Sedikit mereka tahu justru ini adalah akar dari pelecehan, bahkan kekerasan seksual secara lanjut. Lantas, harus menunggu seberapa banyak lagi korban pelecehan verbal untuk pada akhirnya mereka pantas mendapatkan kebebasan dan kenyamanan layaknya makhluk sosial yang seharusnya didapatkan sejak awal? Kapan pemerintah segera menjerat para pelaku tanpa harus mendiskriminasi perasaan korban terlebih dahulu?
Perlu diingat sebagai pengguna media sosial yang aktif bahwa tidak semua tren bersifat positif dan patut untuk diikuti. Pentingnya untuk selalu selektif terhadap segala bentuk perubahan yang terjadi pada masyakarat agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan asusila.Â
Tidak mengikuti tren bukan berarti tidak gaul. Gaul yang sebenarnya justru menghibur dan menyenangkan, bukan menyakiti dan menghina seseorang. Baik perempuan dan laki-laki, memiliki hak yang sama untuk menggunakan media sosial sebagai sarana mengeskpresikan diri secara bebas tanpa mendapatkan perlakuan yang tidak diinginkan.Â
Bijak menjaga lisan dan tulisan merupakan kunci utama terbentuknya sistem sosial yang harmonis dan nyaman. Kepedulian dan kerja sama dari berbagai pihak juga dibutuhkan agar perubahan menuju kebaikan dapat segera terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H