Mohon tunggu...
Mutia Rachman
Mutia Rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan?

11 November 2024   11:11 Diperbarui: 11 November 2024   11:19 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesetaraan gender dalam pembangunan mengacu pada kondisi di mana laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Di Indonesia, ketimpangan gender masih tinggi, dengan skor Global Gender Gap mencapai 0,688. Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan sangat penting karena mereka memahami kebutuhan dan solusi yang relevan. Pengarusutamaan Gender (PUG) menjadi strategi untuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam kebijakan dan program pembangunan. Kesetaraan gender juga merupakan salah satu tujuan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang harus dicapai pada tahun 2030.

Kesetaraan gender dalam pembangunan berarti menciptakan peluang dan akses yang setara bagi semua gender (pria, wanita, dan kelompok non-biner) untuk berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari kemajuan sosial, ekonomi, dan politik tanpa diskriminasi. Kesetaraan ini mengakui bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk menikmati kualitas hidup yang baik dan berkontribusi dalam pembangunan tanpa terhambat oleh bias atau ketidakadilan berbasis gender.

Mengapa Kesetaraan Gender Penting dalam Pembangunan?
   - Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Manusia : Jika kesetaraan gender tercapai, semua orang, terlepas dari jenis kelaminnya, dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap ekonomi dan masyarakat. Ini penting karena berbagai riset menunjukkan bahwa negara dengan kesetaraan gender yang lebih baik memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
   - Pengurangan Kemiskinan: Kesetaraan gender dapat membantu mengurangi kemiskinan. Ketika perempuan dan kelompok marjinal diberdayakan, mereka cenderung berinvestasi dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga, sehingga mengurangi siklus kemiskinan antargenerasi.
   - Kesehatan dan Pendidikan Lebih Baik: Pendidikan dan kesehatan yang lebih baik untuk perempuan biasanya mengarah pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara umum. Anak-anak dari ibu yang berpendidikan dan sehat cenderung memiliki peluang hidup dan pendidikan yang lebih baik.
   - Keadilan dan Hak Asasi Manusia: Kesetaraan gender adalah isu hak asasi manusia yang mendasar, karena setiap orang berhak untuk diperlakukan dengan adil dan setara dalam aspek sosial, politik, dan ekonomi.

 2. Aspek-Aspek Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

   - Ekonomi: Salah satu masalah utama adalah kesenjangan gaji antara pria dan wanita, yang masih terjadi di berbagai negara. Peningkatan akses ke pekerjaan dan kesempatan yang setara bagi semua gender dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja, menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
   - Politik: Partisipasi perempuan dalam politik masih rendah di banyak negara. Keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk memastikan kebijakan pembangunan memperhatikan kebutuhan dan perspektif semua gender.
   - Pendidikan: Akses yang setara ke pendidikan adalah dasar bagi pembangunan yang berkelanjutan. Ketika anak perempuan memiliki kesempatan pendidikan yang sama seperti anak laki-laki, mereka memiliki potensi untuk meningkatkan taraf hidup mereka, dan ini berdampak pada pembangunan jangka panjang.
   - Kesehatan: Pelayanan kesehatan yang adil dan akses terhadap informasi kesehatan reproduksi membantu mencegah kematian ibu, penyakit menular seksual, serta menjaga kesejahteraan seluruh keluarga dan komunitas.
   - Kekerasan Berbasis Gender: Kekerasan berbasis gender merupakan hambatan signifikan bagi kesetaraan. Tindakan ini tidak hanya melukai korban secara fisik dan psikologis tetapi juga berdampak pada produktivitas dan stabilitas sosial. Menghapus kekerasan berbasis gender adalah langkah penting menuju kesetaraan gender dalam pembangunan.

3. Tantangan dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender

   - Budaya dan Norma Sosial: Di banyak masyarakat, norma patriarki masih kuat, di mana peran perempuan sering kali dibatasi pada lingkup domestik. Hal ini bisa menghambat perempuan untuk terlibat aktif di sektor publik.
   - Diskriminasi Struktural dan Sistemik: Banyak institusi dan regulasi yang secara tidak langsung mendiskriminasi perempuan, seperti keterbatasan akses pada kepemilikan lahan, pembiayaan, atau hak kerja yang setara.
   - Ketidaksetaraan Ekonomi: Perempuan sering kali bekerja di sektor informal dengan penghasilan yang rendah dan tanpa jaminan sosial. Hal ini memperparah kemiskinan dan ketidaksetaraan di antara gender.
   - Akses Terbatas pada Pendidikan: Di beberapa negara, anak perempuan sering kali tidak mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama, baik karena keterbatasan ekonomi, diskriminasi, atau pandangan yang membatasi.

 4. Upaya Menuju Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

   - Kebijakan yang Mendukung Kesetaraan: Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang memastikan kesetaraan, seperti kebijakan upah yang setara, hak cuti hamil dan parental leave bagi kedua orang tua, serta perlindungan hukum dari diskriminasi dan kekerasan.
   - Pendidikan Gender: Pengenalan tentang pentingnya kesetaraan gender sejak dini di sekolah dan masyarakat bisa membantu mengubah pandangan serta menghilangkan stereotip yang membatasi perempuan dan kelompok minoritas gender.
   - Peningkatan Akses ke Sumber Daya dan Peluang: Memastikan akses perempuan ke modal, pelatihan, dan teknologi dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam sektor ekonomi, termasuk wirausaha.
   - Keterlibatan Pria dan Semua Gender: Kesetaraan gender bukan hanya isu perempuan, tetapi juga melibatkan semua gender. Dengan melibatkan pria dan laki-laki, misalnya dalam pendidikan kesetaraan gender, diharapkan norma sosial yang membatasi peran perempuan dapat berubah.

5. Manfaat Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

   - Peningkatan Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi: Partisipasi penuh dari seluruh penduduk, tanpa memandang gender, akan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
   - Pembangunan yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan: Pembangunan yang memperhatikan kepentingan semua gender dapat membantu mengatasi berbagai tantangan sosial seperti kemiskinan, kesehatan, dan ketimpangan sosial.
   - Perdamaian dan Stabilitas Sosial: Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang lebih adil terhadap perempuan cenderung lebih stabil dan damai.

Dengan menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam pembangunan, diharapkan kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, sejahtera, dan inklusif bagi semua gender.

Kesetaraan gender dalam pembangunan adalah upaya untuk memastikan semua gender memiliki akses dan kesempatan yang setara dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan kesehatan tanpa diskriminasi. Hal ini penting untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia, mengurangi kemiskinan, dan mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Tantangan seperti norma sosial, diskriminasi struktural, dan akses yang terbatas pada pendidikan perlu diatasi. Dengan kebijakan yang mendukung, peningkatan akses sumber daya, serta keterlibatan seluruh gender, kesetaraan ini dapat membawa manfaat besar bagi stabilitas sosial, pertumbuhan ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun