Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisahku dan Pancasila

11 Juni 2022   07:12 Diperbarui: 11 Juni 2022   07:14 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Kompasiana

Kisahku dan Pancasila

pada suatu hari yang cerah
ketika aku pertama kali memakai seragam putih merah

berdiri dalam deretan paling depan
karena aku bertumbuh kecil dan mungil

singkat cerita ada peristiwa
paling terang dalam ingatan

Bapak guru bertanya pada anak-anak murid kelas dua
"Siapa yang sudah hafal Pancasila?"

entah bagaimana ceritanya
tiga orang anak disuruh maju

ketika berucap suatu kalimat dengan bunyi hampir sama
dengan respon tak jauh berbeda
semua tertawa

"Belum ada yang hafal? Minggu depan harus sudah hafal semuanya?" Bapak Kepala Sekolah memberi petuah

hal itu membuat aku berjanji dalam hati
harus hafal Pancasila
tak ingin malu seperti mereka

kini setelah dewasa aku mengerti
Pancasila bukan hanya dihafal tetapi juga diamalkan

namun, ada yang membuat gundah
ketika melihat fakta dalam media

musyawarah yang seharusnya mufakat
dilaksanakan seluruh anggota
tak ada lagi golongan-golongan
semua bertanggungjawab akan keputusan bersama

lantas mengapa masih terlihat warna-warni berbeda
merasa benar, merasa paling berjasa 

mungkin kini saatnya kita mengkoreksi
sudahkah Pancasila diterapkan seutuhnya?

Ruji, 11 Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun