Mohon tunggu...
MUTIARA ANGGRAENI TABEO
MUTIARA ANGGRAENI TABEO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Memindahkan imaji dan opini yang menumpuk di dalam kepala, ke kepala lainnya

Selanjutnya

Tutup

Book

Makna Menghargai Setiap waktu dan Kehidupan Bersama Novel "Funiculi Funicula: Before The Coffee Gets Cold" by Toshikazu Kawaguchi

3 Januari 2024   00:46 Diperbarui: 3 Januari 2024   13:11 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                                  Gambar buku (Foto by Asako)

Kafe tua di sebuah gang kecil di Tokyo adalah tempat yang bagus untuk menghabiskan waktu. Namun siapa sangka ada Keajaiban pada kafe itu yang menarik seorang wanita yang ingin meluangkan waktu untuk berbicara dengan kekasihnya, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tidak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin melihat adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin tidak pernah dikenalnya. Namun, ada banyak peraturan yang harus diingat. Satu, mereka harus tetap duduk di kursinya. Dua, apa pun yang mereka lakukan pada masa lalu tidak akan mengubah keadaan sekarang. Tiga, sebelum kopi menjadi dingin, mereka harus menghabiskannya.

4. Review Sebagai Pembaca

Buku ini menceritakan tentang sebuah kafe kecil di Tokyo dengan kisah-kisahnya yang aneh dan luar biasa. Kafe ini merupakan latar belakang novel Toshikazu Kawaguchi. Funiculi funicula adalah nama kafe yang menggambarkan seluruh kisah yang ditulis dalam buku setebal 223 halaman ini. Seperti yang saya katakan sebelumnya, yang menarik dari kafe ini adalah ceritanya yang misterius. Kafe ini memiliki kemampuan untuk membawa orang ke masa lalu; dengan kata lain, saat Anda datang ke sana, Anda dapat menjelajah ke masa lalu. Meskipun demikian, mereka memiliki aturan yang cukup ketat untuk memungkinkan mereka untuk kembali ke masa lalu.

Sebelum menyinggung kedalam cerita ada baiknya untuk menyinggung sampulnya, kesan awal pada sampul bukunya menurut saya sama sekali tidak menunjukan kesan fantasy yang akan di bahas didalam buku ini, itulah mengapa awalnya saya terkecoh mengira buku ini hanya buku novel dengan genre drama biasa, sampulnya sangat terkesan sederhana namun elegan, kesan menjelang sore hari di musim panas membuat saya terhanyut kedalam kenyamanan, sampul yang sederhana tidak membuat  alur ceritanya sesederhana itu.

Novel ini mempunyai alur maju mundur yang dimana ini pasti banyak dijumpai di novel penjelajah waktu. Seperti yang kita ketahui hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu atau penjelajahan waktu, biasanya orang-orang beranggapan bahwa tujuannya adalah untuk memperbaiki penyesalan atas perbuatan yang mereka lakukan. Dan dengan pergi ke masa lalu bisa mengulangi pilihan yang dianggap lebih menguntungkan di masa depan. Anggapan seperti ini sudah tidak asing bahkan tercermin dalam buku Funicula Funiculi karya Toshikazu Kawaguchi. Dalam buku ini, setiap tokoh yang berhasrat pergi ke masa lalu memang memiliki penyesalan mendalam yang menyayat hati. Sikap tidak siap untuk menerima kenyataan masa kini dan luka mendalam akibat masa lalu yang telah berlalu menjadi alasan utama para tokoh melakukan perjalanan waktu.

Disetiap cerita permasalahan masing-masing tokoh mampu membuat saya meneteskan air mata hingga ikut merasakan yang namanya sakit hati, penyesalan dari masing-masing tokoh menurut saya sangat relate dengan kehidupan nyata, serta kutipan-kutipan indah dari Toshikazu Kawaguchi melalui tokoh-tokohnya mampu membuat saya menyadari bahwa buku novel ini harus dibaca setiap orang agar lebih bersyukur dan saling menghargai, semua cerita tokoh-nya sangat berkesan serta memiliki kelebihan masing-masing

Di akhir akhir novel kita bisa melihat tujuan sebenarnya dari perjalanan waktu para tokoh bukan lagi untuk mengubah masa lalu. Mereka sadar bahwa apa yang telah terjadi tidak dapat diubah lagi karena sudah merupakan suatu ketentuan. Yang bisa mereka lakukan hanyalah memanfaatkan kesempatan singkat untuk menyampaikan isi hati, meminta maaf, atau sekadar bertemu dengan orang yang mereka sayangi untuk  mengucap selamat tinggal dengan cara yang lebih baik. Lewat penyesalan para tokoh, penulis ingin berusaha menyampaikan pesan bahwa kita tidak boleh terjebak dalam penyesalan masa lalu. Karena yang terpenting adalah bagaimana memperbaiki hidup ke depannya dengan bijak agar tidak ada lagi hasrat untuk kembali mengulang hal yang sudah lalu.

Novel ini sangat berpengaruh bagi saya, bagaimana hal ini bisa terjadi? Ya novel yang menemani tahun terakhir saya di sekolah menengah atas ini sangat berarti, buku yang diberikan oleh kakak saya ini tampaknya sangat pas untuk situasi saya saat itu, yang sedang berada difase seorang remaja dengan banyak pilihan, karena dimana buku ini membuat saya lebih menghargai waktu yang saya miliki dan juga membuat saya tumbuh menghargai setiap detik yang akan menjadi menit hingga menjadi lalu, Karena menurut saya alih alih menyesali hal yang sudah terjadi lebih baik menciptakan hal baik yang tidak akan pernah kita sesali dimasa depan

Buku novel ini memiliki kelebihan yang dimana akan menjadi bahan pengajaran bagi setiap orang yang membaca. Walaupun memiliki sedikit kekurangan karena si hantu yang ngopi, Kazu, dan beberapa lainnya tidak ada ruang penjelasan kenapa mereka bisa memiliki hubungan atau karakteristik masing-masing dan tidak dijelaskan siapa mereka, padahal mereka tokoh yang cukup signifikan membuat cerita buku ini berwarna. Diluar itu buku ini sangat saya rekomendasikan bagi kamu yang hendak belajar untuk lebih bijak menghadapi kenyataan. Dan yang terpenting belajar memahami diri sendiri saat ini. Belajar bersyukur dan menerima apa yang sudah terjadi di masa lalu. Berdamai dengan keadaan dan perasaan untuk hidup di masa kini. Apa pun yang terjadi di masa lalu sudah tidak bisa kita kendalikan lagi. Karena kejadian itu  hanya bisa menjadi guru bagi kita untuk lebih bijak dalam menghadapi hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun