Mohon tunggu...
Mutiara Bena
Mutiara Bena Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Prajurit Tubuh Manusia

25 November 2017   18:18 Diperbarui: 25 November 2017   20:17 3030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang dan selamat membaca artikel saya readers! Kali ini saya akan membahas tentang diapedesis yang terjadi pada leukosit. Darah merupakan sel yang terdapat di setiap tubuh kita dan cairan yang mengalir di seluruh bagian tubuh kita. Unsur-unsur darah terdiri dari 2 yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair seperti serum dan fibrinogen. Sedangkan sel-sel darah merupakan bagian yang padat seperti sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Nah, untuk artikel kali ini saya akan membahas lebih lanjut tentang leukosit.

Dalam sehari-hari pasti kita menjumpai yang namanya kuman, bakteri, dan virus yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit bila menyerang tubuh kita. Namun, tubuh kita tidak selemah itu karena tubuh kita memiliki leukosit sebagai prajurit yang tangguh melawan segala bakteri untuk melindungi tubuh kita.

Leukosit itu bagaikan prajurit yang berfungsi sebagai sistem pertahan tubuh kita yang berfungsi untuk menangkal bakteri, virus, kuman, dan kotoran lain yang memicu penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh kita. Leukosit dapat dibagi menjadi dua berdasarkan ada dan tidaknya butiran (granula) di dalam sitoplasma yaitu, granulosit dan agranulosit. Granulosit sendiri dapat dibedakan menjadi 3 lagi berdasarkan warnanya (setelah diberi pewarna Wright), yaitu: Neutrofil, Eosinofil, Basofil.

Neutrofil berfungsi sebagai fagosit yang sangat aktif untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan agen penyebab cedera lainnya, jadi neutrofil itu seperti prajurit yang berasal dari sistem kekebalan tubuh bawaan. 

Eosinofil berfungsi sebagai fagosit (lemah) dan berperan penting dalam membasmi parasit, virus, dan bakteri, serat menciptakan respon inflamasi yang membantu mengontrol respon imun, terutama terhadap alergi. Basofil mengandung histamin yang berfungsi untuk memberi reaksi antigen dan alergi dan mengandung antikoagulan heparin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler.

Sedangkan untuk leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi 2, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit berfungsi dalam reaksi imunologis (kekebalan tubuh). Lemfosit sendiri terdapat 2 jenis yaitu, limfosit B dan T. Limfosit B berfungsi memproduksi protein (antibodi) yang berperan untuk membasmi mikroorganisme jahat yang telah dikenali sebelumnya. Limfosit T berfungsi untuk merangsang produksi senyawa (limfokin) yang berguna untuk menghancurkan zat dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, dan mengatur respons imunitas.

Monosit berfungsi sebagai fagosit yang sangat aktif dan bermigrasi melalui pembuluh darah menjadi histiosit (makrofag) yang berumur panjang di dalam jaringan. Monosit juga berfungsi dalam proses peradangan seperti menimbulkan gejala seperti demam, selain itu monosit akan menghancurkan benda-benda asing dalam tubuh, menghancurkan sel-sel seperti sel kanker, dan membuang jaringan tubuh yang sudah rusak/mati.

Leukosit sendiri memiliki 4 sifat, yaitu: Diapedesis (mampu menembus pori-pori dinding pembuluh darah), Kemotaksis (menanggapi rangsang zat kimia), Fagositosis (menelan mikroorganisme (antigen), benda asing, dan sel-sel yang telah rusak), dan Gerak Amuboid (bergerak seperti amoeba sehingga sel menjadi lebih panjang). Nah, untuk kali ini saya akan membahas lebih lanjut tentang diapedesis.

Diapedesis merupakan kemampuan leukosit untuk menembus dinding pembuluh darah kapiler melewati celah antara dua endotel, dengan pseudopodia untuk mencapai tempat kuman penyakit yang menyerang pertahanan tubuh menuju ke jaringan.

Cara kerja leukosit ketika kita terluka, yaitu leukosit akan berkumpul di bagian tubuh yang terluka, agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka itu, fungsi ini di dukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid dan bersifat fagotosis. Disaat  ada kuman yang masuk, prajurit akan segera bertarung melawan kuman tersebut. 

Jadi, leuosit sangat berfungsi untuk membantuk tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, bila leukosit tidak bekerja sebagaimana fungsinya makan luka akan mudah terinfeksi karena sampah-sampah atau serpihan yang dibawa luka tidak keluar yang akhirnya akan menimbulkan infeksi pada luka. Nah, untuk sifat leukosit diapedesis ini dapat dilakukan oleh kedua jenis leukosit yaitu,granulosit dan agranulosit.

Yang pertama adalah granulosit. Granulosit jumlahnya hampir 70% dari total sel darah putih yang ada. Jenis granula yang merupakan prajurit utama leukosit adalah Neutrofil. Neutrofil sendiri berjumlah paling banyak diantara jenis granula yang lainnya, yaitu sekitar 40-60% dari jumlah leukosit yang diproduksi di sum-sum tulang kuning, dengan banyaknya semakin terlindungi tubuh kita dari berbagai kuman, bakteri, dan virus yang ada.

Lalu ketika tangan kita terluka karena teriris pisau (luka terbuka) misalnya, maka sel yang paling pertama menghadang dan melawan bakteri, virus, dll adalah adalah neutrofil karena neutrofil sebagai fagosit yang sangat aktif berperan dalam proses peradangan. Dengan sifat fagosit yang dimiliknya, neutrofil menyerang kuman dengan menggunakan serangan respiratori yang memakai berbagai macam substansk yang mengandung hidrogen peroksida, oksigen radikla bebas, dan hipoklorit.

Setelah itu prajurit yang berada di barisan kedua leukosit granulosit yang adapat melakukan diapedesis adalah Basofil. Basofil berjumlah kurang dari 1% dari jumlah leukosit. Ketika jaringan tertentu didalam tubuh kita terluka, basofil akan dikeluarkan secara terus menerus oleh tubuh agar menghasilkan histamin dan membuka jalan bagi sel-sel darah putih lain untuk masuk. Selain itu, basofil juga akan menghasilkan antikoagulan heparin yang berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah, sehingga darah yang membeku hanya pada bagian tubuh yang terluka saja.

Selanjutnya leukosit granulosit yang berada di barisan ketiga adalah Eosinofil. Eosinofil berjumlah 1-3% dari jumlah leukosit. Eosinofil juga sama seperti Neutrofil, yaitu berperan sebagai fagosit, namun eosinofil berfungsi sebagai fagosit yang lemah. Eosinofil melakukan fagositosis selektif terhadap kelompok antigen dan antibodi. 

Maksudnya adalah eosinofil berfungsi untuk membunuh parasit dan detoksifikasi histamin. Jadi eosinofil ini bertugas untuk membersihkan sisa-sisa perang yang dilakukan oleh prajurit tubuh kita, leukosit dengan antigen. Ketika bertugas untuk membunuh parasit ia akan bergerak keluar dari pembulub darah dan masuk ke tempat yang dituju.

Selanjutnya adalah prajurit leukosit agranulosit. Prajurit leukosit agranulosit yang pertama adalah Monosit. Monosit ini berjumlah 3-8% dari jumlah leukosit. Tetapi, meskipun berjumlah lebih sedikit dari Neutrofil tidak menghalangi fungsi monosit yang berperan sebagai fagosit yang aktif bahkan bisa lebih kuat dari neutrofil karena bisa memakan bakteri atau kuman yang lebih besar ukurannya.  Sel-sel monosit yang dibuat di sum-sum tulang kuning akan menyebar ke seluruh tubuh dalam 1-3 hari.Monosit dapat berkembang menjadi sel dendritik ataupun makrofag. Makrofag merupakan sel yang dapat memakan sel-sel lain. 

Makrofag menyerang bahan asing, seperti bakteri dan virus agar tidak dapat melukai tubuh kita. Makrofag juga bisa makan sel-sel dalam tubuh kita yang telah terinfeksi oleh patogen, untuk mencegah penyebaran patogen dan menjaga agar tubuh tetap sehat. Maka dari itu, monosit juga membutuhkan kemampuan untuk menembus pembuluh darah, yaitu diapedesis. Tingkat monosit dalam darah cenderung meningkat ketika seseoerang mengalami infeksi, karena lebih banyak sel-sel monosit yang diperlukan untuk melawan infeksi

Prajurit leukosit agranulosit yang berada di barisan kedua adalah limfosit T. Lebih dari 80% limfosit dalam sirkulasi darah merupakan limfosit T. Limfosit T merupakan jenis limfosit yang beredar melalui kelenjar timus (organ yang terletak di bagian atas dada dan sangat penting dalam memproduksi zat yang berguna untuk melindungi tubuh terhadap penyakit) dan berubah menjadi sel-sel thymocytes (sel-sel yang telah berkembang di kelenjar timus) yang kemudian akan masuk ke dalam kelenjar getah bening untuk aktivasi. Selain itu, limfosit T jenis efektor juga berguna untuk masuk ke dalam jaringan untuk melawan infeksi.

Ketika tubuh kita terluka, limfosit yang pertama kali merespon adalah Limfosit T memori. Limfosit T memory ini berfungsi untuk mengingat antigen (benda asing) yang pernah masuk ke dalam tubuh. Dengan adanya limfosit T memori ini, benda asing yang pernah akan lebih mudah dikenali dan akan lebih cepat dihancurkan. 

Tahap selanjutnya setelah mengeluarkan limfosit T memori adalah leukosit akan mengeluarkan limfosit B. Limfosit B dan limfosit T memiliki fungsi yang berbeda. Limfosit B berfungsi untuk mencari target dan mengirim kan prajurit untuk mengunci keberadaan benda asing. Antigen inilah yang memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi (protein khusus yang untuk merespon antigen tertentu). Sementara itu,  antigen yang telah diidentifikasi oleh limfosit B akan dikenali oleh limfosit T dan akan dihancurkan oleh limfosit T.

Bila luka tidak terinfeksi oleh antigen maka tahap perlindungan yang dilakukan oleh leukosit hanya akan sampai pada limfosit B. Tetapi, bila luka sudah terlanjut terinfeksi, maka leukosit akan mengirimkan kembali limfosit T namun dengan jenis yang berbeda. Limfosit T yang dikirimkan kembali adalah limfosit T killer. Limfosit T killer ini menghasilkan zat kimia yang dikenal sebagai limfokin yang penting dalam membantu limfosit B dalam merespon antigen. 

Setelah semua luka sembuh dan sel yang terinfeksi sudah hilanh, tubuh akan mengeluarkan limfosit T regulatory. Limfosit ini memiliki fungsi untuk mengurangi produksi antibodi yang dihasilkan sel-sel plasma atau sederhananya berfungsi untuk memberhentikan respon limfosit B dann T setelah tidak diperlukan lagi. Karena, apabila tidak diberhentikan, sel-sel limfosit B dan T dapat menyerang kekebalan tubuh kita sendiri.

Itu merupakan langkah-langkah penyembuhan luka pada limfosit dan langkah terjadinya diapedesis pada limfosit, terutama limfosit T. Sifat diapedesis pada limfosit T ini juga bisa dibuktikan dari limfosit T yang dihasilkan di organ limpa dan dimatangkan di organ timus. Untuk mencapai dari organ ke organ tersebut, limfosit T harus keluar dari organ limpa menembus pembuluh darah untuk menuju ke timus.

Dari penjelasan yang sudah saya berikan di atas, dapat dibuktikan bahwa diapedesis bisa dilakukan oleh leukosit baik granulosit maupun agranulosit karena mereka keluar dari pembuluh darah dengan tujuan tertentu. Proses dari diapedesis diawali dengan pengecilan sel darah putih yang bisa berubah bentuk untuk memudahkan leukosit menjalankan fungsinya sebagai prajurit tubuh kita yaitu melawan bakteri yang masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat mudah melakukan diapedesis.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa leukosit granulosit pertama yang dapat melakukan diapedesis adalah neutrofil karena ia melakukan diapedesis untuk membantu dalam proses inflamasi, yaitu membunuh kuman, bakteri, dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Lalu yang kedua adalah basofil, ia melakukan diapedesis untuk memberi histmain sebagai reaksi terhadap antigen pada lokasi infeksi agar bisa menjadi sinyal untuk tubuh kita. Dan yang terakhir dari bagian prajurit granulosit adalah eosinofil. Meskipun ia hanya berfungsi sebagai fagosit yang lemah namun ia tetap melakukan diapedesis untuk menuju ke lokasi yang terinfeksi.

Berikutnya untuk prajurit agranulosit yang pertama adalah limfosit. Limfosit melakukan diapedesis untuk melakukan perlawanan terhadap kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan  sebagai perkembangan menjadi limfosit yang matang. Yang kedua adalah monosit yang melakukan diapedesis untuk berpindah sesuai dengan fungsinya yang digunakan untuk perkembangan menjadi makrofag dan untuk menjalakan fungsinya sebagai fagosit yang sangat aktif menyerang kuman, bakteri, dan virus.

Cukup sekian artikel saya kali ini, semoga apa yang telah saya sampaikan dpaat berguna bagi para readers yang membaca artikel saya ini. Terima kasih bagi para pembaca yang telah menyempatkan waktu luangnya.

Sumber: 1, 2, 3  

- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun