Mohon tunggu...
MUTIARA ANGGRAENI TABEO
MUTIARA ANGGRAENI TABEO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Memindahkan imaji dan opini yang menumpuk di dalam kepala, ke kepala lainnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wujud Hubungan Bilateral Indonesia-China: Kawasan Industri Morowali Jadi Lahan Empuk Investasi Asing

1 Januari 2024   00:35 Diperbarui: 2 April 2024   23:07 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Reuter) 

Penulis: Mutiara Anggraeni Tabeo

MOROWALI - Kawasan Industri Morowali (KIM) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kini tengah mengalami booming investasi dari sejumlah perusahaan raksasa, terutama Tiongkok. Total investasi yang telah masuk hingga Mei 2022 tercatat fantastis mencapai USD 7,5 miliar atau sekitar Rp 112 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS).

Sekjen Kamar Dagang Indonesia-China (CCCI) Li Chen mengatakan, nilai investasi di KIM diperkirakan terus meningkat tajam pada tahun-tahun mendatang. Pasalnya, Morowali kini jadi incaran para investor dari berbagai negara karena lokasinya yang strategis berdekatan dengan tambang nikel kelas dunia, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).

 Ya, kawasan seluas 2.000 hektar ini kini dijuluki sebagai "surga" bagi perusahaan-perusahaan besar, terutama Tiongkok, untuk menanamkan modalnya.

Tahukah Anda, total nilai investasi di KIM mencapai fantastis USD 7,5 miliar per Mei 2022 lalu! Tak pelak, angka ini terus meroket seiring bertambahnya investor yang "kepincut" dengan Morowali.

Lantas, mengapa Morowali? Apa rahasia di balik magnet investasi asing, khususnya China, yang begitu besar pada KIM?

"Letaknya yang strategis dekat tambang nikel menjadi faktor utama," ungkap Sekjen China Chamber of Commerce in Indonesia Li Chen.

Benar saja. Mayoritas pabrik di KIM memproses bijih nikel dari tambang raksasa di sebelahnya, yakni PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) milik investor asal China dan Australia. Tak heran, pengolahan nikel jadi primadona KIM.

Contohnya, Lygend International dari China bahkan menggelontorkan modal hingga USD 1,3 miliar untuk pabrik pemurnian nikel. Proyek senilai triliunan rupiah ini menjadi investasi tunggal terbesar China di Indonesia!

Kini, terdapat pula perusahaan Malaysia yang ikut patungan dengan Lygend. Hal ini menunjukkan hubungan bilateral Indonesia-China makin erat lewat KIM dan sektor nikel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun