Mohon tunggu...
Najwa Mutiara Aila
Najwa Mutiara Aila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Young Writer

Seorang mahasiswa yang ingin terus menulis, membaca dan belajar untuk lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aktivisme Digital untuk Merekognisi Generasi Z terhadap Transisi Bioenergi Sawit Menuju Indonesia Emas yang Bersih Emisi

23 Oktober 2024   14:53 Diperbarui: 23 Oktober 2024   15:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://situsenergi.com

Pendahuluan 

Saat ini kejayaan energi minyak bumi mulai mengalami masa surut. Indonesia yang menjadi eksportir besar minyak bumi pada era 1970an, pada akhirnya harus keluar dari organisasi OPEC tahun 2008 karena menurunnya cadangan produksi dan tidak lagi mengekspor minyak bumi (Badaruddin, 2015; Wahyudi, 2023). 

Indonesia beralih menjadi pengimpor minyak dengan nilai yang terus meningkat dari 14,26 miliar US$ tahun 2020, menjadi 35,83 miliar US$ tahun 2023 (BPS, 2024). Surutnya kejayaan energi fosil juga didorong kesadaran masyarakat dunia akan dampak pencemaran emisi bahan bakar minyak. Energi fosil memiliki tingkat pencemaran karbon yang tinggi, berdampak pada pemanasan global, efek rumah kaca, dan dampak ekologi lainnya.

 The United Nations Paris climate agreement tahun 2016 menetapkan batas tolernasi pemanasan global dibawah 1,5 C (Rogelj et al., 2021), dan ditargetka  pada 2050-2060 akan tercapai NZE (Net Zero Emission), Ketika penyerapan emisi karbon oleh bumi lebih besar dari pelepasan emisi karbon ke atmosfer (PPSDMA, 2022). Oleh sebab itu, kehadiran energi alternatif semakin banyak diperbincangkan, salah satunya adalah bionergi bersumber kelapa sawit.

Di Indonesia, kelapa sawit merupakan salah satu andalan perekonomian Indonesia. Pemerintah Indonesia giat melakukan upaya mendorong produktivitas sawit rakyat dengan mengeluarkan kebijakan strategis program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting (Kemenko Perekonomian, 2024). Hal tersebut berhasil menempatkan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia saat ini, yaitu mencapai  44 juta metriks ton atau sebesar 57% dari total produksi sawit dunia (USDA , 2024).

Kelapa sawit selain untuk konsumsi olahan nabati, juga merupakan alternatif sumber energi terbarukan untuk lepas dari ketergantungan energi fosil yang semakin menipis dan mahal, serta berdampak besar terhadap kerusakan ekologi. Sayangnya informasi tentang bioenergi kelapa sawit sebagai masa depan energi dunia belum dikenal luas oleh generasi muda. Oleh sebab itu, diperlukan gagasan untuk melakukan rekognisi di kalangan generasi muda tentang kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif.

Aktivisme Digital sebagai Upaya Merekognisi Pengetahuan Generasi Z terhadap Bioenergi Sawit. 

Generasi Z yang memiliki kedekatan pada dunia digital, merupakan potensi masa depan kemajuan Indonesia, termasuk dalam mendorong kemajuan pemanfaatan bioenergi. 

Oleh karena itu, upaya merekognisi bioenergi di kalangan generasi muda harus dilakukan dengan pendekatan berperspektif digital, salah satunya dengan melakukan aktivisme digital. 

Aktivisme digital adalah aktivitas yang memanfaatkan teknologi digital seperti penyebaran ide, kritik, informasi, maupun aspirasi yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial (Ismahani et al., 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun