Mohon tunggu...
Mutiara Hasna Qonita
Mutiara Hasna Qonita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya

Psychologist To Be Aamiin InsyaAllah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apa Itu Emosi? Benarkah Emosi Itu Marah? Mari Kita Mengenal Emosi Lebih Dekat!

23 November 2021   16:00 Diperbarui: 23 November 2021   17:25 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pasti banyak diantara kita yang sering mendengar atau bahkan diri kita sendiri yang mengatakan “jangan emosian dong” atau “duh, emosi banget aku ini!!”. Kata-kata itu rasanya sering diucapkan ketika seseorang sedang marah. Seakan-akan emosi itu berarti marah. Pengertian tersebut dikenali dan dipakai oleh banyak orang awam. Contohnya lagi Ketika kita melihat seseorang yang “emosi”, kita sering berpikir kalau orang tersebut sedang marah, atau paling tidak orang itu sedang terlihat marah menurut kita. Namun ternyata Emosi tidak sekedar menunjukkan kalau seseorang itu marah, melainkan sejatinya bahwa dia merasakan luapan perasaan yang terasa begitu campur aduk.

Nah, aku akan bercerita sedikit tentang apa itu emosi? Benarkah emosi itu marah? Dan pentingnya emotional intelligence. Yuk kita bahas!

Apa Itu Emosi?

Sebenarnya ada begitu banyak pengertian yang menjelaskan tentang emosi dikarenakan konsep emosi yang selalu berubah seiring berjalannya waktu dan untuk membicarakannya butuh waktu yang cukup lama. Emosi bisa diartikan dengan berbagai arti. Mengutip dalam buku “Discovering Psychology” yang merupakan karya dari Don Hockenbury dan Sandra E. Hockenbury, emosi adalah kondisi psikologi yang kompleks yang mencakup tiga komponen berbeda, yaitu pengalaman subjektif, respon fisiologis, dan respon perilaku/ekspresif. Sedangkan menurut Goleman, D (2002) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Jadi para ahli yakin dan sependapat bahwa emosi merupakan suatu ujung pangkal dari terbentuknya kognisi dan perilaku. Emosi itu kemudian yang mengarahkan perilaku seseorang dan mengarahkan respon seseorang. Secara umum emosi itu lebih dikenal dengan suatu pelabelan atau pemberian nama terhadap stimulus afektif/perasaan yang nantinya akan membentuk struktur pengalaman afektif. 

Emosi yang dirasakan setiap orang pastinya berbeda satu sama lain. Namun, terdapat enam bentuk emosi dasar yang sering dirasakan oleh setiap orang, antara lain adalah bahagia, sedih, takut, marah, jijik, dan kaget. Emosi terbagi menjadi dua sifat, yaitu terdapat emosi yang bersifat positif dan emosi yang bersifat negatif. Emosi positif adalah perasaan yang banyak diharapkan oleh manusia yaitu yang menghadirkan perasaan positif. Senang, suka, gembira itu termasuk emosi positif. Sedangkan emosi negatif adalah perasaan yang tidak diharapkan oleh semua manusia yang identik dengan perasaan tidak menyenangkan. Meskipun semua manusia tidak mengharapkan kehadiran emosi negatif. Tapi semua manusia pasti pernah berada dititik merasakan emosi negatif. Marah, jengkel, takut, sedih, dan benci merupakan emosi negatif.  

Benarkah Emosi Itu Marah?

Emosi itu ternyata belum tentu marah. Namun marah sudah pasti emosi. Kenapa begitu? Karena marah termasuk salah satu bentuk emosi. Seorang psikolog bernama T.W. Smith mengungkapkan bahwa marah adalah emosi yang tidak nyaman, berkisar antara terganggu sampai dengan kemurkaan. Lalu, apa yang dimaksud dengan marah? 

Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat, marah adalah salah satu bentuk ekspresi emosi manusia. Namun, ketika marah sudah tidak terkendali dan cenderung menuju ke arah negatif, maka hal itu yang akan menjadi masalah. Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan adanya perubahan psikologis dan biologis. Seorang ahli psikologi yang mengambil spesialisasi studi tentang marah, yaitu Charles Spielberger, Ph.D., mengungkapkan, “Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenaline, dan noradrenaline”.

Emotional Intelligence Itu Apa? Mengapa Penting?

Menurut Segal, Smith, Robinson, & Shubin, (2019) dalam tulisannya mengatakan bahwa “Emotional Intelligence atau EQ adalah kemampuan untuk dapat mengerti dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain dan dapat menggunakannya untuk berinteraksi secara efektif”. Emosi sangatlah berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari pengambilan keputusan, lalu memahami diri sendiri. semua hal itu pastinya tidak terlepas dari emosi. Oleh karena itu, pengelolaan emosi sangat penting agar dapat terbentuk emosi yang stabil. Seseorang yang tidak memiliki kestabilan emosi cenderung merasa gelisah setiap saat, dan kalau hal itu berlangsung cukup lama maka dapat menyebabkan masalah mental hingga fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun