Mohon tunggu...
Mutiara Khairani
Mutiara Khairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas andalas

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benturan Budaya di Era Digital: Mempertahankan Kearifan lokal di Tengah Arus Modernisasi

14 Oktober 2024   12:05 Diperbarui: 14 Oktober 2024   12:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tantangan utama dalam menjaga kelestarian kearifan lokal di era digital adalah perubahan dalam preferensi budaya masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Media sosial yang dipenuhi dengan budaya populer global sering kali mengalihkan perhatian mereka dari budaya tradisional. Menurut survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2020), lebih dari 60% anak muda Indonesia lebih tertarik pada budaya populer daripada budaya lokal, yang menunjukkan adanya pergeseran minat yang signifikan.Selain itu, modernisasi ekonomi, seperti dalam sektor pariwisata, sering kali menjadikan tradisi lokal sebagai komoditas yang dapat mengurangi makna aslinya.

Peluang Melestarikan Kearifan Lokal di Era Digital

Meskipun era digital membawa tantangan bagi kelestarian budaya lokal, teknologi juga dapat digunakan sebagai alat untuk menjaga dan mempromosikan kearifan lokal. Platform digital memungkinkan dokumentasi dan penyebaran budaya lokal kepada audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda. Beberapa inisiatif di Indonesia menunjukkan potensi ini, seperti upaya mempromosikan seni tradisional melalui media sosial dan aplikasi untuk belajar bahasa daerah yang membantu melestarikan bahasa sebagai bagian dari budaya.

Teknologi dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan kebudayaan lokal melalui platform digital. Platform digital juga menawarkan cara baru untuk belajar tentang Kebudayaan lokal melalui game edukatif dan tur virtual, dengan pembuatan konten edukatif dan interaktif yang menarik bagi generasi muda. Selain itu, Pemerintah juga telah mendukung digitalisasi warisan budaya melalui program yang mendokumentasikan seni, situs bersejarah, dan tradisi dalam bentuk digital agar dapat diakses oleh generasi mendatang.

Sinergi antara Modernisasi dan Kearifan Lokal

Kolaborasi antara modernisasi dan kearifan lokal adalah salah satu solusi untuk menghadapi benturan budaya di era digital. Budaya tradisional tidak harus dianggap kaku, tetapi dapat berkembang bersama modernitas tanpa kehilangan esensi utamanya. Sebagai contoh, seni batik yang merupakan warisan budaya Indonesia telah dihidupkan kembali dengan memadukan motif tradisional dan desain kontemporer, yang menunjukkan bahwa budaya lokal dapat terus relevan dengan perkembangan zaman.

Kesimpulan

Meskipun era digital membawa tantangan besar bagi pelestarian kearifan lokal, terdapat banyak peluang untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung keberlangsungan budaya Indonesia. Penting bagi masyarakat untuk bijak dalam menggunakan teknologi agar tidak kehilangan identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi.

Benturan antara modernisasi dan kearifan lokal adalah tantangan yang dihadapi di era digital. Namun, dengan pemanfaatan teknologi secara kreatif, kearifan lokal dapat tetap dilestarikan dan dipromosikan. Pendekatan inovatif dapat memastikan bahwa budaya tradisional tetap relevan dan berharga di tengah perkembangan modernisasi.

Sumber Referensi:

  • McLuhan, M. (1964). Understanding Media: The Extensions of Man. New York: McGraw-Hill.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2020). Laporan Survei Minat Budaya Generasi Muda. Jakarta: Kemendikbud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun