Martin Hoffman adalah seorang psikolog yang terkenal dengan kontribusinya dalam bidang empati, terutama dalam konteks perkembangan sosial dan emosional. Dalam teorinya, Hoffman mengemukakan bahwa empati berkembang melalui beberapa tahap sepanjang hidup seseorang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Â
Teori Empati Martin Hoffman
Hoffman memandang empati sebagai kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain. Ia mengidentifikasi beberapa bentuk empati yang berkembang seiring bertambahnya usia, serta mekanisme psikologis yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa tahap perkembangan empati menurut Hoffman:
1. Empati Primordial (Usia 1-2 Tahun)Â Â
  Pada tahap ini, empati dimulai dari kemampuan bayi untuk merespons kesedihan atau ketidaknyamanan orang lain dengan cara merasakan keadaan tersebut, meskipun belum ada pemahaman penuh tentang perasaan orang lain. Misalnya, seorang bayi yang mendengar temannya menangis mungkin akan ikut menangis sebagai bentuk respons emosional.
2. Empati Simbolik (Usia 2-3 Tahun)Â
  Seiring berkembangnya kemampuan bahasa dan kognisi, anak-anak mulai memahami bahwa perasaan orang lain berbeda dari perasaan mereka sendiri. Pada tahap ini, mereka dapat menunjukkan empati dengan cara yang lebih terkontrol, misalnya, memberikan dukungan atau kenyamanan kepada teman yang sedih atau terluka.
3. Empati yang Berdasarkan Perspektif (Usia 4-6 Tahun)
  Pada usia ini, anak-anak mulai dapat memahami perspektif orang lain secara lebih jelas. Mereka menyadari bahwa orang lain bisa merasakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang mereka rasakan. Anak-anak pada tahap ini dapat menanggapi kebutuhan emosional orang lain dengan lebih tepat dan terarah.
4. Empati Moral (Usia 7 Tahun ke Atas)Â
  Di tahap ini, empati tidak hanya dipengaruhi oleh perasaan tetapi juga oleh nilai-nilai moral. Anak-anak mulai bisa mengaitkan respons empatik mereka dengan prinsip-prinsip etika, seperti keadilan dan kebaikan. Mereka tidak hanya merasa kasihan atau peduli terhadap orang lain, tetapi juga memahami bahwa membantu orang lain adalah hal yang benar dan perlu dilakukan.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati.
Hoffman juga menyoroti beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bagaimana empati berkembang pada individu, antara lain:
- Pengalaman Pribadi: Pengalaman sosial yang lebih banyak, seperti interaksi dengan orang lain yang memiliki perasaan dan perspektif berbeda, dapat meningkatkan kapasitas empatik seseorang.
- Kondisi Sosial dan Keluarga: Lingkungan keluarga yang mendukung komunikasi emosional yang terbuka dan positif dapat meningkatkan kemampuan empati anak-anak.
-Pendidikan Moral dan Sosial: Pengajaran tentang nilai-nilai moral dan empati dalam keluarga atau sekolah dapat mempercepat perkembangan empati anak.
Konsep Empati dalam Teori Hoffman
Hoffman tidak hanya mengidentifikasi tahap perkembangan empati, tetapi juga membedakan antara beberapa jenis empati yang mungkin muncul:
- Empati Emosional: Merujuk pada kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. Ini adalah bentuk empati yang paling dasar dan paling primitif.
- Empati Kognitif: Kemampuan untuk memahami dan mengenali perasaan orang lain tanpa merasakannya secara langsung.
- Empati Sosial: Melibatkan dorongan untuk membantu orang lain berdasarkan pemahaman terhadap perasaan mereka dan kebutuhan sosial yang lebih luas.
Implikasi Teori Empati Hoffman
Teori empati Martin Hoffman berimplikasi penting dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, psikologi perkembangan, dan terapi. Dengan memahami bagaimana empati berkembang, pendidik dan orang tua dapat merancang strategi untuk mendorong pengembangan empati pada anak-anak. Selain itu, pemahaman tentang berbagai jenis empati juga berguna dalam konteks profesional seperti konseling atau pengasuhan.
Teori Hoffman memberi wawasan yang mendalam tentang pentingnya empati dalam kehidupan sosial, dan bagaimana pemahaman serta respons terhadap perasaan orang lain dapat membentuk interaksi sosial yang lebih positif dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H