Film How to Make Millions Before Grandma Dies diangkat dari kisah nyata yang dialami berbagai keluarga. Film produksi Gross Domestic Happiness (GDH) ini akan menyentuh hati penonton dengan kisah seorang cucu yang merawat neneknya yang sekarat.
Film ini digarap oleh sutradara Pat Boonnitipat yang dikenal sebagai sutradara serial Bad Genius (2020), Project S the Series (2017), dan Diary of Tootsies (2016). Sementara naskah filmnya ditulis oleh sang sutradara bersama Thodsapon Thiptinnakorn.
Diketahui Thodsapon Thiptinnakorn dikenal sebagai penulis film populer The Teacher's Diary (2014), May Who? (2015), Homestay (2018), Friend Zone (2019), The Con-Heartist (2020), dan SuckSeed (2011).
Film ini juga diperankan oleh sederet aktor dan artis populer Thailand seperti, Putthipong Assaratanakul sebagai M, Usha Seamkhum sebagai Amah, Tontawan Tantivejakul sebagai Mui, Sarinrat Thomas sebagai Ibu M, Sanya Kunakorn sebagai Kiang, Pongsatorn Jongwilas sebagai Soei, dan Himawari Tajiri sebagai Rainbow.
Selain itu, film ini mempunyai durasi sekitar 2 jam 5 menit yang bisa disaksikan oleh penonton dari semua umur.
Sinopsis
Menceritakan kisah tentang M (Putthipong Assaratanakul) yang memutuskan untuk merawat neneknya yang sakit parah dikenal dengan sebutan Amah (Usha Seamkhum). Diketahui M merawat sang nenek demi mendapatkan warisan jutaan dolar.
Dia bahkan rela meninggalkan impiannya menjadi full time gamer untuk mendapatkan hati sang nenek dengan merawatnya. Berbagai usaha dilakukan M untuk bisa memenangkan hati Amah.
Namun hal tersebut tidak dengan mudah dilakukan karena M harus melalui lika-liku tidak mudah. M juga bukan satu-satunya orang yang mengincar warisan Amah dan membuatnya terlibat dalam kompetisi sengit untuk menjadi sosok kesayangan Amah.
Segala hal dilakukan oleh M yang dipercayanya bisa mengubah hidupnya karena mendapatkan warisan. Melansir dari trailernya film ini menampilkan bagaimana kehidupan keluarga Amah dengan anak dan cucunya.
Terdapat pengorbanan hingga kebahagiaan yang berusaha dicapai serta hal-hal tidak terduga yang dihadapinya.
Kelebihan
- Tema yang relatable. Tema seperti kekeluargaan beserta konflik dalam hubungan keluarga yang dapat dirasakan di kehidupan nyata. Hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa film ini menjadi topik perbincangan hangat sampai meraih penghargaan Most Trending on Social 2024 dari Kazz Award 2024.
- Akting pemain yang luar biasa. Berhasil membuat penonton terbawa perasaan dan tak jarang sampai menangis.
- Selipan komedi juga tak luput dari film ini untuk mencairkan suasana tanpa mengacaukan scene serius yang dimiliki.
- Efek sinematografi yang sederhana dan natural.
Kekurangan
Alur yang lambat dan beberapa bagian yang terkesan bertele-tele. Hal ini memberikan kesan "greget" bagi para penonton, terlebih reaksi yang dirasakan kepada pemeran antagonis pada film ini. Tetapi, hal tersebut masih dapat ditoleransi agar penonton mendapat chemistry antar tokoh. Silsilah keluarga pemeran utama dalam film ini tidak dijelaskan dengan baik sehingga bisa membingungkan penonton, khususnya di awal film.
Pesan
Film ini menyimpan makna mendalam tentang betapa berharganya waktu yang dihabiskan bersama keluarga, terutama dengan orangtua. Penonton diingatkan untuk menghargai setiap momen yang ada karena waktu tidak akan pernah kembali. Segala harta yang dimiliki, banyaknya warisan yang diberikan tidak akan menyaingi seberapa penting dan berharganya waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan kasih sayang yang orangtua berikan kepada anak-anaknya. Sebagai anak yang dibesarkan dengan usaha yang tulus, sudah seharusnya untuk merawat orang tua dengan tulus pula tanpa mengharapkan balasan apapun. Kerukunan kepada sesama saudara juga menjadi pengingat kepada penonton agar terus terjalin baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H