Jakarta merupakan kota metropolitan sekaligus Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga tidak heran apabila Jakarta memiliki penduduk dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk DKI Jakarta per September 2020 tercatat sebanyak 10,56 Juta Jiwa.
Berdasarkan sensus Penduduk tahun 2020, BPS menetapkan wilayah Jakarta Timur menjadi area terpadat dengan presentase sebesar 28,76 persen. Selanjutnya yang menduduki peringkat ke-2 adalah wilayah Jakarta Barat dengan persentase 23,05 persen. Lalu Jakarta Selatan dengan persentase sebesar 21,08 persen, Jakarta Utara dengan persentase sebesar 16,84 persen, Jakarta Pusat sebesar 10,01 persen, dan yang terakhir adalah Kepulauan Seribu dengan jumlah persentase yaitu 0,26 Persen.
“Diantara 10,56 juta jiwa penduduk Jakarta, sebanyak 28,76 persen atau sekitar 3,04 juta jiwa, tinggal di Jakarta Timur,” Tulis Pemprov DKI Jakarta melalui akun resmi Instagram @dkijakarta, dikutip Senin (15/2/2021)
Kondisi dan situasi yang dihadapi saat ini tidak lain terjadi karena adanya pengaruh dari globalisasi serta pandemic virus Covid – 19 yang tak kunjung selesai hingga saat ini. Dimulai dari tahun 2019 hingga sekarang belum mencapai titik penyelesaian. Berbagai masalah terjadi di Indonesia terutama di Kota Jakarta akibat adanya pandemic Covid – 19.
Beberapa negara di dunia kini mengalami kesulitan dalam mencari tempat tinggal dan melakukan migrasi ke berbagai negara yang salah satunya adalah Indonesia. Jutaan imigran dari berbagai negara seperti China dan India tercatat berdatangan ke Indonesia.
Sebanyak 85 warga negara asing (WNA) asal China tiba di Indonesia menggunakan pesawat sewaan di Bandara Soekarno – Hatta pada 4 Mei 2021 lalu. Berdasarkan penuturan dari Direktur Jendral Imigran Kementrian Hukum dan HAM, Jhoni Ginting menegaskan bahwa kedatangan imigran tersebut sudah memenuhi aturan keimigrasian dan aturan perjalanan internasional pada masa pandemic Covid – 19. Sedangkan imigran dari India tercatat sekitar 454 jiwa yang masuk ke Indonesia dengan melewari Bandara Soekarno – Hatta pada 11 – 12 April 2021.
“Penanganan setiap WNA yang datang ke Indonesia telah mengikuti aturan Satgas Covid – 19,” kata Jhoni dalam keterangan tertulisnya yang diterima oleh merdeka.com, jumat (7/5) malam.
Kedatangan para imigran tersebut menambah jumlah penduduk di Indonesia terutama di DKI Jakarta sebagai ibu kota negara. Sebagai pusat infrastruktur dan perekonomian tidak heran apabila Jakarta menjadi pusat bagi para pendatang untuk menggantungkan hidupnya demi mencari sesuap nasi untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri sendiri maupun keluarga di kampung halaman. Tetapi di balik itu semua terdapat sisi negatif yang timbul akibat dari adanya arus urbanisasi serta imigran yang berdatangan ke Jakarta.
Kepadatan penduduk di Jakarta ini salah satunya disebabkan karena adanya arus urbanisasi secara besar – besaran baik dari masyarakat domestic maupun luar negeri yang berbondong – bondong pindah serta menetap di Jakarta dengan waktu yang lama.
Dampak dari adanya pendatang dan imigran dari berbagai negara maupun local adalah jumlah pertambahan penduduk per kepala yang melonjak tinggi sehingga menyebabkan kepadatan penduduk yang berlebihan di kota Jakarta. Kepadatan penduduk yang diakibatkan oleh para imigran serta pendatang dari berbagai daerah di Indonesia dan menetap ini melahirkan berbagai masalah di Kota Jakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk di Jakarta dapat melahirkan berbagai masalah baru di wilayah kota DKI Jakarta seperti kriminalitas yang tinggi, angka kemiskinan serta pengangguran yang semakin meningkat, pemukiman kumuh dan illegal bermunculan, kesenjangan sosial, keterbatasan dalam penyediaan tenaga pekerjaan, kualitas hidup penduduk yang rendah, angka matian penduduk meningkat drastis, dan penyebaran penyakit serta terjangkitnya masyarakat dengan kasus positif paparan virus Covid – 19 yang semakin tinggi setiap harinya.
Selain itu terdapat masalah lainnya yang disebabkan oleh masyarakat di Jakarta seperti keterbatasan lahan terbuka hijau, kelestarian lingkungan yang semakin langka, hingga pada limbah rumah tangga dan industry yang menyebabkan pencemaran lingkungan yang semakin meningkat, perubahan cuaca yang tak menentu, kenaikan suhu serta bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang terjadi hingga menyebabkan perubahan iklim di Jakarta.
Berikut ini merupakan beberapa kasus permasalahan yang terjadi di wilayah Kota Jakarta diakibatkan oleh tingginya angka kepadatan penduduk yang tak kunjung usai hingga saat ini, yaitu:
- Kriminalitas.
Kriminalitas di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sudah tidak dapat di pertanyakan lagi. Tindak kejahatan yang terjadi setiap harinya semakin tinggi. Maraknya aksi kejahatan yang terjadi di kota Jakarta ini menimbulkan banyak permasalahan serius bagi Masyarakat. hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduk yang terdapat terutama di kota Jakarta ini.
Tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang besar dengan biaya yang tinggi membuat sebagian besar masyarakat memilih untuk melakukan tindak kejahatan hingga kriminalitas seperti mencuri, merampas, merampok, serta tidak segan – segan untuk membunuh korbannya. Banyak dari para pelaku tindak kejahatan mengaku apa yang mereka lakukan adalah demi menyambung hidup dan mereka mengaku tidak memiliki pilihan lain terhadap apa yang dilakukan kepada masyarakat akibat tidak adanya lapangan pekerjaan yang tersedia demi mencukupi kebutuhan sehari – hari serta bertahan hidup. Maka dari itu banyak masyarakat yang memilih untuk melakukan tindak kejahatan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim satgas khusus untuk mengatasi pelaku kriminal yang beraksi selama pandemi Covid-19.
"Kapolda Metro Jaya sudah langsung membentuk tim-tim khusus dengan situasi kriminal sekarang ini yang ada beberapa kejahatan-kejahatan," kata Yusri dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui Instagram Polda Metro Jaya, Rabu (22/4/2020).
Salah satu kasus yang terjadi di Jakarta saat ini adalah kasus Perampasan ponsel di wilayah Cakung, Jakarta Timur.
Pada Minggu (19/4/2020) dini hari, aksi begal ponsel terjadi di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Saat itu korban berinisial S sedang berjalan kaki dengan temannya di Jalan Tipar Kampung Baru. Kemudian, datang sekelompok orang menggunakan sepeda motor menghampiri korban dan langsung merampas handphone milik korban.
- Kemiskinan, pemukiman padat penduduk dan pengangguran.
Sebagai ibu kota di Indonesia, kota Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan terpadat yang berada di Indonesia. Jakarta menjadi pusat segala pertumbuhan dan pembangunan serta sebagai jalur perekonomian dunia. Tetapi di samping kemegahan serta kemewahan yang dimiliki oleh kota Jakarta sendiri terdapat berbagai macam permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Salah satu permasalahan yang umum di temui di kota Jakarta ini adalah Kemiskinan.
Kemiskinan yang terjadi di Jakarta disebabkan karena ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Jakarta membuat sebagian besar masyarakat hidup dalam garis kemiskinan. Kemisikinan ini dapat kita temui di sekitar Kawasan Kota Jakarta seperti di Kawasan Gambir, Jakarta pusat yaitu tepatnya di kelurahan Duri Pulo.
Kondisi rumah di wilayah kelurahan Duri Pulo nampak berantakan dan tidak tertata dengan baik. Kelurahan tersebut terletak berdekatan dengan Stasiun duri dan pusat perbelanjaan yaitu ITC Roxy Mas. Terhimpit oleh dua jalur kereta api jurusan Duri – Grogol dan Duri – Tanah Abang. Kondisi penduduk di wilayah tersebut jauh dari kata layak. Sampah yang terkumpul di pinggir jalan, lingkungan yang becek dengan air dan tanah membuat lingkungan tersebut terlihat sangat kotor dan berpotensi dapat menyebabkan penyakit serta gangguan Kesehatan bagi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut terutama anak – anak dan orang tua.
Banyak warga mengumpulkan barang bekas, berjualan di warung kios, sebagai service ban bocor dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya. Tidak hanya itu saja, banyak dari pendatang dari luar daerah yang menjadi pengemis, pedagang asongan, hingga menjadi tunawisma dan pengangguran dengan cara tidur di depan pertokoan milik warga.
- Kerusakan lingkungan, banjir, dan perubahan suhu udara yang tak menentu.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitar seperti contohnya terjadinya bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan pergeseran tanah akibat pengerukan secara besar – besaran di tanah kosong yang seharusnya menjadi daerah resapan air.
perubahan suhu yang tak menentu menjadi dampak dari kerusakan lingkungan yang dimana pembangunan secara besar – besaran membuat lapisan pada ozon menjadi semakin menipis. Sehingga suhu udara menjadi sangat panas terutama di kota Jakarta. Efek rumah kaca dan adanya gedung bertingkat serta polusi udara juga menjadi penyumbang kerusakan lingkungan di kota Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI