Bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulis. Bahasa berfungsi sebagai bahasa lisan maupun tulis apabila terdapat dua orang atau lebih yang melakukan proses komunikasi. Dalam setiap komunikasi bahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver).Â
Setiap manusia diharapkan mempunyai kemampuan komunikatif. Kemampuan komunikatif merupakan kemampuan bertutur atau kemampuan untuk menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi dan situasi serta norma-norma penggunaan bahasa sesuai dengan konteks situasi dan konteks sosial (Chaer 2003:20).
Dalam dunia yang kompleks ini, komunikasi merupakan fondasi utama dalam interaksi manusia. Namun, tidak hanya kata-kata yang diucapkan yang menjadi inti dari komunikasi, tetapi juga bagaimana kita menyampaikannya. Di balik arti literal dari kalimat yang diucapkan, terdapat lapisan-lapisan yang lebih dalam yang memengaruhi interaksi kita dengan orang lain. Salah satu aspek yang sangat penting dalam komunikasi ini adalah kesantunan.Â
Prinsip kesantunan dalam konteks pragmatik, membawa pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kita membangun hubungan dengan orang lain melalui komunikasi. Pragmatik sebagai cabang linguistik yang mempelajari arti yang lebih luas di balik kata-kata, memungkinkan kita untuk menyelidiki bagaimana konteks, tujuan komunikatif, dan hubungan sosial mempengaruhi penggunaan bahasa, termasuk dalam konteks kesantunan.Â
Dalam pandangan pragmatik, kesantunan bukanlah sekadar aturan tata bahasa atau norma-norma sosial, tetapi juga merupakan strategi komunikatif yang kompleks. Prinsip-prinsip kesantunan membentuk kerangka kerja yang memandu kita dalam menyampaikan pesan dengan cara yang sopan, hormat, dan sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.
Podcast adalah medium audio digital yang telah meraih popularitas yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah bentuk konten yang bisa berupa percakapan, wawancara, narasi, atau presentasi yang direkam dan disebarkan secara online melalui platform seperti Apple Podcasts, Spotify, Google Podcasts, dan lainnya.Â
Pendahuluan mengenai podcast biasanya mencakup sejarah singkat podcasting, perkembangan industri podcast, serta pengaruhnya dalam budaya populer dan komunikasi modern. Podcasting mulai muncul pada awal 2000-an, dengan evolusi teknologi digital yang memungkinkan siapa pun dengan peralatan yang sesuai untuk membuat dan mendistribusikan konten audio secara mandiri. Salah satu keunggulan utama podcast adalah kebebasannya dalam menciptakan dan mendengarkan konten.Â
Podcast menyediakan platform bagi individu atau kelompok untuk berbagi ide, pengetahuan, dan cerita mereka dengan audiens yang luas. Selain itu, karena sifatnya yang on-demand, pendengar dapat mendengarkan podcast kapan pun mereka mau, membuatnya sangat fleksibel dan mudah diakses.Â
Dengan perkembangan teknologi dan kepopuleran smartphone, podcast menjadi semakin mudah diakses oleh banyak orang di seluruh dunia. Ini telah menghasilkan ledakan dalam jumlah podcast yang tersedia dan meningkatnya variasi konten, mulai dari topik hobi dan minat khusus hingga politik, pendidikan, bisnis, dan banyak lagi.
Pada kajian pragmatik, terdapat prinsip-prinsip tentang bagaimana seorang manusia bertutur dengan baik dan santun. Prinsip tersebut adalah prinsip kesantunan atau kesopanan, satu diantara adalah prinsip kesantunan menurut Geoffrey Leech. Leech membagi prinsip kesantunan menjadi enam, yakni maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan dan maksim kesimpatian (Chaer, 2010: 56-62). Prinsip kesatunan Leech hadir agar manusia menggunakan bahasa yang santun dan tidak melakukan kesalahan dalam berbahasa ketika berkomunikasi dengan manusia lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, satu diantara yang menarik dari pemakaian bahasa dapat dilihat dari aspek prinsip kesantunan berbahasa melalui tindak tutur pada program acara-acara diskusi di stasiun televisi.
Podcast yang dibawakan oleh Daddy Corbuzier bernama "Close The Door". Daddy Corbuzier adalah seorang tokoh televise, pesulap, dan mentalis terkemuka di Indonesia. Podcast Close The Door menampilkan wawancara dengan berbagai tamu, termasuk selebriti, atlet, pengusaha, dan tokoh masyarakat.Â
Percakapan yang dibawakan oleh Daddy Corbuzier sering menyentuh topik kotroversial atau juga percakapan yang menggugah pemikiran. Deddy sendiri dikenal karena perkataanya yang langsung dan sering membawa lelucon dalam wawancaranya hingga membuat narasumber dan penonton sedikit terhibur. Podcast Close The Door yang dibawakan oleh Daddy Corbuzier ini dapat disaksikan di chanel YouTube atau beberapa platform podcast lainnya.
Podcast Close The Door yang dibawakan oleh Daddy Corbuzier memberikan wawasan dan pengetahuan kepada penonton tentang berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini dari sudut pandang yang lebih luas. Namun apabila dilihat dan dicermati dengan seksama, podcast ini dinilai kerap melanggar kesantunan berbahasa ketika sedang berkomunikasi dan berdiskusi saat podcast sedang berlangsung.Â
Hal tersebut dapat dilihat dari cara berdiskusi yang berujung perdebatan dan menimbulkan tuturan yang tidak layak untuk ditampilkan. Tuturan tersebut berupa sindiran, hinaan, perkataan kotor, atau perkataan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
Dalam podcast Close The Door yang dibawakan oleh Daddy Corbuzier dengan judul "GILA KAYA GINI TERNYATA OME TV!?-CATEEZ MANA NIH BOCIL OME TV!? Podcast Daddy Corbuzier" yang menghadirkan bintang tamu Cateez. Catherine Alicia atau yang lebih dikenal sebagai Catheez ini merupakan streamer, gamer, dan konten kreator asal Surabaya. Gadis kelahiran 2002 ini memiliki wajah khas oriental karena berasal dari keturunan Tionghoa.Â
Cateez diundang dalam podcast ini dan ditanyakan beberapa pertanyaan mengenai pekerjaanya sebagai streamer, serta suka duka menjadi streamer game. Pada beberapa kesempatan, pertanyaan yang diberikan oleh Daddy terlalu memojokkan dan juga memperlakukan Cateez dengan tidak sopan. Hal ini melanggar prinsip kesopanan dalam berbahasa. Adapun prinsip kesopanan yang dilanggar oleh Daddy Corbuzier dalam podcastnya bersama Cateez, sebagai berikut:
1. Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa Berbasis Maksim Kedermawanan dalam podcast Daddy Corbuzier bersama Cateez.
Maksim kedermawanan mengharuskan penutur untuk selalu memperkecil keuntungan terhadap dirinya sendiri apabila ingin dianggap mitra tutur sebagai orang yang santun. Sehingga apabila penutur memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan memperkecil keuntungan mitra tutur, dapat dikatakan penutur telah melanggar maksim kedermawanan.
Berdasarkan hasil penelitian ketidaksantunan berbahasa berbasis pelanggaran maksim kedermawanan dalam podcast Daddy Corbuzier bersama Cateez, terdapat data yang menunjukkan adanya pelanggaran maksim kedermawanan. Hal ini diperlihatkan pada menit ke 35:27, menggunakan kata "judi online dan mafia" saat Cateez menjawab "enggak tau" perkerjaan bapaknya, respon yang diberikan oleh Daddy langsung menjawab "pekerjaan bapak Cateez mafia dan pejudi online". Pada hal tersebut, Daddy jelas melanggar maksim kedermawanan, yang mana menggambil keuntungan dari lawan tutur, dan memberikan kerugian pada lawan tutur.Â
Pelanggaran maksim kedermawanan juga ditunjukkan oleh Daddy dengan cara meremehkan jawaban yang diberikan oleh Cateez serta melanggar privasi lawan bicara. Sikap yang ditunjukkan oleh Daddy Corbuzier jelas merugikan Cateez. Hal ini membuat rasa kecewa penonton dan membuat lawan bicara menjadi tidak nyaman pada podcast tersebut.
2. Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa Maksim Pemufakatan dalam podcast Daddy Corbuzier bersama Cateez.
      Berdasarkan hasil penelitian ketidaksantunan berbahasa berbasis pelanggaran maksim pemufakatan dalam podcast Daddy Corbuzier bersama Cateez, terdapat data yang menunjukkan adanya pelanggaran maksim pemufakatan. Hal ini diperlihatkan pada menit ke 50 : 05, berikut dialalognya:
Daddy : Kamu di Jakarta tinggal dimana sekarang ?
Cateez : Tinggal di jakarta.
Daddy : Wow, wow... Bodo amat mau tinggal dimana kamu, bukan urusan saya (nada kesal dan suara keras).
Cateez : Lah, kalau bodo amat ngapain nanya!
Daddy : Memang harus nanya di sini!
Berdasarkan dialog di atas, menghasilkan analisis sebagai berikut:
- Tuturan tersebut menambah ketidakcocokan antara diri sendiri dengan orang lain.
- Penanda pelanggaran maksim pemufakatan pada tuturan tersebut adalah "bodo amat mau tinggal dimana kamu , bukan urusan saya (nada kesal dan suara keras)."
Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada podcast Daddy Corbuzier bersama Cateez melanggar prinsip kesantunan berbahasa dengan melanggar maksim kedermawanan dan pemufakatan. Hal ini ditunjukkan oleh Daddy Corbuzier dengan menanyakan pertanyaan yang tergolong privasi kepada Cateez sebagai bintang tamu pada hari itu.
Daftar Pustaka:
Chaer, Abdul 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Renika Cipta
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wijana dan Muhammad Rohmadi. 2010. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H