Mohon tunggu...
Mutia Ohorella
Mutia Ohorella Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga biasa,yang selalu berusaha menjadi manusia bermanfaat...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hikmah di Rabu Sore

17 September 2014   02:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarin waktu tercabut satu persatu

menumpuk...membukit

kering, percuma, sebagian hilang terbawa angin.

Sebagian  menutupi got bau berlumpur

Got kotor dikira kericik sungai bersih menuju lautan

Rumput kering seolah pinus hijau segar tegar

hati terbahak melihat mata tertipu.

Mana waktuku? kembalikan!

Matahari terpingkal.

Bulan hanya berkata sedikit

"Penyesalan itu duri!"

Kau mamah duri, lewati tenggorokan, lambung,

Disitu...

Sepanjang dinding bersekat-sekat

Ada seorang bapak, seluruh tubuh berwarna biru tua keunguan

separuh wajah tertutup masker oksigen

yang lain perut membusung turun naik

terbungkus kain sarung lusuh

anak istri menuntun zikir dengan lirih duka

Seorang ibu sunyi sendiri berteman mesin pacu jantung,

disebelahnya menyembul sepasang kaki berdarah  dari balik horden

Halus nian nasehatMu menggamit...


*RS. PMI-Bogor

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun