Mohon tunggu...
Mutiara Aprillia Dzakiroh
Mutiara Aprillia Dzakiroh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Politik, Sosial, Budaya, Kesehatan, Teknologi, Pemikiran, Diskusi Spiritual, Film, Musik, Buku, Destinasi wisata, Resep, Isu lingkungan global.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bagaimana Melindungi Data Anda: Temukan Kunci Utama Keamanan Informasi

20 September 2023   14:08 Diperbarui: 20 September 2023   15:07 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By Pinterets @Gael Bernal

Salah satu elemen yang paling menarik dari artikel ini adalah pendekatan metodologisnya. Artikel ini menggunakan regresi kuantil, sebuah metode statistik yang cukup baru, untuk memahami bagaimana variabel independen memengaruhi variabel dependen pada titik-titik berbeda dalam distribusi. 

Pendekatan ini memungkinkan kita untuk melihat lebih dari gambaran umum yang diberikan oleh analisis regresi linier biasa. Mengapa hal ini penting? Karena perilaku kepatuhan tidak selalu homogen di seluruh organisasi. Karyawan dengan latar belakang, motivasi, dan pemahaman yang berbeda mungkin merespons dengan berbagai cara terhadap sanksi. Regresi kuantil memungkinkan kita untuk menjelajahi efek sanksi pada kelompok karyawan dengan karakteristik yang berbeda.

Artikel ini mencapai beberapa temuan yang signifikan. Salah satu yang paling mencolok adalah bahwa dampak sanksi pada perilaku kepatuhan sangat berbeda pada titik-titik berbeda dalam distribusi. Dengan kata lain, sanksi mungkin lebih berdampak bagi beberapa orang dibandingkan dengan yang lain. Selain itu, artikel ini mengklasifikasikan karyawan menjadi tiga kelompok berdasarkan kecenderungan perilaku kepatuhan mereka terhadap ISP: mereka yang cenderung berperilaku tidak patuh, mereka dengan niat perilaku rata-rata, dan mereka yang cenderung berperilaku lebih ketat sesuai dengan ISP. Ini adalah pendekatan yang bijaksana karena tidak semua karyawan memiliki pemahaman atau motivasi yang sama untuk mematuhi kebijakan.

Pentingnya Konteks dan Budaya

 Artikel ini juga menekankan pentingnya mempertimbangkan konteks budaya dalam memahami perilaku kepatuhan. Faktor budaya dapat memengaruhi bagaimana karyawan merespons sanksi dan kebijakan keamanan informasi. Keamanan informasi seperti pakaian yang dibuat khusus, harus dibuat sesuai dengan konteks dan budaya unik setiap organisasi.

Ketika membahas konteks dan budaya, penting untuk diingat bahwa perilaku yang dianggap dapat diterima dalam suatu budaya mungkin tidak memiliki relevansi dalam pengaturan budaya yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa budaya mungkin menekankan struktur organisasi yang ketat, sementara yang lain mungkin lebih suka pendekatan yang lebih egaliter. Hal ini dapat memengaruhi bagaimana karyawan berinteraksi dengan aturan dan kebijakan organisasi.

Selain itu, nilai-nilai budaya juga memainkan peran penting dalam memahami perilaku kepatuhan. Nilai-nilai seperti kepercayaan, integritas, dan tanggung jawab sosial dapat bervariasi antara budaya. Oleh karena itu, organisasi harus memahami nilai-nilai budaya di tempat mereka beroperasi untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai ini memengaruhi perilaku karyawan terkait dengan keamanan informasi.

Pentingnya mempertimbangkan konteks dan budaya ini juga berkaitan dengan perancangan sanksi. Sanksi yang efektif harus mempertimbangkan norma budaya di tempat kerja. Sanksi yang terlalu keras atau tidak adil dalam konteks budaya tertentu mungkin tidak efektif dalam mendorong kepatuhan.

Organisasi dapat menciptakan kebijakan keamanan yang lebih baik dengan mempertimbangkan konteks dan budaya. Keamanan mencakup tidak hanya aspek teknis, tetapi juga mencakup dimensi sosial dan budaya. Memahami perbedaan budaya adalah penting untuk menjaga keamanan.

Data Seiring Waktu dan Cara Pengumpulannya 

Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini menggunakan data longitudinal yang dikumpulkan di Amerika Serikat. Ini adalah langkah positif karena meningkatkan pemahaman pola kepatuhan dari waktu ke waktu. Ini juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku yang sebenarnya daripada hanya mengandalkan niat untuk mematuhi kebijakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun