Mohon tunggu...
Mutiara Bungsu
Mutiara Bungsu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Memasak Kepribadian : Pendiam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Empati Dari Martin Hoffman

18 Januari 2025   18:02 Diperbarui: 18 Januari 2025   18:02 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

   Di tahap ini, empati tidak hanya dipengaruhi oleh perasaan tetapi juga oleh nilai-nilai moral. Anak-anak mulai bisa mengaitkan respons empatik mereka dengan prinsip-prinsip etika, seperti keadilan dan kebaikan. Mereka tidak hanya merasa kasihan atau peduli terhadap orang lain, tetapi juga memahami bahwa membantu orang lain adalah hal yang benar dan perlu dilakukan.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati.

Hoffman juga menyoroti beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bagaimana empati berkembang pada individu, antara lain:

- Pengalaman Pribadi: Pengalaman sosial yang lebih banyak, seperti interaksi dengan orang lain yang memiliki perasaan dan perspektif berbeda, dapat meningkatkan kapasitas empatik seseorang.

- Kondisi Sosial dan Keluarga: Lingkungan keluarga yang mendukung komunikasi emosional yang terbuka dan positif dapat meningkatkan kemampuan empati anak-anak.

-Pendidikan Moral dan Sosial: Pengajaran tentang nilai-nilai moral dan empati dalam keluarga atau sekolah dapat mempercepat perkembangan empati anak.

Konsep Empati dalam Teori Hoffman

Hoffman tidak hanya mengidentifikasi tahap perkembangan empati, tetapi juga membedakan antara beberapa jenis empati yang mungkin muncul:

- Empati Emosional: Merujuk pada kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. Ini adalah bentuk empati yang paling dasar dan paling primitif.

- Empati Kognitif: Kemampuan untuk memahami dan mengenali perasaan orang lain tanpa merasakannya secara langsung.

- Empati Sosial: Melibatkan dorongan untuk membantu orang lain berdasarkan pemahaman terhadap perasaan mereka dan kebutuhan sosial yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun