Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Percintaan Terakhir

8 April 2020   17:42 Diperbarui: 8 April 2020   17:44 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Hingga tak sengaja kulihat dalam layar kaca, tentang kabar dunia. Wajahmu terpampang di sana, meski penampilan berubah, gambar di samarkan. Namun hati kecilku mengenalimu. Ketakutan itu menjadi nyata, kepulanganmu bukan ke rumah, tetapi ke pulau sebelah. Nusakambangan menjadi akhir petualangan. Eksekusi mati kau terima  sebagai konsekuensi kecintaanmu pada teori jihad yang tak pernah kupahami hingga kini.

Dari seberang pulau, aku menyaksikan kokohnya Nusakambangan tempatmu disemayamkan. Sekelebat bayangan melambai di bongkahan karang, wajahmu terlihat penuh penyesalan. "Itukah dirimu?" Tak pernah kudapatkan jawaban. Aku hanya tahu cinta kita setulus senja, pelajaran berharga sebuah keikhlasan. Melepaskan cahaya, kemudian memeluk gelap hingga esok kembali surya menyapa.

Gambar Pixabay

Bekasi, 8 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun