"Asem!" umpatnya sambil melempar lap. Tanpa sengaja lap itu jatuh tepat di punggung kucing yang asyik di atas tumpukan piring.Â
Kucing yang kaget membuat kegaduhan. Suara prang, preng, prong tak terhindarkan dari dapur Runi.
Tulang ayam yang diambil paksa dari tumpukan piring bagian bawah membuat piring-piring diatasnya goyah dan pecah.
Sibuk mengusir kucing membuat Runi melupakan tangisannya. Sigap perempuan itu memulai membereskan dapurnya setelah menutup jendela. Mencegah kucing kembali masuk dan menggoyahkan lamunannya.Â
"Makasih ya, Cing, Kucing! Lu bikin gue lupa kalau lagi pusing," ucapnya persis seperti ucapan orang sinting yang ia temui kemarin siang di pasar ketika belanja bahan-bahan gorengan.Â
Sigap, tangan-tangan Runi kemudian membereskan kekacauan di dapur sempitnya. Selesai beberes ia kemudian mengambil sebuah gelas bir, hadiah dari membeli produk minuman berenergi. Membuat es kopi capuccino kesukaannya dan meminumnya pelan. Perpaduan rasa manis dan dingin merasuk hingga memadamkan api di kepalanya.Â
Runi mengambil sebutir pecahan es batu dan menempelkan di kelopak matanya yang bengkak karena menangis.
Sembari menikmati sensasi dingin, Runi menyalakan handphone dan memilih menonton Drakor sembari menunggu suaminya pulang dagang.
Mutia AH
Ruji, 30 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H