Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

12 Oktober 2021   07:01 Diperbarui: 12 Oktober 2021   07:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan

kudengar kabar hujan dari penyair
rimanya menggelegar serupa guntur kala petir menyambar

kusimak jua cerita hujan tua dalam sajak-sajak pujangga
menyimpan siklus panjang yang setia

katanya

apa mungkin, hujan dalam perjalanan
terhempas badai hingga awan hitam pecah berserakan 

Oh
aku ingin hujan sebenarnya
yang lama tak menyapa
bukan sekadar kabar dalam cerita

kuingin hujan lebat
membasuh pucuk-pucuk daun memucat
rumput-rumput yang menjadi cokelat

aku ingin hujan tercurah
pada tanah rekah
memanjang dan terbelah

aku ingin hujan mengguyur
hingga akar-akar
pohon mengikat


menyimpan dalam, resapan, setiap lesapan

kemudian tumbuh tunas-tunas muda
mekarkan bunga-bunga, menghijaulah semesta

Alhamdulillah
turun berkah dari Tuhan Maha Indah

Ruji, 12 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun