Mohon tunggu...
MUTIARA ANGGRAENI TABEO
MUTIARA ANGGRAENI TABEO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Memindahkan imaji dan opini yang menumpuk di dalam kepala, ke kepala lainnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Waktu dan Pencarian Makna: Menyibak Tabir Baru dari Kedai Funicula Funiculi

28 Juni 2024   18:47 Diperbarui: 28 Juni 2024   19:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Ini menjawab misteri mengenai mengapa Kazu terlihat menjadi sosok yang dingin dan sangat pendiam. Untungnya, di akhir novel ini, pada akhirnya Kazu mau belajar untuk memaafkan dirinya sendiri.

          Hal menari kalinnya seputar Kazu adalah ia telah mengandung seorang anak. Ternyata, hal ini membuatnya kehilangan kekuatan untuk membuat kopi "super" tersebut, karena kekuatannya langsung menurun ke anak dalam kandungan tersebut.

           Untungnya, Miki Tokita sudah berusia tujuh tahun di buku ini, sehingga ia telah memiliki kemampuan tersebut dan kedai pun tetap dapat berjalan kembali. Sebagai tambahan, peran Miki sebagai "pengundang tawa" di novel ini cukup terasa kental.

            Meskipun begitu, buku ini tetap menyenangkan untuk dibaca. Dengan segala aturan yang tetap sama, kita akan menyaksikan orang-orang pergi ke masa lalu, meskipun tahu apa yang mereka lakukan tidak akan mengubah masa kini.

          Setelah membaca "Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap", dapat disimpulkan bahwa novel ini membawa dimensi baru pada seri yang sudah populer ini. Salah satu aspek yang paling menarik adalah pengungkapan misteri seputar karakter Kazu Tokita. Dan sosok hantu wanita bergaun putih yang selama ini menghantui kedai. Revelasi ini tidak hanya menambah elemen supernatural pada cerita, tetapi juga memberikan latar belakang emosional yang kuat untuk karakter Kazu.

          Aspek menarik lainnya adalah revelasi bahwa Kazu sedang mengandung, dan hal ini menyebabkan ia kehilangan kemampuannya untuk membuat "kopi ajaib". Kekuatan ini ternyata menurun langsung ke anak dalam kandungannya, menambahkan elemen mistis baru pada cerita. Untungnya, Miki Tokita yang kini berusia tujuh tahun telah mewarisi kemampuan ini, memastikan kelangsungan kedai Funiculi Funicula. Peran Miki sebagai "pengundang tawa" dalam novel ini juga memberikan keseimbangan yang diperlukan di tengah tema-tema berat yang diangkat.

           Berbeda dengan novel pertama, cerita-cerita dalam buku ini cenderung lebih berdiri sendiri. Tokoh-tokoh yang melakukan perjalanan waktu tidak terlalu berkaitan satu sama lain. Meskipun ini memungkinkan eksplorasi yang lebih dalam pada masing-masing cerita, beberapa pembaca mungkin merasa kehilangan rasa keterkaitan antar cerita yang ada di novel pertama. Selain itu, meskipun cerita-cerita dalam novel ini tetap menarik, dampak emosionalnya mungkin tidak sekuat novel pertama. Namun, kisah Kazu sendiri menjadi highlight yang menarik perhatian, menunjukkan kekuatan narasi personal dan perkembangan karakter dalam novel ini.

          Meski ada beberapa perubahan dalam struktur dan dampak emosional cerita, "Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap" tetap menawarkan pengalaman membaca yang menyenangkan. Novel ini berhasil menyeimbangkan antara mengungkap misteri lama dan menciptakan cerita-cerita baru yang menarik. Dengan mempertahankan aturan-aturan dasar yang sama tentang perjalanan waktu, novel ini mengajak pembaca untuk menyaksikan bagaimana orang-orang menghadapi masa lalu mereka, meskipun mereka tahu bahwa tindakan mereka tidak akan mengubah masa kini. Ini memberikan perenungan mendalam tentang penerimaan, penyesalan, dan kekuatan pilihan dalam hidup kita.

         "Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap" membawa pesan universal yang relevan bagi kita semua. Melalui cerita-cerita perjalanan waktu yang unik, novel ini mengingatkan kita akan pentingnya menerima dan memaafkan diri sendiri, seperti yang ditunjukkan oleh perjalanan Kazu Tokita. Kita diajak untuk menghargai hubungan antar generasi dan memahami dampak tindakan kita terhadap masa depan, sebagaimana tercermin dalam pewarisan kemampuan ajaib dan tradisi kedai. Novel ini juga menekankan bahwa meskipun kita tidak bisa mengubah masa lalu, kita memiliki kekuatan untuk membentuk masa kini dan masa depan melalui pilihan-pilihan yang kita buat. Yang terpenting, cerita-cerita ini mengingatkan kita akan kekuatan hubungan manusia dan empati, mengajak kita untuk membangun koneksi yang bermakna dan memahami orang lain, bahkan dalam situasi yang paling sulit. Pada akhirnya, "Funiculi Funicula" mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran, menerima konsekuensi dari tindakan kita, dan selalu berusaha untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun