Mengetahui hal ini, salah seorang sahabat pernah melaknat Nu'aiman atas perbuatan mabuknya disaat bertemu Rasulullah SAW. Tetapi, Nabi SAW membela Nu'aiman dengan bersabda, "Janganlah kalian gemar menghujat Nu'aiman. Karena sesungguhnya dia cinta pada Allah dan Rasul-Nya." Dari sini, terdapat beberapa pelajaran yang bisa diambil:
1. Memaklumi karakter seseorang, dalam menghadapi seorang Nu'aiman Rasulullah mencoba untuk memaklumi sifat Nu'aiman yang pada dasarnya memang jahil dan usil. Sikap seperti ini sangat bagus jika diterapkan di zaman sekarang, menghormati karakteristik kepribadian tiap orang akan membuat hidup lebih damai dan harmonis.
2. Tidak Mudah Menghakimi Seseorang, kisah Nu'aiman mengajarkan bahwa sesungguhnya kita tidak dapat menebak isi hati orang lain. Oleh karenanya, jangan kita menghakimi seseorang karena perbuatan kasat mata yang menurut kita tidak baik.Â
Pada dasarnya, hanya orang itu dan Tuhan yang mengetahui isi hati dan maksud dari setiap perbuatannya. Seperti  Nu'aiman yang terlihat sering mabuk dan melakukan tingkah jenaka bahkan pada Rasul. Nyatanya, Nabi SAW melarang para sahabat untuk mencelanya karena Nu'aiman mencintai Allah dan Rasul-Nya. Simpelnya, boleh waspada terhadap orang yang mungkin bisa membawa pengaruh atau dampak buruk. Tetapi janganlah memiliki prasangka buruk terhadapnya karena hanya Tuhanlah yang mengerti isi hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H