Salam Kompasianer. Apa kabar semuanya, semoga baik-baik saja meskipun katanya COVID 19 masih merajalela, yang terpenting kita tidak terdampak olehnya.
Makan dan minum adalah kebutuhan bagi kita makhluk hidup. Nasi dan lauk-pauk menjadi makanan pokok kita, orang Indonesia. Memasak dan menyediakan makanan di rumah adalah tugas ibu di rumah pada umumnya.Â
Masak apa besok pagi? Terkadang menjadi pertanyaan yang mengganggu seorang ibu di malam hari. Terlebih lagi perbedaan selera antara suami dan istri. Makanan favorit beda tetapi harus ada dalam satu piring bersama. Karena terbiasa makan sepiring berdua. Itu saya, Â apakah sahabat kompasianer ada yang sama.
Banyak jalan menuju Roma. Tak ada rotan akar pun jadi. Saya sedang tidak ingin membahas secara eksplisit pribahasa di atas, hanya saja memberikan gambaran. Bahwa setiap masalah ada solusinya.
Seperti itu yang saya hadapi setiap hari. Suami yang tidak tahan pedas, tetapi saya yang kurang puas jika makan tanpa rasa pedas. Cukup sediakan sambal untuk saya sendiri dan lauk tak pedas untuk sama.Â
Lain lagi ketika ingin makan dengan bahan yang berbeda. Saya ingin olahan jamur, sementara suami ingin ikan. Pada akhirnya naluri wanita bekerja menemukan jalan menjadi solusi menyatukan dua keinginan.
Salah satu cara saya adalah dengan membuat tumis campur-campur. Hal ini tidak berlaku pada tumis saja, bisa juga saat membuat semur. Misalkan semur baso dan ayam atau opor telor dan tahu.
Untuk kali ini saya ingin berbagi resep membuat tumis 'jamur keranjang petai.' Kenapa resep ini yang saya bagikan? Ah, itu kebetulan saja. Karena itu yang saya masak pagi ini.
Bahan-bahan:
1. 2 Keranjang Ikan tongkol keranjangan
2. 2 keris petai
3. 1 bungkus jamur kancing
4. Air secukupnya
Bumbu-bumbu:
1 buah tomat
5 buah cabe merah keriting (opsionsl, saya pilih karena rasanya tidak terlalu pedas)
3 siung cabe merah
1 siung bawang putih
1 ruas jari, jahe
3 buah kemiri
Garam dan gula merah secukupnya
Penyedap rasa, boleh pakai atau tidak tergantung selera
Cara membuat: