Mohon tunggu...
Mutiara AuliaNurrahma
Mutiara AuliaNurrahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Mahasiswa KPI Semester 5 UIN SGD Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

OSPEK Jurusan: Tradisi atau Beban Mahasiswa Baru?

13 Desember 2024   22:59 Diperbarui: 13 Desember 2024   22:59 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OSPEK jurusan adalah tradisi yang kerap dimanfaatkan sebagai momen pengenalan lingkungan kampus dan pembentukan solidaritas mahasiswa baru. Namun, praktik ini sering menuai kontroversi, terutama jika pelaksanaannya melibatkan biaya besar, seperti menginap di vila. Banyak mahasiswa baru dan orang tua mereka mempertanyakan apakah OSPEK yang mahal ini benar-benar mencerminkan nilai edukasi atau sekadar tradisi berbiaya tinggi.

Esensi OSPEK yang Mulai Luntur

Awalnya, OSPEK dirancang untuk mempermudah adaptasi mahasiswa baru terhadap lingkungan akademik dan sosial kampus. Namun, format seperti menginap di vila---sering kali disertai biaya hingga ratusan ribu rupiah---menimbulkan tanda tanya besar. Apakah biaya ini sebanding dengan manfaat yang diperoleh mahasiswa? Di sisi lain, sering kali tidak ada transparansi terkait pengeluaran, yang membuat mahasiswa merasa dieksploitasi atas nama tradisi.

Tekanan Ekonomi bagi Mahasiswa Baru

Tidak semua mahasiswa baru berasal dari latar belakang ekonomi yang sama. Biaya tambahan untuk OSPEK seperti ini menjadi beban bagi mahasiswa dengan kondisi finansial terbatas. Tekanan ini menciptakan diskriminasi terselubung, di mana mahasiswa yang tidak mampu membayar merasa malu atau terpaksa meminjam uang demi mengikuti kegiatan tersebut. Alih-alih menjadi pengalaman menyenangkan, OSPEK justru berubah menjadi sumber kecemasan.

Ketimpangan dalam Aktivitas OSPEK

Selain biaya yang mahal, lokasi seperti vila juga memunculkan kesenjangan pengalaman. Kegiatan di luar kampus sering kali fokus pada acara rekreatif atau kompetisi yang kurang relevan dengan tujuan utama OSPEK. Hal ini memicu kritik bahwa OSPEK kehilangan arah, lebih mementingkan glamor daripada membangun hubungan atau memberi bimbingan akademik.

Solusi untuk OSPEK yang Lebih Inklusif

Panitia OSPEK dan pihak kampus harus mengevaluasi format kegiatan ini. OSPEK yang diselenggarakan di kampus dengan biaya minimal bisa menjadi alternatif yang lebih inklusif. Fokus kegiatan bisa diarahkan pada pengembangan soft skill, pengenalan budaya kampus, dan diskusi interaktif yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Dengan demikian, OSPEK tetap menjadi momen berkesan tanpa membebani finansial.

Refleksi untuk Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun