Sudah menjadi kodrat manusia tertarik pada lawan jenis. Setelah memasuki masa pubertas, biasanya ketertarikan ini mulai timbul. Kemudian terjadilah hubungan. Baik hubungan benar-benar terhubung atau hanya tersimpan dalam hati tanpa ada perkataan.
Hubungan antara laki-laki dan perempuan bukan muhrim atau saudara pastilah ada rasa berbeda. Meskipun berlindung di balik kata persahabatan, rasa itu tak sama seperti pada adik atau kakak.
Sebelum menikah, hubungan antara laki-laki dan perempuan disebut pacaran. Terlepas dari hukum Islam yang mengharamkan hubungan semacam ini. Hal ini kerap terjadi bahkan menjadi budaya tersendiri.
Memang indah rasanya jatuh cinta. Pendekatan, saling mengutarakan, kemudian jadian. Pacaran, lamaran kemudian menikah. Itu adalah tahapan hubungan yang diharapkan semua orang.
Namun jalan kehidupan tak selalu sesuai harapan. Sering kali terjadi manis di awal tetapi pahit saat dijalani. Sering pula terjadi hubungan pacaran hanya demi menghindari status jomblo.
Karena malu terlihat tak laku dan kesepian. Pada akhirnya hubungan itu berlangsung tetapi hati tak karuan. Karena semua berjalan atas dasar keterpaksaan.
Akan tetapi saat ingin melepaskan dan memutuskan hubungan, ada rasa kasihan yang menjadi beban. Akhirnya terus bertahan meskipun tak nyaman. Entah sampai kapan menjalani hubungan tanpa tujuan.
Sejatinya segala kerisauan penyebab dan solusinya telah ada jawabannya di hati. Akan tetapi suara hati kerap diabaikan karena berbagai alasan. Ego, logika, lingkungan dan lain sebagainya.
Jika merasa tidak nyaman, putus lebih baik. Dari pada dilanjutkan ke jenjang pernikahan, tetapi kemudian bertemu kendala saat sudah resmi menjadi suami istri, kata perpisahan itu akan lebih menyakitkan. Karena itu sebaiknya anyakan pada hati sendiri. Apakah hubungan ini membawa kebahagiaan atau sebaliknya?
Sebelum melanjutkan ke pelaminan, alangkah baiknya perhatikan hal-hal berikut terlebih dahulu.
1. Keyakinan
Mungkin ada beberapa publik figur yang bahagia dengan pasangannya yang berbeda keyakinan. Namun sebaiknya hal ini dipikirkan ulang. Sebab pernikahan bukan untuk di dunia saja, tetapi untuk kehidupan akhirat juga. Maka dari itu jangan terburu ambil keputusan.
2. Sifat Dasar
Pada dasarnya sifat baik seseorang itu melekat tanpa pilih tempat. Orang baik akan tetap baik pada siapa pun. Pada teman-temannya, keluarganya bahkan pada orang asing yang baru dikenalnya. Jika dia baik kepadamu, itu hal pasti, dan itu tidak bisa dijadikan patokan. Karena kebaikannya saat ini padamu karena ia sedang ada yang dimau pada dirimu.
3. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab bukan hanya untuk laki-laki saja. Perempuan juga harus mempunyai rasa tanggung jawab. Agar kelak ia tanggung jawab atas hak dan kewajibannya menjadi seorang istri, anak, menantu juga menjadi ibu bagi anak-anak. Sementara laki-laki pasti harus memiliki rasa tanggung jawab. Karena segalanya mengenai istri adalah tanggung jawab suami. Dari mulai kebutuhan sandang, pangan, papan sampai perilaku istri adalah tanggung jawab suami.
4. Restu Orang Tua
Sebelum lanjut, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah restu dari orang tua. Jika memang belum mendapat restu sebaiknya berusahalah terlebih dahulu. Sebab ridha orang tua adalah ridha Tuhan.
5. Serius
Bagaimanapun hanya orang yang menjalani yang paling memahami keseriusan pasangannya. Sering kali kita dibuat buta oleh cinta, di sinilah logika kita harus tetap bekerja. Seseorang yang memang serius ingin lanjut ke hubungan pernikahan, ia tidak akan menunda-nunda. Ia mengulur-ulur waktu bisa jadi itu karena hatinya belum klik. Ia tengah mencari yang diinginkan hatinya. Akan tetapi ia juga tak mau dan tak ingin rugi dan akhirnya memilih menjalani dulu saja.
Jika hal-hal itu telah ada pasanganmu maka tinggal evaluasi hubungannya. Mungkin semua kategori itu telah sepenuhnya oke, lantas bagaimana dengan hubungan itu sendiri? Apakah kalian bahagia? Apakah kalian nyaman?
Banyak faktor yang mempengaruhi hubungan. Namun satu kunci bahagia di setiap hubungan adalah Ikhlas. Apa pun akan lebih mudah untuk dijalani jika mempunyai satu kunci ini.
Gambar Pixabay
Ruji,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H