Dari  sumber  data  Social  Research  dan  Monitoring  Sociab,  Kadin,  Kemkominfo, Accenture  tahun  2015  dari  jumlah  pengguna  internet  di  Indonesia  sebanyak  77  % menggunakan  internet   mencari  informasi  produk  dan  belanja online.  Produk e-commerce yang  populer  di  cari  konsumen  adalah  pakaian  sebesar  67,  10  %,  sepatu 20,20 %, Tas 20 %, Jam 7,60%, Tiket pesawat 5,10 %. Handphone 5,10 %, Aksesoris  kendaraan  2,80  %,  kosmetik  2,30  % dan  Buku  1,80  %.
Sebelumnya pasti udah banyak banget yang tau dong kalau belanja online itu apa? Singkatnya, belanja online adalah sebuah proses transaksi jual beli yang dilakukan melalui suatu platform atau perantara media yaitu berupa situs e-commerce ataupun jejaring sosial yang menyediakan barang yang diperjualbelikan.Â
Kini belanja online sudah menjadi sebuah kebiasaan bahkan kegemaran bagi sebagian orang lho, karena tentunya lebih mudah, lebih fleksibel soal waktu, dan juga kini masyarakat telah beranggapan bahwa belanja online itu salah satu sarana untuk kita mencari barang-barang yang kita butuhkan kaya misalnya kebutuhan sehari-hari, hobi, dan sebagainya.Â
Eits tapi ga cuma nyari barang yang kita butuhkan, tapi kita juga pastinya sering banget nyari barang yang kita inginkan, apalagi sekarang udah ada kata-kata yang mewakilkan kita buat membelanjakan uang kita sendiri untuk beli barang-barang yang kita inginkan dengan kata berkedok self love. Terkadang masyarakat melalui belanja online membeli atau mengonsumsi barang yang sedang berkembang di dunia atau sedang trend.Â
Banyak sekali pengembangan budaya yang terjadi di masyakarakat, hal ini disebut sebagai budaya populer. Burton menyebut eksistensi budaya populer didominasi oleh produksi dan konsumsi barang-barang material seperti peralatan domestik dan clothing (Chaniago & Kartini, 2011). Nah, salah satu contoh yang bisa kita lihat saat ini adalah belanja online.Â
Semakin maraknya aktivitas belanja online tidak terlepas dari eksistensi teknologi melahirkan medium-medium baru, yang disadari atau tidak dapat menggeser kebudayaan manusia berubah atau berganti mengikuti perkembangan teknologi.Â
Secara tidak langsung, belanja online telah mengubah kebiasaan orang untuk berbelanja secara manual lalu menggeser interaksi antar-manusia kepada interaksi manusia-teknologi yang mendorong lahirnya berbagai platform belanja online.Â
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan teknologi tersebut mengarahkan manusia bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain (Prayugo, 2018).
Belanja dengan sistem online merupakan salah satu gaya hidup yang bermetamorfosa menjadi sebuah budaya populer yang dilakukan banyak orang apalagi di kalangan milenial. Sejak perkembangan internet kini meningkat, sebagian besar aktivitas dilakukan dengan lebih instan.Â
Belanja pun menjadi lebih praktis, konsumen tinggal mencari, lalu pesan, kemudian melalukan pembayaran melalui transfer, bisa juga melalui berai mini market atau bahkan dengan melalui fitur Cash On Delivery (COD), kemudian pemesan tinggal menunggu barang sampai di rumah yang nantinya akan diantarkan oleh kurir ekspedisi.Â
Dan tidak jarang juga, harga barang di toko online lebih murah daripada toko offline. Hayoo ngaku nih siapa yang kalau mau beli sesuatu sering banget bandingin dulu harga di toko online sama harga pasaran di toko offline?