Mohon tunggu...
siti nur rohmah
siti nur rohmah Mohon Tunggu... -

sekarang menempuh pendidikan S1 di IAIN Surakarta jurusan PAI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jawaban yang Dinanti

22 Desember 2014   00:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dikabarkan bakal mengevaluasi tata cara membuka dan menutup proses belajar. Anies menyebut masalah doa di sekolah menimbulkan masalah.Menurut Anies tentang ada keluhan sejumlah orangtua murid terhadap tata cara dominan agama tertentu dalam proses belajar mengajar. Hal itu membuat siswa penganut agama lain menjadi tidak nyaman.

Menangapi hal tersebut saya sebagai mahasiswa yang pernah merasakan duduk di bangku sekolah, ingin memaparkan sedikit penggalaman saya bersangkutan dengan hal tersebut. alhamdulillah selama disekolah mulai dari SD, SMP, MA. Dalam proses belajar mengajar selalu dimulai dan di akhiri dengan berdo’a yang di pimpin guru atau ketua kelas. Dalam kelas saya terdapat siswa yang beragama non islam. Dan selama itu tak terjadi hal – hal yang disampaikan diatas. Justru teman – teman merasa ada yang hilang ketika sang guru lupa memimpin do’a dan akhirnya seketika ada yang teringat kami langsung menghentikan sejenak proses belajar mengajar untuk berdo’a. kebiasaan tersebut sudah mendarah daging dalam diri kami. Bahkan jika kabar itu benar, itu mungkin terjadi di sebagian kecil di Indonesia.

Dengan dibiasakannya do’a pembuka dan penutup secara tidak langsung telah menanamkan kepribadian kepada siswa tentang makna berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Segala perbuatan yang diawali dengan berdo’a akan bernilai pahala, begitu pula dengan di akhiri dengan do’a maka akan menghasilkan perbuatan yang berkah. Kita manusia berusaha, yang menentukan usaha kita berhasil atau tidak itu bergantung pada Allah Sang Maha Pengatur Jagad Raya.

Jika kabar tersebut benar – benar di implementasiakan, maka bukan menyelesaikan masalah justu akan menambah masalah. Karna usaha kita untuk membentuk generasi yang berintelektual dan berjiwa spiritual akan sia – sia, bahkan akan terhenti. Mau diarahkan kemana generasi penerus bangsa tanpa jiwa spiritual??? Katanya membentuk generasi berkarakter??? Karakter seperti apa yang dimaksud???? Mungkin banyak jawaban,,, tapi jawaban yang paling dinanti adalah jawaban dari Sang Mentri.
tapi alhamdulillah… dalam klarifikasinya pak mentri mengatakan bahwa itu tidak benar.
Anies menegaskan isu tersebut tidak benar. “Tidak benar mau melarang. Ini lagi fokus Kurikulum 2013, kok malah dikatakan menghapus doa di sekolah. Masa saya melarang doa. Ada-ada aja,” ujar Anies dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com, Selasa 10 Desmeber 2014.
issu yang menjadi pelajaran berharga. yaa… pelajaran untuk kita semua. janganlah menyimpulkan sesuatu hal yang belum tentu kebenaranya. semoga kabar tersebut hanyalah angin lalu yang tak terasa dan tak terlihat….

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun