Mohon tunggu...
Mutiara BalquisPamuji
Mutiara BalquisPamuji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mutiara

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Strategi Digital Marketing untuk Meningkatkan Pemasaran Produk Makanan dan Brand Awareness di Desa Kraton-Jember

1 September 2021   12:12 Diperbarui: 1 September 2021   13:17 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengidentifikasi masalah dengan salah satu sasaran/Dokumentasi pribadi

Desa Kraton, adalah salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Jember tepatnya di Kecamatan Kencong Kencong. Desa Kraton memiliki jumlah penduduk mencapai 10.534 dan 1.756 diantaranya merupakan rumah tangga. Di Kecamatan Kencong memiliki beberapa desa diantaranya adalah (1) Desa Kraton, (2) Desa Cakru, (3) Desa Paseban, (4) Desa Kencong dan (5) Desa Wonorejo. Dalam Desa Kraton sendiri terdiri dari beberapa dusun yakni (1) Dusun Krajan, (2) Dusun Sidonganti, (3) Dusun Muneng dan (4) Dusun Kedunglangkap.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Kraton adalah sebagai petani, yaitu mencapai sekitar 2.819 orang dari jumah total masyarakat menurut pekerjaan sebanyak 11.526. Namun juga tidak sedikit penduduk yang menekuni pekerjaan dan/atau mengembangkan wirausaha, dan buruh/karyawan sebagai sumber penghidupan keluarganya. Di bidang wirausaha, diantaranya adalah usaha: (a) makanan, (b) penyedia jasa seperti jasa rias, (c) konveksi, (d) toko pakaian, dan (e) budidaya ikan. Khusus untuk wirausaha makanan, sudah dikembangkan oleh 3 (tiga) orang pelaku dan/atau 3 (tiga) rumah tangga usaha. Pemasaran untuk produk majanan tersebut, selama ini hanya meliputi di daerah Desa Kraton saja. Adapun sistem pemasaran produk makanan yang dilakukan oleh para pelaku usaha makanan di Desa Kraton ini masih bersifat konvensional, atau para pelaku usaha belum mengenal sistem pemasaran secara online (digital marketing).

Oleh karena sistem pemasaran produknya yang masih bersifat konvensional dan wilayah jangkauannya terbatas yaitu hanya pada daerah Desa Kraton saja, selain itu juga masih banyak pelaku usaha makanan di Desa Kraton yang belum memiliki nama atau label agar produknya lebih dikenal oleh masyarakat. Sehingga selama masa pandemi COVID-19 dan semenjak berlakunya kebijakan PPKM ini, sangat dirasakan oleh pelaku usaha makanan di Desa Kraton ini salah satunya yaitu dengan omset penjualannya menurun lumayan drastis. 

Pembimbingan dan pelatihan yang akan dilakukan kepada para pelaku usaha memiliki beberapa metode, diantaranya dengan memperkenalkan model pemasaran baru yang sesuai di masa pandemi COVID-19 ini dengan digital marketing yang pemasarannya berbasis online, bisa dilakukan melalui handphone. Dengan memperkenalkan model pemasaran online ini diharapkan para pelaku usaha sudah memiliki gambaran tentang bagaimana cara memasarkan produk mereka agar lebih dikenal masyarakat dan jangkauannya lebih luas. Selain itu juga diharapkan para pelaku usaha bisa menjadi inovatif dalam menentukan varian produknya agar lebih menarik dan bisa menarik peminat dari masyarakat.

Selain itu juga, para pelaku usaha juga dibimbing agar mengetahui betapa pentingnya sebuah label atau nama dari suatu produk untuk bisa menarik peminat dan juga bisa menjadi ciri khas dari suatu produk. Dengan adanya ciri khas tersendiri ini, produk tersebut bisa dipasarkan secara luas dan bisa bersaing dengan produk-produk lainnya. Adanya nama produk tidak hanya membuat masyarakat lebih mengenali produk tersebut dan bisa membedakannya tetapi juga bisa meningkatkan brand awareness yakni kemampuan konsumen untuk mengingat suatu produk hanya dari nama, logo, dan lain-lain.

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pedagang mie ayam sebagai sasaran pelatihan. Pada pelaksanaan program kerja tersebut terbagi ke dalam 4 minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kepada kegiatan tersendiri yang berbeda-beda. Kegiatan pada minggu ke-1 (minggu pertama) adalah menganalisa potensi desa yang sumbernya didapatkan dari perangkat-perangkat desa, perkenalan dengan sasaran sekaligus mengidentifikasi masalah dengan sasaran terkait masalah-masalah yang dihadapi selama masa pandemi COVID-19.

Dari identifikasi masalah tersebut dengan sasaran dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh sasaran salah satunya adalah menurunnya omset penjualan. Selain itu juga sasaran masih belum memiliki pengetahuan mengenai pemasaran secara online dan belum memiliki label dalam produknya. Sehingga banyak masyarakat yang belum mengenali produk dan jangkauan penjualannya terbatas yakni hanya ada di sekitar desa saja. Sehingga dibentuklah program kerja untuk mengatasi dan menangani masalah-masalah yang telah dialami oleh sasaran.

Pada minggu ke-2 (minggu kedua) adalah melakukan pelatihan kepada sasaran. Dalam pelatihan ini dibagi menjadi 2 pelatihan yakni pelatihan 1 yang berfokus kepada penerapan strategi pemasaran berbasis online yang didalamnya mencakup pengetahuan tentang pemanfaatan platform online seperti sosial media dan marketplace, pentingnya sebuah label agar lebih dikenal oleh masyarakat dan beberapa inovasi dalam varian makanan agar menarik minat masyarakat. Sedangkan pelatihan 2 terfokus kepada pemanfaatan salah satu fitur sosial media yakni marketplace di Facebook agar jangkauan pemasaran produk lebih luas dan tidak terbatas.

Melakukan pelatihan dengan salah satu sasaran/Dokumentasi pribadi
Melakukan pelatihan dengan salah satu sasaran/Dokumentasi pribadi

Pada pemaparan materi pelatihan 1, sasaran dengan mudah memahami materi pelatihan yang telah diberikan. Namun pada pemaparan materi pelatihan 2, sasaran mengalami kendala dalam memahami materi pelatihan yang diberikan karena sasaran belum mengetahui banyak tentang platform online salah satunya adalah Facebook. Hingga akhirnya sasaran dapat memahami materi dengan lancar dan mulai mengembangkan usahanya terutama dalam pemasaran.

 Setelah melakukan pelatihan yang terbagi menjadi pelatihan 1 dan pelatihan 2 kepada sasaran, pada minggu ke-3 kali ini difokuskan kepada kegiatan pendampingan kepada sasaran. Pada pendampingan kepada sasaran ini difokuskan kepada 3 tahap. Tahap pertama pendampingan yakni membuat identitas atau brand agar lebih dikenal oleh masyarakat, dalam pendampingan membuat identitas ini dilakukan dengan pembuatan design banner. Kemudian, tahap kedua adalah mendampingi sasaran dalam membuat inovasi baru dalam varian mie ayam yakni mie ayam instan yang bisa dipesan secara online dengan variasi ukuran biasa dan ukuran jumbo. Lalu yang tahap ketiga adalah penggunaan fitur marketplace pada Facebook untuk bisa mempromosikan produk ke masyarakat lain secara luas baik dari dalam desa maupun dari luar desa.

Tahap pertama pendampingan yakni pendampingan sasaran dalam membuat design banner yang menjadi langkah penting dalam mempromosikan produk agar masyarakat sekitar lebih mengenal lagi warung mie ayam tersebut dikarenakan sebelumnya, warung tersebut belum memiliki identitas seperti banner yang mencakup nama dan nomor telepon untuk pemesanan. Sebelum membuat design banner, sasaran terlebih dahulu menentukan nama yang akan dijadikan sebagai identitas untuk warung mie ayam tersebut agar lebih dikenal dan nama tersebut ditetapkan menjadi ‘Warung Mie Ayam Mbak Yuyun’. Setelah menentukan nama untuk identitas dilanjutkan dengan pembuatan design banner. Dalam membuat design banner ini menggunakan aplikasi/software bernama Canva yang penggunaannya lebih mudah dan lebih bisa dipahami oleh sasaran dibandingkan dengan software yang lain seperti Corel Draw atau pun Photoshop. Kemudian banner tersebut dicetak di Percetakan Ramai Kencong, percetakan tersebut dipilih karena selain harga yang terjangkau lokasi percetakan tersebut dekat dengan tempat usaha mie ayam sasaran.

Pada tahap kedua setelah melakukan pendampingan dalam pembuatan design banner untuk identitas adalah mendampingi sasaran dalam membuat inovasi baru dalam varian mie ayam yakni mie ayam instan yang bisa dipesan secara online dengan variasi ukuran biasa dan ukuran jumbo. Agar mie ayam tersebut menjadi menarik, maka diperlukan sebuah inovasi yang bisa menarik minat masyarakat untuk membeli produk. Sehingga pada pelatihan ini difokuskan untuk mendampingi sasaran dalam packing dan menyusun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk inovasi mie ayam instan ini. Yang kemudian mie ayam instan ini akan diantarkan langsung ke lokasi tempat konsumen berada.

Melakukan pendampingan dengan salah satu sasaran/Dokumentasi pribadi
Melakukan pendampingan dengan salah satu sasaran/Dokumentasi pribadi
Pada tahap selanjutnya atau tahap ketiga setelah melakukan pendampingan pada pembuatan varian baru mie ayam, hari ketiga ini difokuskan kepada melakukan pendampingan dalam pemasaran di media sosial. pembuatan akun sekaligus upload produk baik di media sosial Instagram maupun marketplace Shopee. Sasaran melakukan pembuatan akun melalui smartphone, dalam pembuatan akun Facebook cukup dipersiapkan nomor telepon dan email aktif sebagai syarat pembuatan akun.

Setelah akun tersebut terbuat maka kegiatan selanjutnya merupakan upload produk, kegiatan selanjutnya adalah optimalisasi penggunaan Facebook yang digunakam untuk memasarkan produk. Dalam kegiatan ini, sasaran mulai menggunakan fitur marketplace yang ada di Facebook dan juga mengisi keterangan produk yang telah ada seperti nama produk yang dijual, harga produk, lokasi tempat berjualan dan mengisi ketersediaan barang. Selain itu juga, dalam fitur marketplace di Facebook ini, penjual bisa dengan mudah menawarkan produk hanya dengan menekan opsi promosikan jualan yang bisa menambah insights atau lebih banyak orang yang melihat produk tersebut.

Melakukan pendampingan dalam pembuatan akun Facebook/Dokumentasi pribadi
Melakukan pendampingan dalam pembuatan akun Facebook/Dokumentasi pribadi
Selama kegiatan pendampingan yang dilakukan kepada sasaran dari tahap pertama hingga tahap terakhir, sasaran masih mengalami kendala terutama dalam pembuatan akun Facebook dan mengunggah konten di marketplace Facebook. Sasaran masih belum memahami bagaimana jalannya Facebook sehingga dalam pendampingan tersebut, saya mendampingi sasaran dengan memberikan pemahaman mulai dari membuat akun hingga menjelaskan fitur-fitur yang ada di Facebook. Setelah menjelaskan tentang fitur-fitur di Facebook secara terperinci kepada sasaran, sasaran sudah mulai memahami bagaimana jalannya Facebook dan bagaimana menjual produk di Facebook.

Tingkat keberhasilan dalam pendampingan ini yang pertama adalah sasaran dapat menciptakan inovasi baru dalam makanan yakni mie ayam instan yang sebelumnya belum ada sebagai inovasi baru untuk mempromosikan produk di masa pandemi ini. Yang kedua adalah sasaran sudah mendapatkan pemahaman tentang media sosial yakni Facebook dan cara untuk memanfaatkan Facebook sebagai platform online untuk berjualan agar jangkauan produk untuk bisa dikenal oleh masyarakat lebih luas. (Mutiara Balquis Pamuji/KKN-BTV-3/Kelompok-33/Kraton/ Jember/Agus Supriono).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun