Remember Me & I Will Remember You merupakan buku keempat dari Wirda Mansur. Wirda merupakan anak pertama dari Yusuf Mansur, salah satu ulama besar di Indonesia. Mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang pendakwah, ia pun menulis buku-bukunya dengan unsur dakwah yang dikemas dengan bahasa gaul. Â
Sinopsis
"Tidak pernah ada yang namanya tidak ada harapan. Tidak pernah ada yang namanya tak ada kesempatan.
Sebab apa? Sebab ada Allah, yang insya Allah akan meringankan semuanya. Segelintir masalah akan selalu ada, tetapi percayalah, masalah itu pulalah yang akan membesarkan kita, mendongkrak kita, menguatkan kita. Asalkan saja, kita melalui dan menikmati prosesnya bersama Allah.
Lewat buku ini, Wirda Mansur ingin mengingatkan kembali. Untuk jadi orang yang tidak putus harapan. Untuk sama-sama bangkit lagi. Untuk sama-sama memperbaiki diri lagi. Untuk sama-sama mengejar masa depan.
Terutama, untuk tak pernah lupa bahwa Allah bersama kita."
Judul buku ini terinspirasi dari salah satu ayat Alquran yaitu surah Al-Baqarah ayat 152 yang artinya:
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."
Dalam bukunya, Wirda bercerita bahwa ayat ini merupakan salah satu ayat favoritnya. Karena ayat ini bisa jadi penyemangatnya di segala aspek kehidupan. Buku ini mengajarkan kita arti dari selalu ada harapan jika selalu mengingat Allah. Kita harus melibatkan Allah dalam setiap momen hidup kita.
Di dalam buku ini juga, penulis bercerita beberapa pengalaman pribadinya dan kedekatannya dengan keluarga. Ia juga mengajak kita untuk mempunyai impian yang besar dan tetap istiqamah di jalan Allah. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil. Penulis juga selalu mengingatkan tentang kesabaran, tidak mudah menyerah, memperbanyak amalan dan ibadah.
Bab terakhir di buku ini membahas tentang Alquran. Bagaimana motivasi penulis menyelesaikan hafalannya di usia yang muda, rezeki yang selalu datang karena berkah dari Alquran dan juga alasan kenapa kita bukan cuman menghafalnya tapi harus juga mengamalkannya.
"Saat gagal, kita perlu ingat bahwa memang belum Allah izinkan aja
sebab bisa jadi memang belum waktunya.
Ever tried, ever failed, no matter what, try again, fail again, fail better.
Kegagalan nggak selalu buruk, kok. Somehow it's a good start." (hal. 46)
Kelebihan:
- Bahasa yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari.
- Menggunakan font yang beragam sehingga tidak bosan membacanya.
- Banyak gambar-gambar aesthetic membuat isi jadi menarik.
Kekurangan:
- Ada beberapa kata yang kurang cocok untuk dijadikan kalimat dakwah karena menggunakan bahasa gaul.
- Banyak menggunakan bahasa inggris sehingga sebagian orang kesulitan memahaminya.
- Banyak quotes yang berulang.
- Cover yang terdapat foto penulis sehingga ditakutkan menjadi fitnah.
Buku ini cocok bagi kalangan remaja masa kini. Apalagi jika kamu sedang merasa jauh dari Allah atau merasa putus asa dalam menggapai mimpi dan membutuhkan motivasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H