Â
Dalam interaksi sosial orang bereaksi membentuk pola perilaku tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya. Diantara bermacam aspek yang pengaruhi pembuatan perilaku merupakan pengalaman individu, kebudayaan, orang lain yang dikira berarti, media massa, institusi ataupun lembaga pembelajaran serta lembaga agama, dan aspek emosi dalam diri orang.
Â
      Dari statment di atas pembelajaran dikira berarti, pembelajaran dari lembaga pembelajaran serta lembaga agama ialah aspek yang ikut pengaruhi perilaku seorang. Pembelajaran agama Islam memiliki peran yang urgen dalam membentuk kepribadian partisipan didik. Pembelajaran agama Islam mengemban misi berarti mendekatkan partisipan didik dengan tuntutan agama serta mentranformasikan nilai- nilai agama yang inklusif- multikultural kepada mereka. Hingga dari itu telah sepatutnya pembelajaran agama lebih di dialogiskan supaya aktivitas edukasinya sanggup menutrisi berkembang kembang kearifan multikultural serta pengetahuan global partisipan didik.
Â
      Berdialog permasalahan pembelajaran, tri pusat pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran anak. Tri pusat pembelajaran ialah tiga pusat yang mempunyai tanggung jawab atas terselenggaranya pembelajaran terhadap anak, tiga pusat pembelajaran tersebut ialah pembelajaran dalam keluarga, sekolah serta pula warga. Dalam pembuatan kepribadian, tri pusat pembelajaran ialah fasilitas yang pas. Sebab, dalam pembuatan kepribadian butuh terdapatnya kerja sama dari bermacam area pembelajaran, baik pembelajaran dalam area keluarga, sekolah maupun warga. Dengan terdapatnya kerja sama antara ketiga area tersebut hendak bisa menanamkan nilai- nilai kepribadian dengan baik sehingga bisa membentuk kepribadian partisipan didik.
Â
      Pengembangan pendidikan agama Islam baik di area keluarga, sekolah maupun warga berpotensi buat mewujudkan integrasi (persatuan serta kesatuan), ataupun disintegrasi (perpecahan) dalam kehidupan warga. Perihal ini banyak didetetapkan oleh: pemikiran teologi Islam serta doktrin ajarannya, perilaku serta sikap pemeluknya dalam menguasai serta menghayati agama Islam, peranan serta pengaruh pemuka agama ataupun guru agama Islam dalam memusatkan pengikutnya, dan area sosio- kultural yang mengelilinginya. Hingga dari itu masing- masing area pembelajaran wajib memainkan kedudukannya dalam menanamkan nilai- nilai Islam yang inklusif supaya tidak menuju pada disintegrasi (perpecahan) dalam warga.
Â
      Area keluarga mempunyai peranan yang berarti dimana orang tua selaku pendidiknya membagikan pembelajaran bawah untuk pembuatan jiwa keagamaan pada anak. Apakah anak jadi toleran- intoleran, inklusif- eksklusif seluruh itu bergantung pembelajaran orang tua terhadap anak.
Â