Mohon tunggu...
umahyako
umahyako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Geert Wilders, Politisi Belanda yang Anti-Muslim dan Anti-Imigran!

3 Desember 2023   02:50 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:18 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Geert Wilders, seorang politisi Belanda dan pemimpin dari Party for Freedom (PVV), telah memenangkan pemilu sebagai Perdana Menteri baru Belanda pada Rabu (22/11/2023). Wilders sendiri merupakan seorang pemimpin dari Party for Freedom yang merupakan partai terbesar ketiga di parlemen Belanda, dengan 37 dari 150 kursi.

Meskipun menjadi pemenang dalam pemilihan umum, Geert Wilders masih belum dapat dipastikan untuk menjadi Perdana Menteri karena beberapa alasan, salah satunya adalah dia belum bisa mendapatkan cukup dukungan dari partai lain untuk membentuk pemerintahan mayoritas karena pandangannya yang kontroversial, sedangkan untuk membentuk mayoritas pemerintah di Belanda sendiri diperlukan 76  kursi dari 150 kursi yang tersedia. 

Wilders dikenal karena pandangannya yang kontroversial dan memecah belah tentang Islam dan imigrasi. Program dari partai tersebut antara lain adalah usulan untuk melarang mendirikan masjid, Al-Qur'an, dan penggunaan kerudung di gedung pemerintah. Ia telah beberapa kali divonis atas pernyataannya yang kontroversial, namun Wilders berhasil menghindari hukuman penjara.

Beberapa contoh kasus yang menjerat Geert Wilders antara lain adalah kasus fitnah (2010), Geert Wilders didakwa karena menyebarkan fitnah terkait dengan sebuah film yang berunsur islam, ia dituduh melakukan hasutan kebencian dan diskriminasi terhadap islam. Namun hakim memutuskan untuk tidak memberikan hukuman karena pernyataannya ditujukan pada keyakinan agama dan bukan terhadap individu. 

Selain itu, ia juga pernah tersandung kasus rasisme terhadap etnis Maroko pada tahun 2016. Wilders didakwa karena melakukan diskriminasi setelah menyebut orang Maroko "sampah" di kampanyenya. Wilders dinyatakan bersalah namun tidak dijatuhi hukuman.

Meskipun pandangannya kontroversial, Wilders telah mempertahankan posisinya sebagai figur penting dalam politik Belanda.
Sebagai calon Perdana Menteri baru, kebijakan dan retorika Geert Wilders akan memiliki dampak signifikan pada Belanda dan hubungannya dengan negara lain, terutama yang memiliki populasi Muslim yang dominan. Hasil persidangan dan lanskap politik yang terus berkembang di Belanda akan menentukan sejauh mana pengaruh Wilders dalam politik dan masyarakat Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun