Penulis: Mutiara Anggraeni Tabeo
MOROWALI - Kawasan Industri Morowali (KIM) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kini tengah mengalami booming investasi dari sejumlah perusahaan raksasa, terutama Tiongkok. Total investasi yang telah masuk hingga Mei 2022 tercatat fantastis mencapai USD 7,5 miliar atau sekitar Rp 112 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS).
Sekjen Kamar Dagang Indonesia-China (CCCI) Li Chen mengatakan, nilai investasi di KIM diperkirakan terus meningkat tajam pada tahun-tahun mendatang. Pasalnya, Morowali kini jadi incaran para investor dari berbagai negara karena lokasinya yang strategis berdekatan dengan tambang nikel kelas dunia, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
 Ya, kawasan seluas 2.000 hektar ini kini dijuluki sebagai "surga" bagi perusahaan-perusahaan besar, terutama Tiongkok, untuk menanamkan modalnya.
Tahukah Anda, total nilai investasi di KIM mencapai fantastis USD 7,5 miliar per Mei 2022 lalu! Tak pelak, angka ini terus meroket seiring bertambahnya investor yang "kepincut" dengan Morowali.
Lantas, mengapa Morowali? Apa rahasia di balik magnet investasi asing, khususnya China, yang begitu besar pada KIM?
"Letaknya yang strategis dekat tambang nikel menjadi faktor utama," ungkap Sekjen China Chamber of Commerce in Indonesia Li Chen.
Benar saja. Mayoritas pabrik di KIM memproses bijih nikel dari tambang raksasa di sebelahnya, yakni PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) milik investor asal China dan Australia. Tak heran, pengolahan nikel jadi primadona KIM.
Contohnya, Lygend International dari China bahkan menggelontorkan modal hingga USD 1,3 miliar untuk pabrik pemurnian nikel. Proyek senilai triliunan rupiah ini menjadi investasi tunggal terbesar China di Indonesia!
Kini, terdapat pula perusahaan Malaysia yang ikut patungan dengan Lygend. Hal ini menunjukkan hubungan bilateral Indonesia-China makin erat lewat KIM dan sektor nikel.
"Kunjungan Presiden Jokowi ke China tahun lalu makin mendorong minat investor Tiongkok ke Indonesia, termasuk industri baterai kendaraan listrik yang membutuhkan banyak nikel," imbuh Chen.
Dengan prospek cerah nikel untuk baterai mobil listrik, dapat dipastikan KIM Morowali akan terus menjadi " rebutan" perusahaan-perusahaan global. Indonesia pun makin diuntungkan lewat devisa dan lapangan kerja.
Melalui pengembangan KIM, Indonesia dan China sama-sama diuntungkan. Indonesia mendapatkan investasi besar, transfer teknologi, serta devisa negara. Sementara perusahaan China mendapat pasokan bahan baku murah untuk ekspansi bisnisnya.
Jelas terlihat, KIM kini menjadi jembatan bagi Indonesia dan China untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Wujud nyata persahabatan Indonesia-China makin erat
References
Perindustrian, K. (2017). https://kemenperin.go.id/artikel/17722/Tiongkok-Investasi-Rp-21,7-Triliun-di-Morowali.
Umah, A. (2021). https://www.cnbcindonesia.com/news/20210917093655-4-277025/bangun-klaster-baterai-ev-setoran-industri-morowali-ke-ri/2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H