Mohon tunggu...
Mutiara Nur Adiningtyas
Mutiara Nur Adiningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Listening to music

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Upaya Sterilisasi untuk Pengendalian Populasi Kucing Liar

6 Juni 2022   19:40 Diperbarui: 6 Juni 2022   19:43 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seperti yang kita ketahui kucing merupakan hewan yang lucu dan menggemaskan. Kucing juga merupakan salah satu hewan yang sangat disukai bagi semua kalangan umur dan dijadikan sebagai hewan peliharaan. Karena terlalu sayang dengan kucing yang dipelihara, biasanya orang yang memelihara kucing selalu memberikan yang terbaik bagi hewan kesayangannya.

Nah, bagaimana kalau sebaliknya? Kasus populasi hewan liar terutama pada kucing membludak akibat owner yang tidak bertanggung jawab mengakibatkan kucing-kucing tersebut terlantar. 

Terlebih lagi hewan tidak memiliki kemampuan berpikir seperti manusia, sehingga kejadian populasi yang membludak tidak dapat dikontrol oleh kucing itu sendiri. 

Kasarnya, tujuan hidup hewan merupakan bertahan hidup dan berkembang biak. Maka dari itu, pikiran mereka hanya sebatas bagaimana cara untuk mencapai dan memenuhi apa yang mereka butuhkan.

Dampak populasi yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat merubah status kucing sebagai hewan kesayangan menjadi hama. Hal ini bisa merugikan diri sendiri sebagai pemilik ataupun orang lain. 

Kebanyakan kucing liar akan menempati tempat-tempat yang dekat dengan sumber makanan seperti tempat sampah yang terdapat sisa-sisa makanan yang dibuang, terlebih lagi tempat sampah merupakan sarang penyakit karena terdapat sisa-sisa makanan yang membusuk. 

Hal yang paling dikhawatirkan ialah dampak penyebaran zoonosis yang berakibat buruk karena dapat menular ke manusia dan menimbulkan gangguan kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

Jika dikaitkan dengan SDGs tujuan yang ke-3 yaitu "menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia" maka diperlukan adanya tindakan pencegahan dan penanggulangan yang akan dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular yang diakibatkan oleh hewan liar.

 Prinsip animal welfare pun terganggu karena semua hal tersebut tidak memenuhi konsep Lima Kebebasan atau Five of Freedom yang sudah dicetuskan oleh Inggris sejak 1992. Lima unsur kebebasan tersebut antara lain,

  • Bebas dari rasa lapar dan haus
  • Bebas dari rasa tidak nyaman
  • Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit
  • Bebas mengekspresikan perilaku normal
  • Bebas dari rasa stress dan tertekan

Banyaknya populasi hewan yang liar terkadang menimbulkan kekerasan oleh masyarakat sekitar yang nakal dan menyebabkan tidak terpenuhinya konsep lima kebebasan tersebut.

Tindakan awal yang dapat dilaksanakan untuk mengendalikan dan mengurangi dampak negatif populasi kucing liar yaitu dengan cara pencegahan perkawinan dengan dilakukannya kastrasi atau sterilisasi, Sterilisasi adalah tindakan operasi pengangkatan sebagian saluran reproduksi yang tujuannya untuk membuat hewan tidak dapat lagi berkembang biak. 

Selain itu juga, sterilisasi memiliki beberapa manfaat untuk hewan itu sendiri, apalagi jika hewan tersebut tidak pernah dikawinkan. Kastrasi hewan merupakan salah satu upaya yang dapat membuat pertumbuhan hewan menjadi baik, selain itu kastrasi juga dapat mengurangi resiko gangguan pada prostat.

Gerakan untuk menekan populasi kucing liar dapat dilakukan dengan cara "TNR" atau tangkap -- sterilisasi -- kembalikan. Gerakan TNR dapat menekan ledakan populasi yang dapat berujung menjadi hama di lingkungan.

Tindakan yang dilakukan pertama kali ialah tangkap, proses penangkapan kucing liar sedikit sulit mengingat ada kucing liar yang galak atau juga trauma dengan manusia, jadi harus diperhatikan keselamatan baik untuk manusia maupun hewannya.

Sebelum di steril sebaiknya diperiksakan untuk cek kesehatan dan dipindahkan ke kandang yang lebih layak dan nyaman dengan pakan dan air minum yang tersedia, tidak lupa juga litter box yang digunakan sebagai toilet kucing.

Tindakan yang dilakukan selanjutnya yaitu neuter atau sterilisasi hewan dengan kondisi yang sehat dan dipastikan benar-benar dalam keadaan yang diperbolehkan untuk dilakukannya sterilisasi.

Lalu tindakan selanjutnya yaitu return atau kembalikan. Pengembalian kucing liar juga harus dalam keadaan sehat. 

Biasanya pada jantan normalnya lebih cepat pulih yang memakan waktu paling lama 1-2 hari. Lain halnya dengan betina karena proses sterilisasinya operasi buka perut sehingga perlu berhari-hari penyembuhannya.

Diusahakan saat dikembalikan harus pada lokasi pada saat kucing tersebut ditangkap, mengingat habibat kucing tersebut memang berada di lingkungan luar. Jika dikembalikan pada bukan habibatnya, bisa beresiko kucing tersebut tidak nyaman yang berujung stress dan tertekan.

Program TNR ini bisa dirundingkan dan dilakukan kesepakatan dengan warga sekitar supaya bisa mudah dalam proses pengumpulan hewannya. 

Dilakukannya sosialisasi mengenai zoonosis dan animal welfare pada warga sekitar juga dibutuhkan sehingga masyarakat sekitar akan bisa lebih hati-hati dan sesame makhluk hidup pun akan dapat mengerti satu sama lain.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun