Mohon tunggu...
siti nur rohmah
siti nur rohmah Mohon Tunggu... -

sekarang menempuh pendidikan S1 di IAIN Surakarta jurusan PAI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Ada Tulang Rusuk yang Tertukar

24 September 2014   03:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dan yang kita tunggu – tunggu, pemenang kita, TPQyang terunik, terkompak, semangat, juga kreatif. TPQ AL – FAIZAH” kataMC keras dan langsung memandang kami yang terbengong – bengong tak percaya.

“MbakMila....mbak...,” teriak adik – adik membuyarkan rasa heranku. Aku bersujud di belakang kerumunan peserta. Teringat saat pertama kali kami mendapat undangan untuk mengikuti Kemah Anak Islam se – Klaten. Saat itu TPQ AL – FAIZAHkembang kempis sepeninggalanku di pondok, karena jarang sekali teman – temanku di rumah yang sempat mengelolanya. Dan saat itu kas TPQ tinggal Rp.20.000,00. Semangat dari adik – adik juga pengajar yang tersisa, bismillah kita melangkah.

Satu bulan kami mempersiapkannya, dari mencari bambu membuat drakbar, gapura kita buat bersama – sama. Semua usaha kita beserta izin Alloh, kemenagan itu diamanahkan kepada TPQ AL – FAIZAH .

“Plok...............plok.................plok...............,” riuh tepuk tangan seluruh hadirin meramaikan siang yang terik di pinggir lapangan Gantipura.

Itulah awal kemenangan TPQAL – FAIZAH, selanjutnya kami meraih banyak piala dalam lomba – lomba kami ikuti. Itu semua menjadikan TPQAL – FAIZAHberkembang. Hingga akhirnya aku bisa tenang meninggalkan sejenak untuk melanjutkan studiku ke Mesir.

***

Tiga tahun di Mesir, waktu yang singkat bagiku tapi tidak menurut bunda juga TPQ AL - FAIZAH yang terindu.

“ Ummi, berangkat ke TPQ dulu ya, assalamu’alaikum,” kataku sambil mencium tangan ummi.

“Istirahatlah nak, baru tadi siang kamu pulang apa tidak capek?”kata ummi tak melepas tanganku.

Aku tertahan,,, ku berbalik menatap ummi.Wajahnya yang mulai mengkeriput dan tangannya yang lemah.

“InsyaAlloh tidak ummi, lelahku tergantikan oleh senyuman adik – adik TPQ,”kataku sambil mencium tangan ummi.

“Senyuman adik – adik TPQ, lalu kapan kamu buat ummi tersenyum?”kata ummi serius.Ku terperangah terkejut,,,

“Nak,sekarang giliran kamu memikirkan dirimu, pikirkan masa depanmu nak,pikirkan pula ummi dan abi. “kata ummi memelukku erat.

Tes.............kilauan berlian deras mengucur di pipi ummi, akupun tak kuasa membendungnya.

“Ummi ini kenapa tho, siapa bilang Mila belum bikin kita tersenyum? bahkan Mila besuk mempersembahkan mahkota untuk kita di syurga ummi, itu masih kurang ummi?”kata abi mendekat.

“Bukan itu yang ummi maksud abi”kata ummi sambil mengusap air matanya.

***

“Nak, ”panggil abi di ruang tamu.

“Iya bi, ”jawabku bergegas.

“Nak, tanggal 21 november besuk kamu ada acara?”tanya abi.

“Hmmm, alhamdulillah kosong abi, kenapa?”jawabku penasaran

“Adikmu Laila mau lamaran, ”kata abi sembari menyeruput secangkir teh buatan ummi.

“Alhamdulillah bi ”jawabku panjang tapi setengah merunduk.

“Hmmm, siapakah pemuda yang beruntung itu bi?”tanyaku penasaran.

“Santrimu dulu, Afif.”jawab abi tenang.

Serasa tersambar petir, darahku serasa berhenti mengalir, jantungku berdegup kencang. Terbesit ingatan masa lalu. Afif, bisa dibilang santriku yang paling baik, seorang yatim yang gigih menghadapi setiap ujian hidupnya, dan suara adzanya yang mengetarkan hati. Yaa, menggetarkan hati. Pertama kali aku menyadari itu saat bulan ramadhan. Saat aku mendengar suara seorang yang mengaji di masjid, ditengah malam ke 17 bulan ramadhan. Saat itu aku baru saja menyelesaikan shalat malamku, dan ces.............Tak tahu perasaan apa itu, tapi rasa yang sama terulang setiap kali aku mendengar suara itu. Aku sangat penasaran siapa si empunya suara merdu itu, yang sanggup membuatku gundah di setiap tidurku. Dan sore di tanggal 21 bulan ramadhan, akupun tahu pemiliknya yang tak lain adalah Afif. Seharusnya aku bahagia,karna terjawab sudah kegundahan hatiku, tapi kenyataanya tidak.

Aku tahu persis, adikku yang sangat aku sayangi dia selalu menceritakan sosok afif padaku dan tanpa aku sadari ternyata akupun merasakannya pula. Malam itu aku bersujud, menagis, mengadu pada sang Empu-Nya cinta.


Yaa Rohman.........Yaa Rokhim........

Engkaulah Pemilik Cinta

Diri ini insan yang lemah akan cinta. Yaa rabb, Apakah ini benar – benar rasa itu,ataukah ini salah satu muslihat syaitan yang menyesatkan

Yaa rabb, Hanya kepada- MU lah kami Berlindung dari segala hal yang merusak, berlindung dari cinta semu


Dan saat ini Alloh telah menjawabnya, segala kegundahanku selama ini.Yaa rabb, inilah takdir – MU.

Tes.......tak kuasa ku bendung kebuncahan rasa ini.

“Nak, kenapa kamu menangis?”tanya abi menyelidiki.

“Hmmm, tidakada abi. Mila terharu, akhirnya adik Mila yang manja itu. ”kataku sambil mengusap air mataku yang semakin deras.

“Kenangan itu tidak akan hilang dari ingatan abi walau mungkin abi sudah mulai pikun nak, ”jawab abi.

“Tak kan lekang oleh waktu kak, ”kata Laila dari belakang.

“Laila, kenapa kamu tidak bilang – bilang kalau mau dikhitbah?”jawabku menyunggingkan senyum yang terpaksa.

“Kak, maafkan Ila.Tidak bermaksud untuk mendahului kakak,”kata Laila terpotong.

“Kata siapa? Tidak ada hukumnya menikah dahulu sebelum kakaknya itu berdosa,”jawabku sambil mencubit pipi adikku yang tembem.

“Tapi kak.........”kata Laila.

“Abi, bagaimana persiapan acaranya? Dik, baju pengantinnya aku yang desain yaa ”kataku bersemangat.

Pada hari yang telah direncanakan, 21 november 2012. Acara walimahan itu berjalan lancar, saat itu aku tak sanggup melihatnya. Aku berlari menuju masjid di samping rumahku. Tumpahlah air mataku, deras mengalir.

Dan ternyata diseberang sana, kesedihan itu dirasakan pula oleh Afif. Hatinya bingung, apa yang terjadi pada dirinya. Seharusnya dia bahagia, tapi kenapa dia bersedih? Dan tanpa ia sadari semenjak awal prosesi, matanya selalu tertuju pada satu sosok muslimah berbaju biru toska yang sedari tadi sibuk mempersiapkan acaranya. Dan saat itu sosokyang menyita perhatianya itu menghilang entah kemana. Pertanyaan yang terbesar dalam dirinya. Sekarang dihadapannya adalah Laila yang jelas sudah sah menjadi istrinya, tapi kenapa ia masih sempat memikirkan orang lain, dan yang makin menyakitkan kenapa harus dengan seorangJamila, yang ia tahu pasti adalah kakak Laila dan guru ngajinya dulu yang mengajarinya banyak hal. Jamilalah yang mengenalkannya dengan Islam, mengubah hidup Afif hingga menjadi seorang peda’wah ulung masa itu. Afif kira ini hanyalah rasa kagum biasa seorang murid terhadap gurunya, ternyata rasa itu lebih dari kagum. Afif pun mulai bimbang, tapi terlanjur sudah.


Yaa Rabbul Izzati

Hanya kepada – Mu lah kami berlindung

Diri ini insan yang lemah

Tak mengerti dengan perasaan yang bercabang ini

Yaa rabb...........

Teguhkanlah hati ini,Cintaku hanyalah untuk – Mu

Dan cintaku pada istriku karna – Mu



Satu tahun berlalu, ikhtiarku untuk menghapusnya dalam ingatanku adalah menjauh sejenak darinya. Satu bulan setelah acara itu aku pamit kepada keluargaku ke Jakarta untuk melanjutkan S2 ku. Namun belum genap satu tahun disana, aku mendapat telefon agar segera pulang kerumah dan menuju rumah sakit.

Jantungku serasa berhenti, siapa yang sakit? bergegas aku kerumah sakit. Dan sesampainya disana, kerumunan orang mengerubungi seseorang yang terbaring di ranjang.

“Laila?”teriakku langsung memeluknya dan, air mata itu mengucur deras.

“Kak, menikahlah dengan Afif dan aku titip putriku.”kata Laila sambil meraih tanganku dengan tangan kanannya dan Afif dengan tangan kirinya.

“Kamu bicara apa dik? apa maksudmu? ”tanyaku dengan tangis yang semakin menjadi.

“Kak, waktuku tak lama lagi terimakasih atas segala bimbingan kakak yang menjadikanku muslimah hingga akhir hayatku dan semoga kakak bahagia di dunia ini begitu pula di akherat nanti, ”kalimat terakhir yang diikuti dengan dua kalimat syahadat.

Firman Alloh dalam surat Al – Baqarah 216,yang artinya:

“Diwajibkan atas kamu berperang padahal itu tidak menyenangkan bagimu.Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,padahal itu tidak baik bagimu.AllohMaha Mengetahui,sedangkan kamu tidak mengetahui.

Sungguh Alloh Yang Maha Mengetahui

Jodoh tidak akan tertukar

Karna TAK ADA TULANG RUSUK YANG TERTUKAR

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun