling terkenal. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan proses penciptaan alam semesta. Butuh waktu cukup lama untuk memahaminya, tapi berkat adanya diskusi dengan teman yang lebih ahli membuat saya lebih mudah untuk memahami.
Dengan demikian, membaca buku filsafat selama Ramadan tidak hanya membantu memperdalam pemahaman agama dan spiritualitas, tetapi juga merangsang pikiran dan memperkaya jiwa. Ini adalah kesempatan yang berharga untuk mengeksplorasi hikmah dan makna yang tersembunyi dalam ajaran agama dan warisan intelektual manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H