Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sebuah Catatan Terlambat dalam Kelas Menulis Bersama KPB dan KP

23 Desember 2020   04:01 Diperbarui: 23 Desember 2020   05:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kelas pertama dalam pertemuan ketiga, saya mengikuti kegiatan pembelajaran dalam mode diam dan pasif. Namun di kelas kedua pada pertemuan keempat ternyata justru saya serba terlambat. Terlambat absen, terlambat laporan juga terlambat mengerjakan tugas. 

Pada tengah malam, saya baru bisa membaca pesan-pesan di grup KPB dan KP tetapi belum seluruhnya. Namun perlahan sambil menulis akan saya baca lagi pelan-pelan. Meskipun terlambat, alhamdulillah, dengan bantuan Bang Jack akhirnya saya mendapatkan salinan tugas-tugas dan mengerjakannya pada pagi hari. 

Setelah mengerjakan tugas, saya menyempatkan diri untuk berbagi cerita dan menuliskannya di sini. 

Pada pertemuan kali ini pembahasannya adalah Merangsang Gairah Menulis.
Sebuah judul yang terasa 'nganu' menurut saya. Ah, tidak. Sepertinya otak saya saja yang 'nganu' mendengar kata merangsang. Akan tetapi benar, bukankah salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah peka terhadap rangsangan. Jadi menjadi penulis kita memang harus peka terhadap semua hal. Lantas bagaimana jika kita tidak peka? Maka dari itu kepekaan harus dirangsang agar mendapatkan gairah dalam menulis. 

Sebelum masuk kelas, Bang Zaldy Chan, selalu PJ. Beliau membagikan tautan materi pengayaan yaitu Rukun Iman Penulis.

Kesimpulan dari materi pengayaan yang ditulis dalam artikel Rukun Iman Penulis  dalam tangkapan saya adalah sebagai berikut. 

Rukun iman penulis, artinya sebagai penulis kita harus mempunyai keyakinan yang kuat. Sebab dunia tulis menulis ini tidaklah mudah. Ada banyak rintangan dan hambatan yang tentunya memerlukan tekad kuat agar tetap bisa bertahan dan sukses di sana. 

Rukun iman penulis itu menurut guru kita Khrisna Pabichara, ada enam yaitu:

1. Mental
2. Teknik
3. Intelek
4. Rakus membaca
5. Gaul
6. Tabah

Sebagai penulis kita harus mempunyai mental yang kuat. Kuat menghadapi kritikan dan juga pujian. Karena kritikan kerap membuat kita patah semangat terlebih jika kritikan disampaikan dengan pedas dan kasar. 

Mengenai kritikan mengingatkan saya pada awal belajar menulis puisi. Dulu sering saya mengunggah puisi di FB. Siapa sangka banyak menuai pujian. Namun beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seseorang yang yang menurut saya pandai membuat puisi. Akhirat saya putuskan untuk mengikuti kelasnya. Tugas pertama puisi yang saya buat, mendapatkan kritikan pedas. Beliau mengatakan puisiku alay dan lebay. 

Beberapa waktu lamanya akhirnya saya berhenti membuat puisi tetapi saya tidak menyerah. Saya mencoba siapkan amunisi kembali yaitu dengan memperbanyak membaca puisi-puisi karya orang lain. Benar saja kata KP, seandainya kita tidak kuat tentu saya tidak berada di sini sekarang. 

Okey, mari kita lanjutkan. Sebenarnya untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran di kelas KP. Cukup dengan mengerjakan tugas-tugas yang beliau berikan. Sama seperti kelas-kelas sebelumnya. Karena itu saya akan menulis tugas dan mengerjakannya di sini, agar Kompasianer lain yang tidak mengikuti kelas mempunyai gambaran dan ikut terangsang untuk terus menulis. 

Setelah memberikan materi pengantar selain  artikel Rukun Iman Penulis  dan Mantra Perangsang Munculnya Gairah Menulis beliau memberi tugas yaitu menyuruh kami untuk diam sejenak dan merasakan apa yang ada di benak setelah membaca materi pengantar kemudian menuliskannya. 

Mengikuti intuksinya saya pun menuliskan apa yang tergerak di hati saya yaitu:

Salah satu rukun penulis yang penting dimiliki adalah mental saat diterpa ujian dan pujian.
Mental di sini saya artikan sebagai sikap saat menghadapi ujian dan pujian. Lebih lanjut, ujian bagi penulis tentu bermacam-macam bentuknya. Salah satunya kritikan. Sebuah kritikan tidak sepenuhnya salah dan benar, tetapi lebih sering kritikan disematkan pada sesuatu yang mengandung ketidaksetujuan dengan sebuah tulisan entah dari ide atau cara penulisannya. 

Cara penyampaian kritik terkadang menyakitkan bagi penulis, tetapi satu hal yang perlu diingat. Sejatinya kritikan hadir untuk memperbaiki tulisan jika penulis bisa menyikapinya dengan baik dan bijaksana. Ada sebuah pepatah yang saya dapatkan saat mengikuti sebuah MLM. "Anggaplah kritikan itu batu bata yang dilemapar pada kita. Tangkap dan kumpulkan, nanti bisa untuk mbangun rumah."

Pujian tentu berarti adalah apresiasi terhadap tulisan kita. Namun pujian itu akan berakibat buruk jika penulis merasa cukup dan terlena dengan pujian tersebut. Karena pujian sering kali memicu sebuah kesombongan terlebih jika pujian itu turun dengan derasnya bagai hujan. Sehingga kita enggan untuk belajar dan memperbaiki kualitas diri. Padahal kualitas  harus bergerak ke atas menjadi baik dan lebih baik lagi. 

Tugas satu selesai. Saatnya memasuki sesi selanjutnya yaitu pemberian tugas dua. 

Sebelumya beliau memberi pengantar bahwa salah satu tutur beliau dalam materi pengayaan adalan bacalah. 

Perlu digaris bawahi, membaca ini adalah salah satu dari mantra perangsang munculnya gairah menulis. Sebab dengan membaca kita bisa menemukan ide dan juga menambah wawasan. 

Bagaimana dengan kalian? Apakah membaca juga dapat memantik ide di benak kalian? Ceritakan dan tuliskan pengalaman kalian. Selain dari apa yang kalian baca (lihat), ide tulisan kalian selama ini berasal dari mana?

Itulah bunyi tugas kedua yang beliau berikan dan saya pun menjawab sebagai berikut:

Saat saya menggunakan panca indera, ide itu lahir begitu saja. Karena menulis bagi saya adalah cara melatih kepekaan panca indera itu sendiri. Semakin peka maka akan semakin banyak ide yang muncul. Baik setelah membaca tulisan yang lewat di time line FB, tulisan teman, melihat kejadian di sekitar, menonton film atau melihat berita juga mendengarkan curhatan teman-teman. 

Nah, itu jawaban dari tugas dua saya. Saya yakin jawaban kedua ini pasti beragam dari setiap peserta kelas. Namun perlu diketahui, beliau tak pernah menyalahkan jawaban peserta. Beliau hanya memberi apresiasi dan wejangan jika jawaban itu dirasa kurang mumpuni untuk dijadikan bekal menulis. 

Tugas ketiga yang beliau berikan selanjutnya adalah menjawab lima pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah saya bisa menuliskan gagasan ini? Saya bisa karena saya ingin menulis gagasan ini. 

2. Kenapa harus gagasan ini yang saya angkat? Karena gagasan ini yang lahir di hati dan pemikiran saya. 

3. Apakah gagasan ini menarik minat dan  bermanfaat bagi pembaca? 

Lupakan dulu pembaca, yang terpenting tulis apa yang ingin ditulis. Setidaknya ini bermanfaat untuk diri saya sendiri. Mengungkapkan perasaan dan menyalurkan ide yang berkeliaran. Setelah selesai baru tentukan pilihan. Apakah tulisan itu bermanfaat bagi orang  lain,  jika iya maka publikasikan.

4. Dari mana saya memperoleh bahan pengaya tulisan? Dari pengalaman. Entah pengalaman sendiri atau orang lain. Pengalaman orang lain bisa didapat dari cara melihat, merasakan dan juga mendengarkan. 

5. Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan tulisan ini? Tergantung apa yang saya tulis. Sementara saya menyelesaikan tugas 1 sampai tiga ini. Menghabiskan waktu dua hari. Kenapa bisa selama ini, itu karena banyak iklan sehingga terjeda dan terjeda. 

Bagaimana teman-teman cerita saya? Semoga ulasan ini tidak memuaskan sehingga merangsang teman-teman sekalian untuk ikut mengerjakan tugas dan membuat ulasan atau apa pun dalam bentuk tulisan. 

Gambar ikon grup Menulis Bersama KPB dan KP

Ruji, 23 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun