Mohon tunggu...
Mutiara Indah Prameswari
Mutiara Indah Prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang berbagi hal apapun yang bersifat informatif dan edukatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sirah Nabawiyah Ibnu Ishaq, Bukti Corak Penulisan Sejarah Periode Islam Klasik

27 Juni 2024   01:15 Diperbarui: 27 Juni 2024   01:15 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammad ibn Ishaq ibn Yasar lahir di Madinah diperkirakan 85 tahun setelah hijrah ke Madinah. Sehingga merupakan salah seorang Tabi'in. Ia berada di Madinah hingga Bani Abbasiyah menggantikan Bani Umayyah dalam kekhalifahan (750 M). setelah itu dikabarkan jika ia berada di berbagai tempat antara Iraq dan Iran dan meninggal di Baghdad tahun 768.

Ibnu Ishaq lahir pada tahun 85 H/704 M dan meninggal pada tahun 768 M atau sekitar 151 H. Ia merupakan murid dari al-Zuhri dan melanjutkan langkah gurunya al-Zuhri dalam penulisan al-sirah, yang merupakan biografi Rasulullah pertama yang paling komprehensif. Dalam hal ini, Ibnu sa'ad berkata bahwa Ibnu Ishaq adalalah orang yang pertama mengumpulkan sejumlah ekspedisi dari utusan Allah (Muhammad) dan mencatatnya. Dari Muhammad Ahmad Tarhini berkata Ibnu Ishaq jauh lebih terkenal dibandingkan Musa ibn 'Uqbah. Dia dianggap sebagai tonggak aliran Madinah karena melebihi "batas-batas" metodologis aliran Madinah. Pada masanya sejarah sudah berdiri tegak dengan kokoh. Karyanya yang sangat terkenal adalah al-Sirah al-Nabawiyah, yang lebih dikenal dengan nama Sirah ibn Ishaq yang dipersembahkan kepad Abu Ja'far Manshur, khalifah Bani Abbas yang kedua. Karya nya sampai pada saat ini dan juga dijadikan rujukan oleh sejarawan setelah masanya, terutama oleh Ibn Hisyam yang menerbitkan historiografi dengan judul al-Sirah al-Nabawiyah atau yang dikenal Sirah ibn Hisyam. Pada hakikatnya Sirah ibn Hisyam adalah duplikat dari bagian karya Ibnu Ishaq dari bab al-Maghazi dengan menambahkan sumber dan penyempurnaan dari Ibnu Hisyam. 

Kitb al-Sirab-nya ini dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, al-mubtada' berisi sejarah mulai dari masa penciptaan Adam sampai kenabian Isa as. Di dalam bagian ini terdapat informasi tentang kabilah-kabilah Arab yang sudah punah, seperti Thasim dan Jadis, sejarah Yaman sebelum Islam, sebagian kabilah-kabilah Arab, penyebaran agama berhala di kalangan bangsa Arab, nenek moyang Nabi, dan agama-agama bangsa Arab sebelum Islam.

Kedua, al-mabats, berisi perjalanan kerasulan Muhammad saw dalam bagian is dit informasi informasi tentang ada Dibi Muhammad saw di Mekah sebelum hijrah ke Madinah, daftar Nama-nama orang-orang yang pertama kali beriman, nama-nama sahabat yang hijrah ke Habasyah (Ethiopia), nama-nama orang-oama Madinah yang pertama kali masuk Islam, nama-nama kaum Muhajirin dan Anshar yang bertemu di Madinah, dan nama-nama kaum Muhajirin dan Anshar yang dipersaudarakan oleh nabi Muhammad saw.

Ketiga, al-maghazi, berisi perang-perang Umat Islam di Madinah pada masa Rasulullah saw., baik yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw maupun yang tidak dipimpinnya langsung (al-saraya). Dalam bagian ini terdapat daftar nama-nama orang-orang yang terlibat dalam Perang Badar, lengkap dengan nama-nama orang-orang yang syahid di medan perang dan nama-nama tawanan. Demikian pula halnya dengan Perang Uhud, Khandaq, Khaibar, Mu'tah, al-Thaif, dan nama-nama orang-orang yang hijrah ke Habasyah yang kembali ke Madinah.

Dia tidak lagi membatasi sumber-sumber sejarah dari periwayatan hadits-hadits dari kalangan ulama Islam. Dia juga meriwayatkan berita- berita sejarah dari kalangan Ahlul Kitb, orang-orang Persia yang baru masuk Islam (mualaf) dan orang-orang asing. Ia menggunakan sumber-sumber tertulis seperti perjanjian lama dan perjanjian baru. Selain itu, menggunakan sumber dari cerita-cerita rakyat yang diriwayatkan dari Wahb ibn Munabbih.

Selain kitab Sirah, terdapat karya lain yang dihasilkan dari Ibnu Ishaq yaitu diantara nya: as-Siyar, al-Mubtada' wa al-Ba'th wa al-Maghazi (yang hanya bertahan sebagian dan di lanjutkan oleh Ibnu Hisyam dan kitab al-Mubtada dalam fragmen substansial) dan Tarikh al-Khulafa' (sejarah para khalifah), berisi pada hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan Khulafa' al-Rasyidin dan khalifah-khalifah Bani Umayyah. Kitab ini telah hilang, akan tetapi bagian-baguan tertentu dapat diketahui melalui kutipan para sejarawan yang datang sesudah al-Thabari. Subjek Khulafa' al-Rasyidin dan khalifah-khalifah Bani Umayyah itu, dii awal masa kebangkitan penulisan sejarah dari ciri aliran Irak yang membedakannya dari yang lain. 

 Isi Kitab Sirah Ibnu Ishaq

latar belakang dari penulisan sirah ini berasal dari keberadaan hadis pada masa itu sebagai salah satu sumber hukum pada aliran Madinah yang mana hadis pada zamannya sebagai sumber hukum dalam penyebaran Islam secara kompleks. Sejak masa pra kodifikasi, Zaman Nabi, para sahabat dan Tabi'in hingga pembukuan pada abad ke-14.

Perkembangan hadis dari zaman Nabi Muhammad menggunakan sumber secara lisan yang memfokuskan hafalan. Karena Rasulullah khawatir akan tercapurnya nash al-Qur'an dan hadis jika menggunakan sumber tertulis. Selain itu, alasan Nabi melarang penulisan hadis karena saat itu nabi keada para sahabat berfokus kepada pembelajaran ilmu tulis untuk al-Qur'an. Dan hal ini berjalan hingga sampai periode Tabi'in besar. Barulah dibukukan oleh khalifah Umar ibn Abul Aziz pada abad 2 H.

Meskipun  terjadinya naik turun pada perkembangan hadis, tidk dapat dipungkiri bahwa perkembangan hadis memiliki pengaruh besar dalam sejara peradaban Islam. Masa pembentukan hadis tiada lain terjadi pada masa Nabi Muhammad saw selama berdakwah 23 tahun lamanya. Selanjutnya pada masa perhimpunan, masa yang terjadi pada masa sahabat dan tabi'in yang mulai menolak hadis baru, hal ini karena seiring terjadinya perebutan kedudukan khalifahan yang bergeser pada aspek syari'at dan akidah dengna munculnya hadis palsu. Para sahabat dan tabi'in pun mengetahui siapa saja yang terlibat pada permusuhan zaman itu. Sehingga penerimaan hadis oleh para ulama tabi'in dan sahabat ini dicermati dan dikaji lebih dalam dari mana sanad hadis tersebut. Belum lagi membagi hadis seperti marfu', mauquf dan maqtu'. Sehingga pada kekhalifahan Umar ibn Abul Aziz yang mana ia juga merupakan Tabi'in membuat perhimpunan hadis tahun 2 H oleh Ibnu Ishaq.

Metode Penulisan

Metode penulisan dalam karya Ibnu Ishaq yaitu Sirah Nabawiyah menggunakan metode tematik yang mana menceritakan dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Analisis Kitab

Dalam buku Historiografi Islam karya Wahyu Iryana mengatakan secara garis besar dalam buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq menjelaskan rantai perjalanan Nabi Muhammad saw dari beliau kecil hingga dewasa, sampai kepada tantangan-tantangan yang beliau hadapi dalam upaya menegakkan ajaran agama yakni Islam.

Pada isi buku sirah nabawiyah memaparkan juga bagaimana turunnya ayat al-qur'an yang didapat ole Nabi Muhammad Saw, sehinngga para pembaca dapat memahami konteks dari setiap ayat yang diturunkan. Hal inilah yang menjadi kepopuleran buku ini dan daya tarik menurut Ibnu Ishaq dalam kitabnya.

Metode penulisan sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam lebih mengarah kepada penulisan hadis, yaitu riwayat. Dikatakan menggunnakan riwayat, karena Ibnu Hisyam menggunakan sumber-sumber dari Ibnu Ishaq dalam al-Mubtada', terutama berkaitan dengan sumber-sumber yang dianggap tidak valid, tidak berkaitan dengan berita, hadis, atau syair-syair orang terkenal.

Proses edit dan penyempurnaan yang dilakukan Ibnu Hisyam dapat dikatakan sebagai upaya menyajikan sirah Nabawiyah yang lebih valid dan jauh dari kritikan sumber. Karya Ibnu Hisyam membuang riwayat lemah khususnnya yang menguraikan "permulaan" sejarah Zaman Jahiliyah yang berlangsung pada penciptaan alam semesta. Ia juga membuang syair-syair dan merombak metoe sehingga lebih dekat dengan metode para ahli hadis. Karya Ibnu Ishaq memberikan inspirasi pada Ibnu Hisyam untuk menilai validitas, orisinalitas data, dan kebenaran-kebenaran yang telah terjadi di masa lalu .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun