Mohon tunggu...
Mutiara Aphrodite NM
Mutiara Aphrodite NM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

'Om Telolet Om' yang Pernah Menjadi Budaya Populer

6 Januari 2023   17:10 Diperbarui: 6 Januari 2023   17:16 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kalian mengetahui fenomena tentang Om Telolet Om??. Nah, fenomena ini pernah terjadi pada akhir tahun 2016. Fenomena ini mendadak viral karena ketika warga berdiri dipinggir jalan untuk menunggu bus yang melintas didepan mereka. Fenomena ini pertama kalinya muncul dari kebiasaan anak-anak di sekitar jalan lintas Jepara-Kudus. 

Dalam video yang beredar di media sosial, anak-anak  itu meminta supir bus untuk membunyikan klakson bus dengan sebutan Om. Bus ini sudah dimodifikasi menjadi sebuah irama. 

Bahkan ada yang membawa selembar kertas yang dimana terdapat tulisan "Om Telolet Om" demi mendengarkan suara klakson bus yang sudah dimodifikasi. Setelah klakson dibunyikan, anak-anak tersebut bertepuk tangan dengan riang.

Fenomena Om Telolet Om ini sudah menyebar diberbagai wilayah di Indonesia dan sudah menjadi hiburan bagi warga. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun juga ikut serta dalam fenomena tersebut. Dari kalangan artis pun juga ikut bergabung dalam fenomena ini. 

Banyak yang membuat konten tentang om telolet om, hastag tentang om telolet juga bermunculan di media sosial. Tak hanya di Indonesia saja, fenomena Om Telolet Om juga melanda di luar negeri. The Chaismker, Marti Garrix dan lainnya juga sempat ikut demam Om Telolet Om.

Inilah salah satu contoh dari budaya populer, dimana Citayem Fashion Week ini hampir diikuti setiap orang dari berbagai daerah. Menurut Yasraf ( dalam jurnal Digital Library ), Budaya populer hanya ingin mendorong orang untuk melakukannya menjadi peniru, pengikut atau imitator. 

Bukan hanya sekedar mengikuti atau meniru, melainkan juga mempopulerkan kegiatan tersebut secara singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun